Jujur erlina sangat bosan terdiam di kamar sambil menemani suaminya yang sedang berkerja menatap layar laptop yang menyala. "Ck! Aku bosan" decak erlina kesal.
Erlangga menoleh ia menatap erlina, menutup laptop, menarik erlina duduk dipangkuan "mau apa, hm?" Tanya Erlangga lembut.
Erlina menatap suaminya "aku mau kamu ber--"
"Stop! Jangan bahas itu, aku malas debat sama kamu" potong erlangga, yang sudah tau arah pembicaraan istrinya.
Erlina menghela napas panjang "aku mau tidur aja" lirihnya menyadarkan kepalanya di dada bidang tegas erlangga "percaya sama aku, mas, aku enggak bakal selingkuh dari kamu, walaupun aku mencintai dia, tapi itu masa lalu aku, masa depan aku, ya, bersama kamu" lirih erlina.
Erlangga memeluk istrinya erat "aku terlalu takut kehilangan kamu, erlina, aku...takut kamu memilih pria di masa lalu kamu, daripada aku" lirih erlangga.
Erlina diam membisu ia tidak bisa menyahut lirihan erlangga, rasanya untuk menjadi 'tidak akan pernah' susah. "Lanjut kerja aja, aku mau tiduran di kasur aja" ucap erlina belum sempat turun, tangannya sudah ditahan erlangga.
"Disini aja, temenin kerja" pinta erlangga dengan wajah yang memohon.
Erlina menggeleng "aku mau turun ke bawah mau ngobrol sama kak citra" ucap erlina bosan.
Erlangga langsung menatap datar erlina "kamu sudah janji un---"
"Aku janji tidak akan keluar rumah, bukan keluar kamar, kamu mau aku bosan terus aku kabur dari sini, ninggalin kamu, dan menikah dengan Wisnu?" Kesal erlina.
Erlangga menatap tajam "TERUS AJA BAWA-BAWA NAMA DIA, TERUS BUAT AKU MARAH, CEMBURU, KESAL, KEC--"
Cup
Erlina mengecup bibir erlangga "stop! Jangan marah, aku cuman ke bawah, bukan pergi ninggalin kamu, sayang" potong erlina sambil mengelus rahang tegas erlangga.
Seketika emosi erlangga lenyap ditelan bumi, ia menangkup wajah istrinya "saya ikut" erlangga langsung menarik tangan erlina turun kelantai bawah.
"Arlan, lina, kalian baru turun, kemana aja?" Tanya citra sambil menggendong anaknya.
Lina tersenyum canggung "abis ma--"
"Jenguk anak" potong erlangga santai sambil mengelus perut erlina yang masih rata.
Citra melotot kaget "heh kau ini, kalau ngomong pakai filter, ada bayi nih" ucap citra.
"Tau nih, emang nyebelin kak, pukul aja lina ikhlas kok" ucap erlina mendorong-dorong pelan baju suaminya.
"Sayang" rengek erlangga.
"Lebay, banget" jijik erlina dan Bima yang ikut nimbrung.
"Bodoamat" sahut erlangga tidak kalah sewotnya.
Erlina memutar bola matanya malas "aku ngidam pengen masak" rengek erlina.
Erlangga melotot ia menggeleng tegas "enggak, kamu enggak boleh masak, bahaya buat kamu dan calon anak kita" kekeuh erlangga.
Erlina menggeleng "aku pengen masak sendiri, mas, lagian cuman masak doang" kesal erlina.
Erlangga menggenggam tangan erlina "sayang, ini demi kebaikan kamu, aku enggak mau kamu terluka, dan kecapekan" ucap erlangga lembut.
"Nyee nyeee nyee" ledek citra dan bima.
Erlangga menatap abang dan kakak iparnya dengan tatapan membunuh. "Enggak usah ikut campur" sentak erlangga. Bima dan citra langsung pergi dari sana daripada kena imbas.
Erlina mengelus perut ratanya "sayang, sabar ya, papah kamu Emang kaya gitu, nanti kita cari papah baru aja yang mau nurutin kemauan kamu dan mamah" ucap erlina sengaja.
Erlangga yang mendengar itu melotot "heh, enak aja saya yang bikin" sewot erlangga kesal.
***
Erlangga akhirnya masuk kerja setelah satu Minggu ia tidak kerja, atas paksaan dari sang istri tercinta.
erlangga duduk di kursi kebesarannya menghela napas panjang, jujur ia tidak tenang meninggalkan erlina dirumah walaupun ada mamah dan kakak iparnya.Tok..tok
Erlangga menatap malas pintu yang di ketuk dari luar "masuk" ucap erlangga malas.
"Ada yang mau bertemu dengan bos" ucap sekertaris erlangga.
Erlangga mengerutkan dahinya "siapa?, Kenapa tidak--"
"Hallo erlangga Alfian" potong seseorang melangkah masuk sambil tersenyum, tangannya ia masukan kedalam saku celananya.
Deg
Erlangga langsung bangun ia mendorong kursi kebesarannya kasar "mau apa anda kesini?" Tanya erlangga. Sekertaris yang melihat bos-nya marah ia langsung keluar.
Wisnu lebih dulu duduk di depan erlangga yang hanya terbatas meja. Mengambil bolpoin mengetuk-ngetuk bolpoin ke meja. "Mau bilang kalau erlina sebenar lagi jadi milik saya" jawab Wisnu santai.
Erlangga yang mendengar itu ia mengepalkan tangannya menahan emosi yang akan meledak, menahan gejolak yang akan ia meluap. Baru hendak menyahut Erlangga mengatupkan mulutnya.
"Erlina Adiba, perempuan pecinta cokla, perempuan pencinta manis-manis seperti orangnya" menatap erlangga yang menatapnya tajam "kau tau, saya dan Erlina kita sama-sama cinta pertama, erlina mengenal cinta dari saya, dan saya mengenal cinta dari dia. Kau tau, selama bertahun-tahun, saya dan dia menjalin hubungan bersama, bermain, bercanda, menghabiskan waktu weekend, mengerjakan tugas bersama-sama---"
"STOP! SAYA TIDAK MAU DENGER ITU" bentak erlangga cemburu.
Wisnu melempar bolpoin tepat mengenai dada besar milik erlangga, yang semakin membuat erlangga kesal. "Lihat, foto-foto saya dan erlina Waktu kuliah" Erlangga menunjukkan fotonya dengan foto Erlina yang sedang memeluknya, dan menciumnya "sangat sweet" lanjut wisnu semakin membuat erlangga mengeram marah.
"HAPUS FOTO-FOTO ISTRI SAYA. SIALAN!, SAYA TIDAK SUDIH FOTO ISTRI SAYA ADA DI PONSEL PRIA LAIN, APALAGI KAU" bentak erlangga menarik kerah baju Wisnu, yang tampak tenang.
Wisnu menepis tangan erlangga dari kerah bajunya "menghapus foto calon istri saya?, Oh tidak mungkin. Sudahlah saya mau pulang, menemui calon istri saya yang menunggu saya" setelah mengatakan itu ia langsung keluar.
"SIALAN! AWAS KAU" teriak Erlangga.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
my protective CEO [TAMAT]
أدب المراهقين"saya menjadikan kamu istri saya untuk menemani saya disetiap detik napas saya, bukan untuk jadi pelayan saya" -Erlangga Alfian- Terkadang sikap yang dimiliki ceo muda bernama Erlangga Alfian, membuat Erlina Adiba kesal, ruang gerak dan pertemananny...