Erlina menatap suaminya yang masih belum sadar sudah satu bulan lamanya erlangga masih saja koma tidak ada tanda-tanda kalau suaminya akan bangun, erlina terus menangis ia tidak mau kehilangan erlangga ia sangat mencintai erlangga.
Erlina mengelus lengan erlangga. "Mau sampai kapan tidur lama gini? Kamu enggak takut aku selingkuh, hm?" Bisik erlina air matanya terus mengalir membasahi kedua pipinya dan pipi erlangga. "Aku capek nungguin kamu di sini, aku kesepian enggak ada kamu. Aku lebih suka kamu yang suka marah dan posesif sama aku ketimbang erlangga yang cuek kaya gini, tolong bangun demi aku dan fayra, hiks" isak erlina.
Cklek..
Erlina menoleh menatap abang iparnya yang masuk. "Hiks, bang bima mas erlina enggak mau bangun erlina takut dia kenapa-kenapa, hiks" isak erlina memeluk bima erat.
Bima membalas pelukan erlina. "Sabar, ya. Kita terus beedoa semoga erlan cepat bangun abang yakin erlan kuat" ucap bima menguatkan adik iparnya.
Erlina mengangguk.
Bima menatap erlangga. "Erlan lo harus bangun ingat lo masih punya istri dan ank yang cantik, kalau lo enggak mau bangun nikahin si lina jadi istri kedua gue, haha" tawa hambar bima.
"Bang bima, ish, masih aja diajak bercanda padahal musuhnya lagi koma" kesal erlina mencubit pinggang bima kesal.
"Enggak ada suami lo gue jadi kesepian biasanya satu Minggu sekali atau dua Minggu sekali gue adu mulut sama erlan tapi ini sepi banget" lirih bima.
Elina mengangguk. "Sama. Biasanya aku ribut sama dia ini tidak" lirih erlina.
Bima memajukan wajahnya mendekati kuping erlina. "Bangun, musuh lo si wisnu lagi rencanain sesuatu buat ambil lina dari lo. Tadi gue ketemu dia di jalan, kalau lo masih ingin bersama si lina lo lawan penyakit lo, er. Gue enggak sudi erlina kembali sama wisnu, apalagi duda anak satu itu" bisik bima menakut-nakuti erlangga. Ia sangat percaya dengan teori yang mengatakan orang koma masih bisa mendengar.
perlahan tapi pasti erlangga mengerakkan jarinya erlangga dan bima yang melihat itu melotot sempurna. "J-jari nya gerak" kaget Mereka.
Bima berlari keluar ia langsung dokter dengan perasaan bahagia.
Erlina menggenggam tangan erlangga. "Aku mohon bangun, aku kangen kamu, aku cinta kamu, mas" bisik erlina.
Erlangga membuka matanya perlahan tatapannya langsung tertuju pada erlina erlina yang menangis. "E-erlina" lirih erlangga.
Erlina mengangguk air matanya terus mengalir. "Mas erlan aku senang banget kamu sudah bangun" .ucap erlina memeluk erlangga.
Erlangga mengelus rambut erlina lembut. "S-sayang a-aku k-kangen bangat sama kamu" lirih erlangga meneteskan air matanya.
Erlina mengangguk. "Aku juga kangen banget sama kamu sayang" sahut erlina sambil terisak. "Kamu jangan bikin aku khawatir terus mas. Aku enggak suka" kesal erlina melepaskan pelukannya.
Erlangga terkekeh kecil. "Aku cinta banget sama kamu" ucap erlangga menarik erlina kedekapanya.
"Aku juga cinta banget sama kamu" bisik erlina malu-malu.
***
Erlangga memeluk erlina menatap erlina yang tidur pulas di pelukannya. Untungnya ranjang rumah sakit di ruangannya cukup untuk dua orang jadi mereka bisa tidur berdua.
Sedangkan keluarga mereka sibuk ngobrol, hanya suti dan danu saja yang di rumah menjaga Fayra. Bergantian dengan kedua orangtuanya erlina.
"Untungnya lo sadar, er, kalau enggak udah gue nikahin si lina gue jadiin istri kedua, haha" tawa bima menggoda adiknya.
"Mas, sebarangan aja kalau bicara" marah citra.
"Bercanda sayang" rengek bima takut istrinya ngamuk.
Sedangkan erlangga hanya melirik tajam abangnya ia tidak mau meladeni abangnya, tubuhnya masih lemas. Kembali mengelus dan mencium pipi erlina. "Yang nyenyak tidurnya" bisik erlangga.
"Kita pulang dulu nanti kita kesini lagi" pamit Mereka beranjak dari duduknya.
Erlangga mengangguk pelan.
Mereka langsung pulang dan hanya tersisa erlangga dan erlina di dalam. Erlangga terus menatap wajah erlina yang satu bulan ini tidak ia lihat, sungguh ia sangat merindukan wajah istrinya ini. Mencium seluruh wajah erlina gemes membuat erlina terusik dalam tidurnya.
"Uemmm" lenguh erlina mendorong pelan wajah erlangga. "Aku ketiduran, ya, Kenapa kamu enggak bangunin aku" kata erlina menatap erlangga yang hanya tersenyum manis.
"Sengaja biar kamu tidur" jawab erlangga.
Erlina menatap erlangga. "Kalau butuh apa-apa kamu bilang sama aku nanti aku car.....eh" kaget erlina saat erlanga menindihnya. "M-mas kamu jangan macam-macam, kamu lagi sakit" panik erlina menahan tubuh erlangga.
Erlangga mengambil remote pintu dan jendela memencetnya sampai tertutup rapat. Karena ruangannya VVIP paling mahal. "Aku sudah sembuh, aku menginginkan kamu" bisik erlangga lirih.
Erlina melotot sempurna. "Jangan ngaco ini rumah sakit bukan rumah kita, kamu juga lagi sakit sayang" tolak erlina panik.
Erlangga mendengus kesal ia kembali merebahkan tubuhnya di samping erlina. "Nyebelin banget sih" kesal erlangga.
Erlina tersenyum tipis. "Bayi gede ini sangat mesum" gemes erlina mencubit pipi erlangga pelan.
"Aku mau cium, titik." Manja erlangga kapan lagi ia bisa bermanja-manja dengan erlina tanpa gangguan dari sang anak.
Erlina langsung mencium bibir erlangga belum sempat menjauh erlangga dengan sigap menahan tengkuk erlina menciumnya rakus. Tidak tinggal diam erlangga melepaskan kancing baju erlina perlahan. Lama kelamaan erlina mulai hanyut dengan buaian erlanga.
Erlina mendorong pelan wajah erlangga napasnya memburu. "Aku enggak bisa napas" kata erlina ngos-ngosan.
Erlangga terkekeh kecil ia mencium leher Elina turun ke bawah menciumnya sampai meninggalkan bekas di sana. "Boleh, ya?" Izin erlangga menatap erlina memohon.
Erlina mengangguk pelan. "Hati-hati" khawatir erlina.
Erlangga mengangguk ia langsung melakukannya dengan hati-hati, sekarang ini ruangan Mereka bukan lagi dipenuhi suara mesin tapi suara desahan di keduanya. Erlangga memberhtikan aktivitasnya keringat dingin membasahi tubuhnya, menyembunyikan wajahnya di leher erlina. "Lemes" cicit erlangga.
Erlina menatap Erlangga mengelus punggung erlangga. "Udah, sekarang kamu istirahat" ucap erlina mendorong erlangga ke samping membantu memakaikan baju suaminya. "Ngeyel sih, nanti aja kalau udah udah sembuh" kesal Elina.
"Kapan coba, kamu sibuk jaga fayra sampai lupa suami" dengus erlangga.
Erlina tidak menjawab ia mengambil pakaiannya masuk kamar mandi untuk membersihkan Tuhannya. Selesai mandi ia langsung menghampiri erlangga yang sudah tidur pulas. "Walaupun aku sibuk jaga fayra kamu tetap prioritas aku" bisik erlina gemes melihat wajah erlangga yang cemburu pada anaknya sendiri.
Erlina duduk di sofa mengotak-atik ponselnya ia menatap poto di ponselnya memperlihatkan wajah anaknya. "Gemes banget sih, jadi pengen cepat-cepat pulang" gemes erlina. Menatap fayra yang tersenyum menatap kearah kamera sambil mengemut-ngemut jari-jari mungilnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
my protective CEO [TAMAT]
Ficção Adolescente"saya menjadikan kamu istri saya untuk menemani saya disetiap detik napas saya, bukan untuk jadi pelayan saya" -Erlangga Alfian- Terkadang sikap yang dimiliki ceo muda bernama Erlangga Alfian, membuat Erlina Adiba kesal, ruang gerak dan pertemananny...