Erlina duduk di pangkuan erlangga, ia menatap kesal suaminya yang terus memaksanya untuk diam dipangkuan suaminya, jujur erlina sangat malu dilihat banyak karyawan yang masuk keruangan suaminya, untuk mengambil dokumen atau hanya sekedar memberi tahu jadwal meeting.
Erlangga mengusap kedua pipi erlina gemes, ia lebih menyukai wajah erlina yang polos tanpa polesan make-up seperti ini, bahkan lipstik yang tadi pagi erlina pakai sudah habis erlangga hapus menggunakan bibirnya langsung.
Erlangga fokus kembali dengan laptopnya, melihat tatapan tajam istrinya membuat ia sedikit takut, ia akui kalau dari tadi pagi ia terus menganggu istrinya membuat sang empu merengek kesal.
Erlina menguap mengantuk, ia jadi keenakan di usap-usap punggungnya seperti ini membuat ia merasa lebih nyaman, ketimbang tadi. "Aku mau tidur dulu" ucap erlina. mencari posisi untuk bersandar lebih nyaman.
Erlangga mengangguk pelan, ia mencium dahi istrinya dan kembali fokus dengan laptop yang menyala. "Jadi bosan kalau ditinggal tidur gini" cicit erlangga.
Erlangga membopong tubuh istrinya ke kamar yang tersedia di ruangan pribadinya. Mencium erlina lama ia kembali ke ruangan kerjanya fokus dengan laptopnya, walaupun pikirannya terus menerus ke erlina, ia ingin cepat-cepat selesai dan bisa tidur sambil memeluk tubuh erlina.
TOK.TOK.
Erlangga kesal terganggu seperti ini, ia paling kesal dengan orang yang membuyarkan halusinasinya tentang erlina.
"Masuk" suruh erlangga malas.
TOK.TOK.TOK.
Erlangga menatap tajam pintu yang terus di ketuk dari luar, padahal ia sudah memperbolehkan masuk. erlangga berdiri dari duduknya ia berjalan menuju pintu.
Cklek...
"Udah saya bilang masuk, kenapa kamu manja sekali ingin di bukakan pintu nya" amuk erlangga menatap tajam wanita yang menunduk takut.
"M-maaf p-pak, s-saya tidak dengar, ruangan bapak kedap suara jadi s---"
"Bantah terus, mau apa kamu datang keruangan saya?, Kenapa tidak langsung ke nafi saja?" Tanya erlangga dingin.
"Saya mau minta tanda tangan buat persetujuan kita.....eh" kaget wanita itu bernama angel, berpakaian sangat seksi dan dandanan yang sangat tebal dan menor. kakinya tidak sengaja kesandung kabel charger laptop.
Refleks ia memeluk tubuh erlangga wajahnya dengan wajah erlangga begitu dekat, sampai-sampai nafas angel mengenai wajah erlangga, sedangkan erlangga menahan nafasnya.
Erlina yang melihat suaminya berpelukan dengan wanita lain reflek ia melepaskan gelas yang ia genggam, sampai mengenai kakinya darah menetes dari punggung kaki erlina.
PRANG
Erlangga dan angel menoleh ke pintu yang terbuka, erlangga melotot kaget melihat istrinya keluar dari kamar, ia langsung mendorong angel dari pelukannya menghampiri istrinya. "S-sayang, kamu s-sudah bangun?" tanya erlangga.
Erlina mundur ia menatap wajah erlangga dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. "Jangan sentuh aku, mas" marah erlina menepis kasar tangan erlangga yang menggenggam tangannya.
"Sayang aku bisa jelaskan ini semua tidak seperti yang kamu lihat, ini salah paham" panik erlangga melihat perubahan wajah erlina yang menatapnya kecewa.
"Jelasin apa lagi?, aku udah lihat secara langsung kalau kamu berpelukan dengan wanita lain, bahkan wajah kamu berdekatan dengan wajah wanita itu, kwmu berciuman dengan wanita lain, aku kecewa sama kamu, mas" lirih erlina.
Erlangga menggeleng cepat. "Sayang ak---"
"Aku pulang dulu" pamit erlina ia berlari keluar ruangan erlangga, air matanya mengalir deras sesak rasanya melihat suaminya berciuman dengan perempuan lain. "taksi" teriak erlina memberhentikan taksi yang melaju didepannya, ia langsung masuk taksi ia menangis sejadi-jadinya membiarkan air mata mengalir.
"Mbak mau kemana?" Tanya supir taksi.
"Jalan anggrek nomor 53" sahut erlina.
Sesampainya di rumah ia langsung masuk dan abangnya yang kebetulan ada di ruang tamu sedang mengobrol dengan istrinya. "Hiks abang" isak erlina memeluk ridwan.
Ridwan kaget kenapa adiknya tiba-tiba ada di sini, dan menangis tersedu-sedu seperti ini. "Sayang, kamu kenapa?" Tanya ridwan.
"Lina kamu kenapa nangis?" Nadia.
Erlina melepaskan pelukannya ia menatap kedua orang yang menatapnya khawatir. "Hiks, erlan pelukan sama perempuan lain, bang, kak, hiks dia ciuman sama perempuan lain di depan lina, hiks" isak erlina.
Ridwan dan nadia saling berpandangan, mereka terkejut. "Jangan ngaco kalau bicara, mana mungkin suami kamu selingkuh, dia sayang banget sama kamu" ucap ridwan tidak percaya.
Erlina menatap wajah abangnya. "Bang, lina tidak pernah bohong sama abang, lihat lihat sendiri kalau suami lina berciuman sama karyawan dia sendiri"
Ridwan mengeram tertahan, ia akui kalau adiknya ini tidak pernah bohong dengannya. "Abang samperin dia" ucap ridwan.
"Lina, kapan kamu kesini?" Tanya padil dan sara masuk rumah.
Lina langsung memeluk sara ia menangis sejadi-jadinya. "Mah, pah, mas erlan selingkuh dia selingkuh dari lina, hiks" isak lina.
Padil dan sara saling berpandangan. "Enggak mungkin, suami kamu cinta sama kamu, sayang" ucap padil tak percaya.
Erlina menuntun kedua tangannya duduk di sofa, ia menceritakan dari awal sampai akhir. "Hiks, lina benci sama mas erlan" isak erlina.
"Ini salah paham sayang" ucap padil ia masih tidak percaya kalau menantunya selingkuh dari putrinya ini.
"Pah, mah, percuma lina cerita sama kalian juga, kalian tidak pernah percaya sama lina, jangan menilai orang dari covernya doang, erlan bersikap posesif seperti itu karena dia ingin kalian percaya kalau dia sayang lina" teriak lina marah.
"Lina sayang" panggil erlangga berjalan cepat menuju istrinya.
Semua orang menoleh menatap erlangga, yang berpakaian berantakan tidak seperti biasanya yang selalu rapih. "Mau apa kamu?" Tanya erlina menatap tajam erlangga.
"Sayang, ini enggak seperti yang kamu pikirkan, aku enggak selingkuh kamu salah paham" ucap erlangga cepat.
Erlina terkekeh kecil. "Haha, mana ada selingkuh ngaku?, Sekalinya ngaku pas udah kepergok, haha" kekeh erlina hambar.
Erlangga menggeleng keras. "Sayang, ak---"
"Gue enggak nyangka sama lo, lan, gue kira lo beda sama pria lain, ternyata lo sama, lo sama-sama suka selingkuh, lo terlihat cinta sama adik gue, tapi kenyataannya lo hanya berpura-pura" potong ridwan menatap erlangga kecewa.
Erlangga menggeleng. "Ini enggak seperti yang kalian pikirkan, gue enggak selingkuh, tadi dia kesandung terus dia peluk gue" jelas erlangga.
"mamah tidak menyangka sama kamu, lan, mamah kira kamu bisa jaga anak mamah, ternyata kamu, ah sudahlah benar apa yang dikatakan wisnu Minggu lalu, tidak semua orang yang terlihat mencintai itu benar mencintai, kadang mereka berpura-pura mencintai pasangannya hanya karena ingin menutupi kebohongan" ucap sara.
Erlangga menggeleng keras. "Mah, ini enggak benar, ini---"
"Kamu pergi dari rumah saya, jangan pernah injakan kaki kamu kedalam rumah saya" marah padil.
Erlangga menggeleng. "Pah, erlan enggak sal---"
"PERGI, DAN CERAIKAN ANAK SAYA SEKARANG JUGA, SAYA TIDAK SUDI ANAK SAYA DI SELINGKUHI" bentak padil.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
my protective CEO [TAMAT]
Teen Fiction"saya menjadikan kamu istri saya untuk menemani saya disetiap detik napas saya, bukan untuk jadi pelayan saya" -Erlangga Alfian- Terkadang sikap yang dimiliki ceo muda bernama Erlangga Alfian, membuat Erlina Adiba kesal, ruang gerak dan pertemananny...