5. sakit

2K 36 0
                                    

Erlina sedang menonton Film di rumahnya sambil senyum-senyum sendiri, entah apa yang ia pikirkan yang jelas ia bahagia sekali hari ini.
Erlina menghampiri suaminya yang sedang di dapur.

"Mas, lagi apa?" Tanya Erlina melihat suaminya yang fokus masak.

Erlangga menoleh ia tersenyum tipis "lagi masak makanan, enggak tau kenapa pengen masak aja" sahutnya sambil menggoreng bumbu yang dihaluskan.

Erlina hendak menyentuh spatula yang langsung erlangga tepis "pelit banget, padahal cuman mau goreng-gorengan aja" sinisnya.

Erlangga tidak menjawab ia sibuk dengan masakannya yang sebentar lagi matang, sambil menunggu masakannya jadi ia menatap erlina yang cemberut "kenapa? Pengen apa hm?' tanya erlangga.

"Pengen kerumah mamah sara, kangen papah, mamah, bang Ridwan, kak nadia, lexi" sahut erlina cemberut.

Erlangga mengangguk "abis ini kita kesana, kamu siap-siap aja" ucap Erlangga mengelus rambut erlina lembut.

Mata Erlina berbinar-binar "siap bos, aku siap-siap dulu" ucapnya langsung lari meninggalkan erlangga yang geleng-geleng kepala.

***

Lihat saja kelakuan erlina kalau sedang manja dengan papah dan mamah nya. Nempel terus, erlangga sampai kesal. Cemburu. Erlina mencium pipi padil papahnya.

"Papah, lina rindu banget sama papah" ucap erlina manja.

Padil mengangguk "papah juga rindu kamu, gimana kabar kamu dama suami kamu?" Tanya padil.

Mereka mengangguk "baik pah, cuman gitu deh, mas erlan posesif banget sama lina, sampai-sampai lina kesal banget, masa ke dapur aja diomelin" adu erlina.

"Demi kebaikan kamu, sayang, saya enggak mau kamu kenapa-kenapa" sahut erlangga.

Padil mengangguk "tuh dengerin, kamu jangan nakal sama suami kamu" imbah padil.

Erlina cemberut ia menatap abangnya yang tersenyum kearahnya "abang, lina mau bicara sesuatu sama abang dan kak nadia" ucap erlina menatap mereka serius.

Erlangga mengerutkan keningnya "mau bicara apa kamu?, Mau bicarakan pria lain?, Dan kamu meminta ijin sama abang mu?, Enggak boleh" bantah Erlangga.

Erlina memutar bola matanya malas "bukan, ini masalah adik kakak, kalian tidak boleh tau" ucap erlina menatap mamah, papah, dan suaminya.

"Ko gitu?" Tanya sara mamah erlina.

"Emang gitu" sahut erlina santai. Kembali melirik abangnya "yuk, kita ke kamar abang" erlina mengandeng tangan Ridwan dan nadia.

"Mau bicara apa lagi sih, dek?" Tanya Ridwan saat sudah sampai dilamarnya.

Erlina terdiam beberapa saat ia menatap Ridwan dan nadia, dengan tatapan sendu "lina, keringat d-dia lagi bang, kak" cicit erlina.

Ridwan dan nadia saling berhubungan satu sama lain, sebelum erlina melanjutkan ucapannya.
"Lina bingung, sudah satu tahun Lina menikah dan hidup bersama Erlangga, tapi lina belum bisa lupakan dia, semakin lina lupakan dia, semakin lina rindu dia, dan semakin bertambah rasa cinta lina" lanjutnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Ridwan memeluk adiknya yang menangis, rasanya tidak tega melihat Erlina menangis seperti ini. "Jangan nangis nanti cantiknya hilang" goda ridwan, yang tidak dihiraukan Erlina.

"Kasihan erlan dia mencintai istrinya yang mencintai orang lain" lirih nadia.

Erlina melepaskan pelukannya ia menatap dua kakaknya "lina yakin kalau dia pergi ninggalin lina bukan karena keinginan dia sendiri, pasti ada orang dibalik ini semua" ucap erlina yakin.

"Papah" ucap nadia yakin.

Erlina dan Ridwan menoleh menatap nadia, mereka mengerutkan keningnya tidak paham. "Maksud kamu apa?" Tanya Ridwan tidak paham.

"Aku yakin ini ulah papah, kita selidiki sama-sama" ucap Nadia.

Ridwan mengangguk kecil "aku juga yakin ini pasti ulah papah, dia enggak suka sama dia" ucap ridwan diangguki nadia dan erlina.

Nadia menatap adik iparnya "kalau misalkan dia kembali lagi kesini, apa kamu mau kembali lagi sama dia?, Dia kamu meninggalkan erlan?" Tanya nadia hati-hati.

Erlina diam beberapa saat ia menatap lurus "enggak tau, lina sama dia menjalani hubungan jadi SMP sampai kuliah, bukan hal singkat bagi lina" lirih erlina.

Ridwan mengangguk paham "kalau gitu kamu harus persiapkan diri, semisal dia kembali dan dia meminta kamu untuk kembali sama dia, begitupun sebaliknya"

"Itu menyakiti perasaan erlan, mas" ucap nadia.

"Lebih menyekitkan lagi bertahan tanpa rasa"

"Gini aja. misal dia kembali dan dia kasih alasan dia ninggalin lina iru masuk akal, lina bebas memilih mereka berdua, jika dia kasih alasan yang enggak masuk akal lina harus tetap sama erlan" ucap nadia panjang lebar.

Erlina mengangguk ragu "i-iya, makasih kak, bang" mereka mengangguk.

***

Erlina menatap suaminya yang sudah tidur pulas, biasanya Erlangga tidur diatas jam 22.00 WIB tapi sekarang erlangga tidur jam 20.00 wib. Erlina masih berpikiran positif mungkin erlangga lelah.

Erlina menunjuk hidung mancung milik Erlangga mengelusnya lembut, ia tidak tau kenapa dirinya tidak bisa mencintai erlangga, padahal suaminya ini sangat tampan, banyak perempuan lain yang menginginkan erlangga, bahkan tidak segan-segan ingin menjadi istri kedua erlangga.

Karena terganggu tidurnya erlangga membuka matanya, tatapan pertama yang ia lihat wajah istrinya yang tersenyum tipis "kenapa bekum tidur?" Tanya erlangga dengan suara khas bangun tidur.

"Pengen bergadang semalaman" sahut erlina lirih.

Erlangga maju ia menyatukan keningnya dengan kening erlina "kenapa saya lemas gini, rasanya saya mau muntah gitu" lirih erlangga.

Mendengar itu erlina langsung menatap erlangga "mas sakit?, Kita krumah sakit yuk." Ajak erlina khawatir.

Erlangga menggeleng pelan "enggak usah, cukup kamu temenin saya ti......huekk huekk" Erlangga menutup mulutnya ia menyibak selimut berlari ke kamar mandi. Mengeluarkan makanan yang tadi ia makan.

"Mas, kamu kenapa?" Khawatir Erlina.

Erlangga membalikkan tubuhnya menghadap erlina "perut aku mual, lemas, pusing" lirihnya.

"Kita tidur, kamu pasti kecapekan" erlina menuntun Erlangga ke kasur menyelimuti tubuh suaminya dengan selimut tebal, mengecilkan AC kamar.

Erlangga menarik erlina agar tidur didekatkan, memeluk erlina erat "pusing, mual, pengen muntah" lirihnya.

Erlina mengangguk paham "rumah sakit aja yuk, aku takut kamu kenapa-kenapa" ucap erlina khawatir.

Erlangga menggeleng "enggak mau, aku mau disini aja peluk kamu" erlangga memeluk erlina erat mencium leher Erlina "dari dulu aku suka aroma tubuh kamu" ucapnya.

***

my protective CEO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang