Erlangga masuk rumah dengan tatapan elang, ia melempar asal kunci mobil sampai terpental jauh, entah kemana. Tujuannya sekarang ia ingin menemui istrinya meminta penjelasan foto yang dimaksud Wisnu. Foto yang membuat dirinya dirundung cemburu buta.
"ERLINA ADIBA" teriak erlangga dari lantai bawah, ia lempar jas yang ia kenakan.
Erlina yang sedang di kamar mandi mendengar teriakkan suaminya yang memanggilnya dengan suara keras dan marah seketika ia langsung kaget. Tidak mau membuang waktu lagi ia langsung turun dari lantai atas. Ternyata keluarga sudah kumpul, termasuk papah padil yang baru pulang kerja.
Pandangan yang ia lihat wajah suaminya yang merah menahan emosi, erlina maju dengan tatapan heran, tidak ada ketakutan disana.
"Ken--"Erlangga menarik erlina memojokkan erlina di tembok "KAU PERNAH BERBUAT APA SAJA SAMA MANTAN PACAR KAMU ITU, WISNU, JELASKAN" bentak erlangga.
Erlina menatap heran suaminya, bagaimana tidak heran tiba-tiba erlangga meminta penjelasan yang tidak masuk akal menurunnya. "Maksud kamu apa?, Aku enggak paham" tanya erlina.
Erlangga menatap tajam ie merogoh saku celananya menunjukkan gambar yang membuat hati erlina mencelos. "SUDAH PAHAM? HM, ATAU MASIH KURANG" bentak erlangga.
Erlina diam ingatannya kembali pada beberapa tahun lalu, dimana ia dan wisnu masih bersama. Menikmati setiap waktu, dan menikmati hari-hari mereka dengan indah. Tanpa sadar sudut bibirnya terangkat membentuk senyum.
Erlangga yang melihat istrinya senyum-senyum sendiri ia semakin marah "JANGAN MEMBAYANGKAN KEJADIAN ITU, ERLINA ADIBA" bentak erlangga mencengkeram erat pergelangan tangan erlina, sampai membuat erlina memekik keras.
"Arghhh, sakit"
"Erlan, apa yang kamu lakukan" bentak padil tidak tega dengan menantunya.
Erlangga menatap tajam keluarganya "jangan ikut campur, ini urusan rumah tangga kita berdua" marah erlangga.
"Tap---"
"DIAM" bentak erlangga kehabisan emosi, padil mengangguk ia mundur beberapa langkah, erlangga menatap wajah erlina yang berderai air mata.
Tidak tega dengan istrinya ia menghapus air mata erlina. "Jelaskan, sama saya, erlina" lirih erlangga mengatur emosinya.Mau bagaimanapun foto itu masa lalu istrinya, harusnya ia tidak berlebihan seperti ini, menyakiti hati istrinya. ditambah sedang hamil anaknya.
Erlina mengusap air matanya walaupun kembali menetes "hiks, itu f-foto.lama, hiks, itu waktu aku s-sama dia masih pacaran, hiks itu udah bertahun-tahun" isak erlina ketakutan. Tiba-tiba kepalanya pusing perutnya sakit. Pandangannya buram dan...!
Bruk.
Erlina terjatuh tepat di dada bidang besar suaminya, erlangga yang kaget ia langsung menahan tubuh istrinya yang hampir terjatuh kelantai.
"ERLINA" kaget mereka menutup mulutnya kaget.
Erlangga langsung membopong tubuh istrinya yang lemas, ia tidurkan di sofa panjang menatap keluarga "PANGGILKAN DOKTER CEPAT" teriak elrangga menyandarkan mereka dari kaget.
Padil langsung menelpon dokter keluarga "lagi otw" ucap padil khawatir.
Erlangga menepuk-nepuk pelan pipi erlina "sayang bangun, jangan buat aku khawatir, maafin aku" sesal erlangga.
Tidak lama dokter wanita datang dan lang memeriksa erlina yang sudah lemas. "Mbak erlina jangan sampai banyak pikiran, jangan terlalu capek, kondisi janinnya lemah, saya sudah suntikkan obat penguat kandungan" ucap dokter tersenyum tipis.
"Istri saya tidak kenapa-kenapa kan?" Tanya Erlangga khawatir.
Dokter menggeleng "enggak, asalkan jangan buat dia banyak pikiran, sedih, tertekan, dan harus banyak makan buah-buahan dan sayur-sayuran, jangan lupa susu dan vitamin, saya sudah resepkan obat, diminum teratur. Kalau gitu saya permisi dulu" jelas dokter panjang lebar. Dan langsung beranjak dari sana.
Setelah kepergian dokter erlina membuka matanya perlahan pandangan yang pertama kali ia lihat wajah suaminya yang menatapnya dengan raut wajah cemas.
"Sayang, akhirnya kamu bangun juga, aku khawatir banget sama kamu, aku pinta maaf sama kamu, udah bentak kamu, udah marahin kamu tanpa sebab"
Erlangga menatap wajah erlangga "dari dulu kamu masih seperti ini, kapan kamu berubah, kapan kamu bisa percaya sama aku, kamu marah-marah tanpa sebab, dan mengungkit masa lalu aku sama dia" lirih erlina.
Erlangga mengangguk pelan "aku janji setelah ini aku akan percaya sama kamu, aku tidak akan emosi lagi, aku--"
"Kamu selamanya tidak akan berubah, sebelum ketakutan kamu berubah menjadi nyata" potong erlina.
Erlangga mengerutkan keningnya "maksud kamu apa?" Tanya erlangga tidak paham.
Erlina bangun ia duduk lemas di sofa panjang "enggak. kamu pati paham maksud aku, mas" sahut erlina tersenyum tipis.
"Nak, kamu enggak papa?" Tanya suti khawatir.
Erlina mengangguk kecil "enggak, cuman sedikit pusing" jawab elina
"Syukur, makanya jangan bentak-bentak menantu saya erlan, kau ini jadi suami suka marah, cemburuan lagi, heran deh, papah kamu dulu enggak gitu kenapa kamu jadi kaya gini" kesal suti.
"Karena papah enggak saya mamah" jawab erlangga santai.
"Heh sembarangan kalau ngomong" semprot padil.
***
Erlina menatap wajah erlangga yang tidur siang terus memeluknya erat, seakan tak ingin dilepaskan. erlina mengekus rambut erlangga lembut, dua perasaan dalam dua pria mulai menghantuinya. Posisi yang seperti ini yang tidak ingin ia rasakan dalam rumah tangganya. Yang baru menginjak satu tahun pernikahan.
"Aku tau aku tampan" ucap erlangga membuka matanya tersenyum manis kearah istrinya yang kaget. "Masih mau pandang wajah saya?, Atau mau lebih juga boleh" ucap erlangga.
Erlina menatap datar suaminya "kebanyakan cemburu jadi kaya gitu" dengus erlina.
Erlangga tidak tersinggung ia malah mengikis jarak diantara mereka "karena saya cinta kamu sayang" ucap erlangga mengelus pipi erlina lembut.
Erlina bisa merasakan deru napas erlangga mengenai wajahnya "kita mau tinggal disini selamanya?" Tanya erlina pelan.
Erlangga menggeleng "nanti kita pindah ke apartemen aku, kita tinggal disana sampai mantan kamu pergi dari komplek kita"
Erlina menatap suaminya lekat "kamu jangan terlalu takut, mas, aku bakal selalu ada disisi kamu--"
"Enggak. Pokonya kamu sama dia harus terpisah jauh. Titik!" Tegas erlangga.
Erlina menyembunyikan wajahnya di ceruk leher erlangga "kenapa kamu terlalu takut kehilangan aku?, Sedangkan kamu saja berhasil membuat aku milik kamu seutuhnya, bahkan kamu berhasil membuat aku hamil anak kamu, anak kita berdua, apa yang kamu takutkan lagi, hmm?" Lirih erlina.
Erlangga semakin mempererat pelukannya "aku lebih takut kehilangan kamu sayang, daripada kehilangan nyawa aku sendiri, aku berdoa sama tuhan jika kamu nyawanya dicabut lebih dulu dari aku, maka aku memohon supaya tuhan cabut nyawa aku 10 menit setelah kekerprgian kamu. Kalaupun nyawa aku lebih dulu dicabut aku ikhlas dan aku tenang, karena. Kamu bisa hidup tanpa aku, daripada aku tanpa kamu" Lirih erlangg sambil mengelus punggung erlina.
Erlina mendongak menatap erlangga "ko gitu?, Jangan gitu dong, aku enggak suka bahas soal itu" ucap erlina tidak suka, mendorong tubuh erlangga sampai terlepas pelukan.
Erlangga terkekeh kecil "itukan ibarat sayang, ko ngambek" kekeh erlangga gemas melihat wajah marah erlina.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
my protective CEO [TAMAT]
Teen Fiction"saya menjadikan kamu istri saya untuk menemani saya disetiap detik napas saya, bukan untuk jadi pelayan saya" -Erlangga Alfian- Terkadang sikap yang dimiliki ceo muda bernama Erlangga Alfian, membuat Erlina Adiba kesal, ruang gerak dan pertemananny...