30. obrolan manis

627 23 1
                                    

Erlangga mengerjapkan matanya menyesuaikan matahari yang menerobos masuk kedalam kamarnya. ia menoleh kesamping menatap erlina, istrinya yang masih tidur pulas.

Erlangga mengambil ponsel erlina yang tergelak di meja kecil samping erlina, walaupun erlina tidak memakai ponsel saat tidak bersamanya, ia tetap mengecek. Ah lebih tepatnya erlina tidak main handphone saat bersamanya, ataupun tidak bersamanya.

Ia membuka sosmed erlina waktu zaman sekolah, ia akui kalau istrinya sangat terkenal di kampus, bahkan followers instagramnya saja beribu-ribu. ia memblok semua pria yang mem-follow istrinya. Tidak sengaja memencet salah satu akun Instagram pria yang berusaha menghancurkan rumah tangganya.

Ia menyibak selimut yang menutupi tubuhnya, ia berjalan ke balkon kamarnya duduk di kursi yang berada di sana. Ia manggut-manggut melihat semua foto-foto, wisnu.

Ya. dia Wisnu, pria yang berusaha merebut erlina dari dirinya, pria yang sangat ia benci di dunia ini, selain caper, dan sok ganteng, dia juga sok hebat. Menurutnya.

Semakin kebawah semakin menjadi-jadi, semua foto-foto bersama erlina, istrinya, walaupun ia tau kalau foto-foto itu sewaktu belum menikah dengan dirinya, terlihat dari tanggal dan bulan di postingan itu, tapi tetap saja ia tidak rela foto istrinya terpampang jelas di akun Instagram mantan pacar.

Masih batas wajar ia masih bisa menahan emosi yang masih setengah, semakin kebawah semakin menjadi-jadi. Mencengkeram erat ponsel erlina sampai-sampai sekitar handphone Erlina retak. Bagaimana ia tidak marah ia melihat istrinya sedang berciuman dengan wisnu, disama juga ia melihat wajah erlina yang tersenyum manis. Bukan hanya itu saja erlina di gendong di punggung wisnu, dan berlari-lari kecil menelusuri pantai. Video dan foto yang membuat ia muak.

Ia membayangkan kemarin sewaktu ia memergoki istrinya yang keluar dari mobil mantan pacar istrinya, ia membayangkan juga kalau erlina melakukan hal yang seperti dulu, menggeleng keras ia bangun menatap lurus depan.

"Enggak. Erlina Adiba hanya milik gue, dia tidak akan ninggalin gue selamanya, dia akan bersama gue" gumam erlangga.

Ia masuk kamar menatap istrinya yang masih tertidur pulas, ia menyibak selimut yang menutup tubuh istrinya, menarik baju piyama erlina ke atas memperlihatkan perut rata erlina. Ia mengelusnya lembut.

"Kalau lina hamil dia tidak akan ninggalin kamu, lan, lo harusnya terima dia hamil, melahirkan memang taruhan nyawa tapi masih banyak cara melahirkan yang tidak membuat erlina kesakitan, tapi masih ada sih rasa sakitnya, namanya juga melahirkan" ucap bima.

Ucapan abangnya minggu lalu terlintas di kepalanya, apakah ia harus menerima istrinya hamil?, Atau ia harus melanjutkan rencananya yang sempat tertunda. ia kembali menutup perut erlina ia menatap wajah damai erlina.

Cup
Cup
Cup
Cup

Erlangga mencium bibir dan kedua pipi erlina membuat sang empu terganggu tidurnya, erlangga tersenyum manis menatap erlina yang mulai terusik karenanya.

Erlina menatap erlangga kesal ia menepis tangan erlangga yang mulai nakal. "Enggak masuk kantor?" Tanya erlina khas suara bangun tidur.

Erlangga menggelar, ia mengendus-endus leher erlina, mengirup aroma tubuh erlina, walaupun erlina baru bangun tidur, dan belum mandi, tapi tubuh erlina sangat menangkan menurutnya. "Aku kerja di rumah aja, sambil jagain kamu" jawab erlangga.

Erlina memutar bola matanya malas. "Mending kamu masuk kantor, kelamaan enggak masuk kantor bisa-bisa bangkrut" khawatir erlina.

Erlangga terkekeh kecil ia mencubit hidung erlina pelan. "Kamu takut aku bangkrut?, Astaga sayang, kalaupun kita bangkrut masih ada perusahaan papah yang siap menafkahi kita berdua, termasuk kamu, lagian enggak mungkin perusahaan aku bangkrut, CEO nya aja erlangga" sombong erlangga.

Erlina menepis tangan erlangga yang hendak membuka kancing baju piyama. "Sombong banget, giliran bangkrut nangis" sinis erlina.

Mata erlangga melotot ia mengacak-acak rambut istrinya gemes. "Enggaklah, kalau kehilangan kamu baru aku nangis" ucap erlangga memeluk tubuh erlina.

Erlina diam ia tidak bisa menjawab atau bertanya, ia menatap erlangga yang mengelus pipinya. "Mandi sana, nanti giliran aku" suruh erlina mengalihkan pembicaraan.

Erlangga mendongak ia tersenyum miring. "Kenapa enggak mandi bareng aja, biar enggak buang-buang waktu" tawar erlangga menaikturunkan alisnya

Erlina menggeleng cepat. "Enggak, malahan sebaliknya, kalau kita mandi bareng bisa-bisa selesainya sore" tolak erlina.

Erlangga terkekeh pelan. "Yaudah, deh, Kamu dulu mandi, aku mau pesan sarapan dulu" suruh erlangga yang langsung erlina patuhi.

***

Erlangga menatap istrinya yang iseng menguncir rambut nya, ia membiarkan erlina berbuat semaunya selagi itu bersamanya, selagi masih batas wajar. "Kenapa kamu pakai baju kaya gini sih, aku ke goda tau" dengus erlangga.

Siang ini erlina memakai pakaian yang sangat tidak baik untuk dilihat orang lain, kecuali erlangga suaminya, menggunakan baju yang sangat transparan, bahkan dalaman bajunya daja terlihat.

"Bentar lagi badan dan perut aku besar, nanti baju ini enggak muat lagi sayang kalau enggak ke pakai, lagian aku pakai juga lagi sama kamu ini, bukan sama co----"

"Jangan di lanjutin" potong erlangga, ia tidak mau istrinya menyebut pria lain.

Erlina mengangguk pelan, ia kembali melanjutkan aktivitasnya menguncir rambut erlangga beberapa kunciran."haha lucu banget, sih, kaya badut" kekeh erlina.

Erlangga menggeleng pelan, memuji sekaligus menghina. Ia melirik buah dada erlina yang sedikit terlihat. "Ini kurang sempurna kalau enggak ada hiasan yang aku buat" ucap erlangga tersenyum miring.

Erlina langsung menutup menggunakan telapak tangannya, melihat tatapan erlangga membuat dirinya takut. "Bisa diam enggak, sih, jangan me....."

Erlangga langsung mencium bibir erlina mengelus punggung erlina lembut, tidak lama ia melepaskan ciumannya menatap erlina yang sedang mengatur nafas. "Jangan pakai baju kaya gini pas lagi enggak sama aku, mau itu sama mamah dan papah sekalipun enggak boleh, paham?" Tanya erlangga tegas.

Erlina mengangguk. "Hm, kalaupun aku nolak kamu pasti akan paksa" cicit erlina, yang masih terdengar erlangga.

***

my protective CEO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang