Erlina duduk dipangkuan suaminya, bukan keinginannya melainkan keinginan erlangga, akhir-akhir ini erlangga begitu manja dengannya sampai-sampai membuat erlina kesal. bukan itu saja erlangga juga menginginkan istrinya berpakaian yang seksi jika sedang di kamar berdua dengannya. Sangat menyebalkan.!
Erlangga mengelus perut buncit erlina yang sekarang ini sudah memasuki bulan ke empat, erlangga mencium leher elina menatap ponsel yang sedang istrinya mainkan. erlangga terus menatap ponsel di genggaman sang istri yang sedang main games Barbie. Ia tidak mau menganggu sang istri yang sedang asyik bisa-bisa mengamuk.
Tangannya ia masukan kedalam baju istrinya mengelus perut buncit istrinya yang menurutnya sangat lucu, erlina tidak terganggu ia malah nyaman dengan usapan lembut di perutnya. tapi. lama-lama tangan erlangga mulai nakal mengelus sampai atas dadanya.
"Jangan mesum ingat kata dokter kita tidak boleh berhubungan lebih" kata erlina, tangannya masih memainkan barbie di ponselnya.
Erlangga mendengus kesal, ia membalikkan erlina menghadapnya, menatap erlina yang fokus, baiklah untuk sekarang ia tidak apa-apa dicueki istrinya. wajahnya maju mendekati leher putih erlina ia menciumnya rakus membuat sang empu kegelian. "Diam. aku enggak bakal lebih" bisik erlangga menepis tangan erlina yang menahan wajahnya.
"Geli, aku lagi main games ihh, nanti bayi aku kenapa-kenapa" rengek erlina.
Erlangga menggelengkan kepalanya aneh. "Itu cuma games, sayang, diem atau aku hapus games yang tidak berguna itu" ancam erlangga tak main-main.
Erlina melotot menatap kesal suaminya. "Jangan lah, ini udah level 89 bentar lagi besar, sayang banget aku main ini udah berhari-hari" kata erlina.
Erlangga tidak menjawab ia terus mencium leher erlina sampai meninggalkan beberapa tanda merah di sana, membuat ia puas dengan hasil karyanya. tidak cukup dengan itu ia menarik baju erlina walaupun sedikit kesusahan karena sang pemilik baju memberontak. "Aku janji enggak lebih sayang" kata erlangga.
"Mau apa coba?" Tanya erlina menatap curiga suaminya.
"Mau elus perut kamu. Emangnya enggak boleh?" Tanya erlangga pura-pura bersedih.
Erlina menatap kasihan suaminya. "Yasudah, asal jangan macam-macam aku mau lanjut main games" kata erlina membiarkan suaminya, tanpa rasa curiga sedikitpun.
Erlangga tersenyum miring, ia menatap dada dan perut istrinya, mencium dada erlina membuat sang empu mengeluarkan suara yang sangat indah di pendengaran erlangga.
"Kenapa kamu begitu cantik, sayang?" Bisik erlangga.
Erlina yang mulai terbawa suasana ia langsung menaruh ponselnya, mengalungkan tangannya di leher erlangga. "Karena aku istrinya erlangga, cowok posesif, dan overprotektif, dan sangat menyebalkan" jawab erlina sambil mencium leher erlangga membuat sang empu menahan suara yang sangat indah. mereka langsung berciuman dengan Sangat lembut.
Tok.tok.tok.
"Lina, erlangga buka pintunya, kita makan siang bersama, yang lain sudah di ruang makan" kata suti yang tidak mendapat jawaban. Ia terus mencoba mengetuk pintu lebih kencang. "Mamah buka pintunya, ya" teriak suti sedikit kesal. "erlina, erlangga kal.....astaga! Mamah tidak lihat" kaget suti menutup kedua matanya menggunakan tangannya.
Sontak erlangga dan erlina melepaskan ciumannya menatap suti kaget. "M-mamah" kaget mereka berdua. erlina langsung turun dari pangkuan suaminya.
"Mamah beneran enggak lihat, kalian lanjut aja kalau udah selesai kalian turun kebawah" kata Suti cepat.
Erlina langsung memakai bajunya buru-buru menatap tajam suaminya. "E-enggak mah. k-kami cu---"
"Ganggu. Paling malas main ke rumah gini, lagi mesra-mesraan malah di ganggu, kalau masuk kamar orang tuh di ketuk dulu jangan main terobos-terobos aja" kesal erlangga.
Suti menatap erlangga dengan tatapan mata yang berkaca-kaca, mendengar ucapan anaknya yang sangat menusuk hati menurutnya. "K-kamu tega bicara seperti itu sama mamah, ingat kamu besar seperti ini mamah dan papah yang besarkan, dan sekarang kamu bicara seolah-olah mamah ganggu kalian berdua?, mamah sudah ketuk pintu berkali-kali tapi kalian tidak ada yang buka makannya mamah masuk"
Erlina menggenggam tangan mertuanya. "Mah, jangan di dengerin, dia emang menyebalkan suka bikin orang kesal, jadi mamah jangan masukkan kedalam hati perkataan dia" kata erlina.
Suti menghapus air matanya. "Erlan emang tidak sayang dama mamah, makannya dia bersikap seperti itu" setelah mengatakan itu suti langsung pergi dari kamar anaknya.
Erlina menatap suaminya yang hanya diam. "Kamu keterlaluan, mas, harusnya kamu jangan bersikap seperti itu---"
"Dia ganggu kita, lin, aku tidak suka di ganggu kalau sedang berduaan sama kamu" potong erlangga kesal.
Erlina menarik nafas panjang, bicara dengan erlangga harus membutuhkan tenaga dan kesabaran yang besar. "Mas, aku tahu itu tapi sikap kamu tadi bikin mamah sakit hati, sekarang kamu minta maaf sama mamah, atau kamu tidak boleh tidur berdua sama aku" ancam erlina.
"Cik! Oke aku minta maaf sama mamah" pasrah erlangga.
Erlina tersenyum lebar ia menarik tangan erlangga keluar kamar, menghampiri mamahnya yang sedang duduk di sofa. "mah, pah, kak, bang, kenapa kalian ada di sini? ko enggak makan siang, atau kalian sudah makan duluan?" Tanya erlina.
"Mamah tidak mau makan, jadi kami tidak akan makan sebelum mamah mau makan" sahut bima. Padahal perutnya sudah keroncongan minta di isi.
Erlina memberi kode suaminya lebih ekor mata, erlangga menarik nafas berat kalau tahu akan terjadi seperti ini ia tidak akan menuruti papahnya yang menyuruhnya main ke rumah.
Erlangga duduk di hadapan mamah, dilantai yang beralas karpet bulu. "Mah---"
"Sana, mamah tidak mau lihat kamu lagi, kamu tidak seperti Abang mu yang selalu bersikap manis sama mamah dan papah" kesal suti menepis tangan erlangga yang baru menyentuh punggung tangan.
Erlangga menarik tangan mamahnya. "Mah, erlan minta maaf kalau sikap erlan berlebihan tadi, erlina kesal karena di ganggu---"
"Mamah tidak tahu kamu sedang bermesraan dengan istri kamu, salah sendiri kamu tidak kunci pintu" sewot suti.
Erlangga menarik nafas panjang, bicara dengan mamahnya membuat energinya ke kuras. "Mah, erlan janji tidak akan seperti itu lagi, erlan tidak akan marah-marah sama mamah" pasrah erlangga.
"Mamah tidak mau memaafkan kamu" sinis suti.
Sedangkan citra, bima, dan danu bingung maksud mereka berdua, rasanya keluarganya penuh dengan drama yang disebabkan suti dan elrnagga.
Erlina menatap suaminya yang bertambah kesal, sebelum terjadi ia harus menahan erlangga untuk tidak kesal. Menarik tangan suti menaruhnya di perut buncitnya. "Mah, kata anaknya mas erlan mamah harus memaafkan papahnya, dia emang sangat menyebalkan tapi dia sayang ko sama mamah, sayang banget, cuma sikapnya emang menyebalkan" kata erlina tersenyum tipis menatap mertuanya yang ikut tersenyum dan mengelus-elus perutnya.
"Yasudah kalau itu kemauan cucuku, aku akan memaafkannya" pasrah suti.
"Giliran ke cucunya aja di maafkan, giliran sama erlan aja pura-pura merajuk" sinis erlangga.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/343002087-288-k887524.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
my protective CEO [TAMAT]
Подростковая литература"saya menjadikan kamu istri saya untuk menemani saya disetiap detik napas saya, bukan untuk jadi pelayan saya" -Erlangga Alfian- Terkadang sikap yang dimiliki ceo muda bernama Erlangga Alfian, membuat Erlina Adiba kesal, ruang gerak dan pertemananny...