Erlangga mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, hari ini ia sangat bersemangat berkerja, karena, istri tercintanya menemaninya 24 jam. Erlangga mengelus tangan erlina lembut, menciumnya dua kali.
"Makasih udah mau nemenin saya" ucap erlangga.
Erlina menarik tangannya "sama-sama, fokus menyetir, aku enggak mau celaka" ucap erlina meningkatkan suaminya untuk menyeret mobil fokus.
Erlangga mendengus sebal "padahal saya mau manja-manja sama kamu" kesal Erlangga.
Erlina diam ia menatap lurus depan, mengabaikan erlangga yang terus berbicara aneh, mereka sampai di kantor milik erlangga, Erlina langsung turun dari mobil tanpa menunggu erlangga membukakan pintu mobil, seperti biasanya.
"Lho, ko turun dulu sih?" Tanya Erlangga tidak suka.
Erlina mengangguk polos "kenapa emangnya?, Sama aja ko" ucap erlina sambil merapihkan susunan rambutnya.
Erlangga mendengus sebal "pain kali jangan kaya gitu, kamu harus tunggu aku, bukakan pintu" ucapnya sambil merangkul pinggang erlina posesif.
Erlina mengangguk kecil "iya, pagi ini ada meeting enggak?" Tanya Erlina.
Erlangga menggeleng "enggak ada. Kenapa emangnya?" Tanya Erlangga keheranan.
"Enggak papa" jawab erlina. Mereka masuk ruangan erlangga, erlina langsung duduk di sofa menatap suaminya yang sedang berkerja di meja kerjanya.
"Sayang sini" panggil erlangga tanpa mengalihkan tatapan dari laptop yang menyala.
Erlina menurut ia berdiri di samping istirnya "apa?, Kamu mau minum biar aku ambilkan" tanya erlina.
Erlangga menggeleng "butuh ciuman kamu" ucap Erlangga tersenyum tipis, menarik Erlina untuk duduk di pangkuannya "biar semangat saya kerjanya" ucap erlangga.
Erlina menatap Erlangga heran "kamu susah lihat laptopnya, jangan gini, aku tunggu kamu di sofa aja" ucap Erlina.
Tangan kiri Erlangga menahan pinggang erlina, tangan kanannya mengetik laptop "enggak. Gini aja biar aku semangat kerjanya" ucapnya mencium singkat leher erlina.
Erlina ngotot turun "kamu kerja aja, aku disini" ucap Erlina lembut.
Erlangga memberhentikan aktifitas mengetik menatap erlina "saya bilang disini aja, kamu kenapa tidak nurut sih" kesal Erlangga.
Erlina terus menatap Erlangga yang menatapnya datar, erlina menghela napas kasar "mas, kamu lagi kerja nanti kamu enggak fokus, kerjaan kamu berantakan nanti" ucap erlina.
"Erlina"
"Mas"
"Erlina Adiba"
Erlina menurut ia duduk dipangkuan erlangga, melingkarkan tangannya di leher Erlangga, kalau sudah menyebut nama lengkap dirinya, berarti erlangga marah padanya.
"Nanti kalau ada yang lihat gimana coba, apa enggak malu?" Tanya erlina.
Erlangga menggeleng kecil "enggak, untuk apa saya malu, orang saya sama kamu suami istri" jawab Erlangga fokus pada laptopnya.
Erlina menatap Erlangga yang fokus berkerja, dilihat dari mana saja erlangga tetap tampan, tapi kenapa ia masih belum mencintai erlangga, padahal hari-harinya selalu bersama Erlangga.
"Saya tau saya tampan" ucap erlangga pede.
Sontak erlina memalingkan wajahnya "Geer, banget" elak erlina menepuk pelan pipi erlangga "setiap cowok tampan karena dia pria, kalau wanita cantik, karena dia perem....awshh" ringis erlina pahanya dicubit Erlangga. "Sakit tau" kesal erlina.
Erlangga menatap tajam erlina "kenapa kamu memuji pria lain selain saya? Hah?" Marah erlangga mencengkram paha Erlina.
Erlina menatap Erlangga kesal "memang itu ben---"
"SAYA TIDAK SUKA KAMU PUJI PRIA LAIN, ERLINA ADIBA"
Erlina melepaskan pelukannya yang dileher erlangga, yang langsung Erlangga tarik dan melingkarkan kembali tangan Erlina. "Dikit-dikit marah, apa enggak capek?" Tanya erlina kesal sendiri.
"Capek, karena kamu terus bikin saya cemburu, saya tidak suka kamu lihat pria lain selain saya, sekalipun di ponsel kamu" bentaknya.
Erlina mengangguk kecil "lanjut kerja, jangan marah-marah lagi, lebih baik aku diam" pasrah erlina
Erlangga mencium pipi Erlina menggigitnya pelan, membuat Erlina menjerit pelan "lain kali jangan kaya gitu, walaupun itu hanya bercanda, saya enggak suka" ucapnya.
Erlina mengangguk kecil, kapan sih ia bisa mengobrol random dengan Erlangga, tidak pernah rasanya. "Mendingan aku ke cafe, kamu kerja, nanti aku--"
"Enggak. Saya enggak mau, kamu disini temenin saya, titik!" Potong Erlangga menggeleng keras.
Erlina menatap kesal erlangga "serah kamu deh, aku mau tidur aja" ucapnya menyandarkan kepalanya di dada bidang Erlangga, "alasan kamu enggak mau aku hamil apa?" Tanya erlina penasaran.
Erlangga mengusap rambut erlina "alu punya teman dokter, dia bilang melahirkan itu taruhannya nyawa, dan aku enggak mau kehilangan kamu, masih mending aku bersama kamu dan tidak punya anak, daripada punya anak tapi tidak bersama mamahnya, bagi aku kebahagiaan yang sebenarnya saat bersama kamu" jelas Erlangga fokus pada laptopnya.
Erlina memainkan kancing baju erlangga "kalau aku gagal mencintai kamu gimana, mas?" Lirih erlina.
Deg
Erlangga memberhentikan aktifitas mengetuknya ia diam sebentar "m-maksud kamu apa?, Kamu enggak cinta sama saya?" Tanya erlangga jantungnya berdetak kencang.
Erlina menggeleng "c-cinta, k-kamu jangan ngomong gitu, aku lagi bengong jadi ngaco" ucap erlina gugup.
Erlangga menangkup wajah erlina "jangan bilang kaya gitu lagi, hati saya sakit, saya tidak mau itu terjadi" ucap Erlangga memeluk erlina "jangan tinggalkan saya, Erlina, saya terlalu lemah untuk kamu tinggalkan saya" lirihnya.
"Semakin kamu mencintai saya, semakin saya merasa bersalah sama kamu, mas" batin erlina.
***
Mereka makan siang di kantin kantor erlangga, atas kemauan erlina, mereka makan siang dengan hening, tapi erlangga terus menatap erlina dari depan, karena ia duduk di depan erlina yang hanya dibatasi meja.
"Sayang kamu suka makanan kantin?" Tanya erlangga melihat Erlina lahap makan.
Erlina mengangguk pelan menurutnya makanan yang ia makan cukup enak di lidahnya "lumayan, kamu kenapa enggak makan?" Tanya erlina melihat makanan yang masih masih utuh.
"Mau di suapin kamu" rengek erlangga manja.
Erlina mengangguk ia sudah selesai makan, mengambil makanan milik suaminya, menyendok nasi mengarahkan ke mulut erlangga yang tersenyum manis "senyum-senyum mulu, aku jadi takut kamu kerasukan setan" ucap Erlina bergidik takut.
Erlangga melotot kaget "enak aja, aku manusia, suami kamu" sewot erlangga tidak terima.
Erlina terkekeh kecil ia manggut-manggut "iya, habisin makanannya biar semangat kerjanya" ucap erlina terus menyuapi bayi besarnya.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
my protective CEO [TAMAT]
Genç Kurgu"saya menjadikan kamu istri saya untuk menemani saya disetiap detik napas saya, bukan untuk jadi pelayan saya" -Erlangga Alfian- Terkadang sikap yang dimiliki ceo muda bernama Erlangga Alfian, membuat Erlina Adiba kesal, ruang gerak dan pertemananny...