15. kecelakaan

1.2K 27 0
                                    

Sudah dua hari Erlangga tidak pulang kerumah, bahkan nomor telepon saja tidak ia aktifkan, di kantor tidak masuk, erlina jadi semakin bingung. Dan semakin merasa bersalah dengan suaminya.

Suara deru mobil terdengar jelas erlina bergegas membukakan pintu utama, ia tersenyum tipis. Senyumnya langsung pudar saat melihat erlangga dengan perempuan lain, bahkan tangannya memeluk pinggang wanita itu.

"Mas, kamu sama siapa?" Tanya erlina mengikuti erlangga dan perempuan itu yang bergelayut manja. erlangga tidak menyahut ia masuk kamar bersama perempuan tadi "mas, jawab aku" kesal erlina.

Erlangga menatap datar istrinya "dia pacar saya, kau tidak udah ikut campur urusan saya, kita sudah masing-masing" ucap erlangga mengelus wanita pipi wanita yang ada disampingnya "dia sangat cantik, dan tentunya setia, tidak seperti kau" bentak erlangga.

Bagikan disambar petir disiang bolong, dada erlina sesak, napasnya memburu, air matanya mengalir deras membasahi kedua pipinya "k-kamu s-selingkuh, mas?" Tanya erlina tidak menyangka.

Erlangga menatap sinis erlina "bukanya selingkuh itu secara diam-diam, seperti kamu dengan mantan kamu, kalau saya tidak, daya membawa pacar saya dihadapan kamu" sinisnya.

Erlina menyekat kasar air matanya "kau pembohong, kau bilang kau mencintaiku, tapi kenapa kau berbohong?" teriak erlina.

"Kau saja bisa berbohong kenapa saya tidak" jawab erlangga tanpa ekspresi.

Erlina mengangguk paham "aku mengerti, baiklah kalau itu yang kamu mau" erlina berjalan ke lemari, ia mengambil kopernya "aku akan meninggalkan kamu, supaya kamu bebas dengan perempuan lain" jawabnya sambil memasukkan baju-bajunya.

Erlangga yang melihat erlina memasukkan baju-baju ia panik, sebisa mungkin ia tidak terlihat peduli "silahkan, sekalian pergi jauh dari saya, dan jangan pernah temui saha lagi" ucapnya dingin. "Paling kerumah mamah" batin erlangga.

Erlina mengangguk kecil "aku tidak akan kembali sama kamu lagi mas, aku akan pergi jauh dari sini, sejauh-jauhnya, bahkan kamu tidak akan bisa menemui aku lagi" isak Erlina tidak kuat.

Erlangga terkekeh sinis "silahkan, saya tidak peduli, kau pergi sejauh-jauhnya mungkin" ucapnya.

"Jaga diri baik-baik, lupakan aku dan kenangan kita" lirih erlina. Sebelum pergi ia membuka laci kecil mengambil sesuatu di sana "jika kau merindukanku, kau genggam lonceng kecil ini" ucap erlina menahan sesak di dadanya.

Erlangga melirik lonceng kecil itu ia membuang ketempat sampah "saya tidak akan merindukan kamu, silahkan pergi buang-buang waktu saya aja" usir Erlangga dengan berat hati.

Erlina mengangguk ia langsung keluar rumah menyeret koper sambil terisak, tidak menyangka akan seperti ini, seharusnya erlangga mendengarkan penjelasan dirinya lebih dulu bukan seperti ini.

Erlina masuk mobil miliknya, hadiah ulang tahun  papahnya, jadi ia berhak membawa mobil ini. Erlina langsung tancap gas. Meninggalkan rumah besar yang menjadi kenangannya.

"E-erlina" cicit erlangga air matanya mengalir membasahi pipinya.

Erlina mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, tidak tau arah yang jelas ia bisa pergi dari sini. Dari dulu ia membenci perselingkuhan.

Sudah satu jam Elina mengendarai mobilnya tidak tau arah, bahkan ia sendiri tidak tau ada di daerah mana. Dari kejauhan ada sebuah mobil truk melaju dengan kecepatan berlawanan dengannya. Pandangan erlina buram....

BRAK.

erlina menabrak mobil truk, tubuhnya terpental jauh dari arah mobil. Sayup-sayup ia mendengar suara teriakan. "M-mah.. pah, badan lina s-sakit.." ucap erlina sebelum pingsan tak sadarkan diri. Tubuhnya tergelincir ke sungai deras.

"Kecelakaan" teriak mengendara memberhentikan lajunya "astaga! Wanita itu jatuh ke sungai" kaget mereka melihat erlina tergelincir sungai dan terbawa arus. Wartawan langsung menyiarkan langsung ke televisi.

Disisi lain erlangga mondar-mandir di depan televisi ia bingung harus bagaimana, perasaannya tidak enak.
"Ada apa ini, kenapa perasaan gue enggak enak gini" kesal erlangga.

Dikabarkan sebuah mobil sedan mewah berwarna putih dengan pelat nomor 73*** kecelakaan dengan mobil Truk, korban jatuh ke sungai yang cukup dalam. Jika mengenali mobil ini segera datang ke lokasi yang jalan*****.

Erlangga menoleh ia menatap mobil yang sangat ia kenali, seketika tubuhnya lemas menatap mobil yang hancur. Bukan masalah mobil tapi bagaimana dengan penumpang yang tak lain istrinya.

"L-lina" cicit erlangga lemas.

Kebetulan danu dan suti yang baru masuk kaget melihat erlangga yang terduduk lemas dilantai "erlan, kamu kenapa?" Tanya danu.

Erlangga tidak menjawab ia terus menatap depan kosong, detak jantungnya seakan berhenti "l-lina, dia kecelakaan" lirih erlangga.

Danu dan suti menutup mulutnya kaget "yang bener kamu erlan" bentak suti.

Erlangga mengangguk "benar" dengan nada lirih dan lemas erlangga menceritakan semuanya, dari awwal sampai akhir "aku mau susul Lina" ucapnya beranjak dari sama.

***

Erlina tersangkut batu besar, wajah dan tubuhnya penuh goresan dan lebam. Pria berusia 29 tahun sedang menelusuri sungai mencari ketenangan. Ia duduk di batu besar tanpa menyadari ada seseorang disampingnya.

"Sial! Gimana caranya supaya saya enggak di desak nikah terus, saya bisa jaga anak saya sendiri tanpa bantuan istri" teriaknya.

Ia menoleh kesamping matanya membulat sempurna "m-mayat" kaget pria itu menatap perempuan yang sudah pucat "tapi lukanya seperti baru" cicitnya melihat dahi erlina yang mengeluarkan darah.

Memberanikan diri menepuk pipi erlina "hey, bangun, apa kau bisa mendengar saya?" Tanya pria itu. "Kasihan sekali, sepertinya dia kecelakaan" cicitnya ia langsung membopong tubuh lemas erlina daratan. Ia memegang lengan erlina mengecek nadinya, apakah masih hidup atau sudah meninggal "masih hidup, tapi lemah" cicitnya ia langsung membopong tubuh wanita yang tidak ia kenal.

Disisi lain Erlangga menatap mobil yang dikendarai istrinya tubuhnya kembali lemas napasnya tercekik. Ia membuka bagasi mobil menatap koper yang tadi Erlina bawa.

"ERLINA" teriak Erlangga tidak kuat. Bayangan Erlina yang tersenyum terus melintas dibenaknya. "Sayang, kamu enggak ninggalin aku kan?, Kamu enggak bakal buat aku sedih kan?" Cicitnya.

***

my protective CEO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang