10. pindah

1K 36 1
                                    

Saat ini mereka berada di rumah orangtuanya erlangga, Ya. Erlangga benar-benar nekat untuk tinggal di rumah papah dan mamah nya, hanya karena mantan pacar istrinya tinggal di komplek perumahan depannya.

Sedari tadi mereka hanya diam mereka sama-sama egois, erlina duduk di samping Citra, mengabaikan tatapan erlangga yang menatapnya dengan tatapan elang. Orang tua erlangga tentu heran kenapa anaknya ini ingin tinggal di sini. Biasanya erlangga paling malas untuk menginap di rumah mereka, apa lagi tinggal disini.

"Jelaskan sama papah apa yang terjadi sama kalian?" Tanya danu menatap menantu dan anaknya.

Erlina bangun ia menatap semua orang "lina ke kamar dulu, papah bisa tanya sama anak papah, yang egois, dan ingin menang sendiri" ucap erlina berlalu dari sana.

Danu menatap anaknya "erlan ap--"

"Erlan masuk kamar dulu" potong erlangga menyusul istrinya.

Mereka geleng-geleng kepala, padahal yang membuat maslah besar itu ke gengsian mereka berdua, yang tidak ada yang mau mengalah.

"Harusnya saya yang marah sama kamu, kenapa kamu yang marah sama saya, kamu yang ngobrol berdua sama mantan pacar kamu itu" kesal erlangga merasa dicueki erlina.

Erlina tidak menjawab ia merebahkan tubuhnya di kasur menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal. Ia meneteskan air matanya, lagi dan lagi, ia sangat capek dengan erlangga yang terlalu overprotektif dan posesif. Jelas-jelas dia yang salah, karena menuduh ia selingkuh, dan Erlina hanya meminta penjelasan pada Wisnu alasan dia pindah rumah di komplek dekatnya, bahkan di depan rumahnya. Kalaupun wisnu tinggal di sana ia akan menyuruh Wisnu pindah komplek, untuk menjaga keharmonisan keluarganya. Walaupun terasa berat!.

"JAWAB SAYA ERLINA ADIBA" bentak erlangga kesal.

tubuh Erlina bergetar menahan isak dan takut menjadi satu. Membekap mulutnya dengan tangan untuk menahan isak yang ingin keluar, menahan rasa sakit dihatinya, Manahan kata-kata yang semakin membuat Erlangga marah.

"KURANG APA SAYA SAYA SAMA KAMU?, SAYA SELALU BERSIKAP BAIK, DAN PERHATIAN, MENGURUS KAMU SEPERTI RATU, KARENA SAYA MENCINTAI KAMU. ERLINA ADIBA"

erlina meremas perutnya yang terasa sakit, ia menarik napas pelan, untuk mengatur emosi. Menyibak selimut "hiks, stop! Aku enggak mau berantem sama kamu lagi mas, udah stop! Aku capek, aku udah turutin semuanya, kamu mau pindah dari sini, aku ngikut, kamu enggak ngizinin aku main sama teman-teman aku, sampai-sampai aku dibilang sombong, aku ngikutin kemauan kamu, kurang apa lagi, mas?" Teriak erlina kesal.

Erlangga mencengkeram pipi erlina "KURANG, KARENA KAMU MASIH MENCINTAI MANTAN PACAR KAMU ITU, KARENA KAMU MASIH TATAP DIA DENGAN TATAPAN RINDU, KARENA KAMU MASIH BERSENTUHAN DENGAN DIA, KARENA KAMU MASIH BISA LIHAT DIA"

"Bunuh aku saja supaya aku tidak bisa lihat pria lain, sekalipun mereka lewat" teriak erlina menepis tangan erlangga.

Mata Erlangga semakin menatap erlina tajam seakan ingin memakainya "ITU TIDAK AKAN MUNGKIN, ERLINA ADIBA" mendorong Erlina sampai terjatuh ke kasur "SAYA MENGINGINKAN KAMU HANYA BISA MENATAP SAYA, DAN SAYA MAU KAMU HANYA MENCINTAI SAYA, DAN KELUARGA KITA, HANYA ITU YANG SAYA INGINKAN" teriak erlangga kesal.

Erlina mengangguk "mau kamu apa? Saya akan turuti, supaya kamu bisa puas" teriak erlina kesal.

Erlangga tersenyum miring "saya mau kamu tidak usah keluar rumah, sekalipun keluar kamar ini, saya mau kamu terus di sini, kalaupun kamu keluar kamu harus dengan saya" ucap erlangga santai.

Erlina melotot ia menggeleng tegas "saya manusia bukan hewan yang kamu kurung" tidak terima erlina.

"TURUTI KEMAUAN SAYA ERLINA ADIBA, SAYA TIDAK SUKA DI BANTAH" bentakan.

"Enggak, saya enggak mau" tolak erlina.

Merasa ditolak erlangga langsung mencium bibir erlina kasar menggigitnya sampai mengeluarkan darah, erlina menjerit keras. "Turuti apa bibir kamu rusak" ucapnya disela-sela ciumannya.

"E-enggak" kekeuh erlina.

Erlangga yang kesal ia menggigit bibir erlina sampai erlina mengeluarkan darah segar "masih enggak mau turunin?" Tanya erlangga.

"Iya aku turutin" pasrah erlina air matanya mengalir deras, menahan tubuh erlangga "stop! Saya akan turutin kemauan kamu" isak erlina.

Erlangga tersenyum tipis mengusap bibir erlina "bagus, harusnya dari tadi supaya saya tidak kasar" ucapnya sedikit merasa bersalah. Merebahkan tubuhnya di samping Erlina, menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua "tidur, sudah malam" bisik erlangga mencium singkat pipi erlina.

***

Erlina mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya matahari, menoleh kesamping ia melihat suaminya yang masih tidur pulas, seperti biasa erlangga tidur tanpa mengenakan baju. Walaupun AC kamar mereka suhunya tinggi, tapi tetap erlangga Alfian tidak bisa tidur jika mengenakan baju.

Erlina hendak bangun dari kasur tapi susah, tangan erlangga melingkar erat di pinggangnya "lepas, aku mau mandi" ucap erlina.

"Morning kiss dulu, baru boleh mandi" ucap erlangga khas suara bangun tidur.

"Aku belum gosok gigi" ucap erlina.

Erlangga membuka matanya menatap erlina yang semakin tambah cantik dimatanya "yaudah jangan turun dari sini, sekalian enggak usah mandi" ucap erlangga.

Erlina menurut ia malah kembali memejamkan matanya, mengabaikan erlangga yang ingin dicium "aku mau lanjut tidur aja, malas pagi-pagi udah mesum" ucapnya.

Erlangga mendengus sebal "yaudah, kita tidur lagi aja" putus erlangga.

Erlina mengangguk "yaudah. Jangan salahkan aku kalau--"

Drett..drett..

Ucapan erlina terpotong saat ponselnya bergetar. Baru ingin mengambil ponselnya yang berada di meja kecil. Yang langsung erlangga rebut.

"Ponsel kamu disitu" ucapnya yang langsung mematikan ponsel Erlina, tanpa tau siapa si penelpon tadi.

Erlina menggeleng "jangan dong--"

"Pakai ponsel aku aja" ucapnya yang langsung menyodorkan ponselnya kehadapan erlina "kamu bisa mainkan sesukamu" lanjutnya.

"Aku enggak suka kamu yang posesif seperti ini, bisa tidak hubungan kita seperti hubungan orang lain, yang saling percaya satu sama lain, yang saling support satu sama lain, yang saling mengerti satu sama lain--"

"SAYA TIDAK PERCAYA KARENA KAMU MASIH MENCINTAI MANATAN KAMU, WISNU, ERLINA ADIBA"

Erlina kembali memejamkan matanya bicara dengan erlangga membuat dirinya kehilangan tenaga "sudahlah, aku mau tidur" putus erlina.

"Saya mandi dulu" ucap erlangga menenangkan pikiran.

Erlina menatap punggung suaminya yang tertelan pintu kamar mandi. "Gue capek lama-lama seperti ini, gue berasa jadi tahanan" lirih erlina.

****

my protective CEO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang