Erlangga menatap tumpukan kertas di meja yang begitu banyak, padahal ia tidak masuk dua hari rapi kerjaannya begitu banyak. Dengan terpaksa ia harus lembur mungkin ia akan pulang besok pagi, rasanya tidak sanggup harus berjauhan dengan istrinya.
"Riska, besok meeting jam berapa?" Tanya erlangga pada asistennya.
Riska membuka jadwal meeting bosnya menyodorkannya pada erlangga. "Minggu depan bos harus keluar negeri dan luar kota, harus menghadiri acara peresmian kantor" kata riska.
Erlangga mendengus kesal. "Kenapa padat sekali?" Heran erlangga.
"Karena bos selalu cancel meeting" jawab riska apa adanya.
"Arghh! Kangen erlina" teriak erlangga mengagetkan riska. Menoleh menatap riska. "Keluar, jangan ada yang masuk tanpa izin dari saya" suruh erlangga yang langsung riska turuti.
Erlangga menatap poto istrinya yang ada di mejanya. "Lina, saya bisa gila menahan rindu gini" lirih erlangga.
Cklek...
"Saya sudah bilang jan......sayang" kaget erlangga menatap istri dan anaknya yang masuk kedalam ruangan dengan senyum manisnya. Erlangga langsung berdiri. "Ko enggak telpon aku sih kalau kamu mau kesini?" Tanya erlangga menuntun istrinya duduk di sofa.
"Sengaja. Udah makan siang belum?" Tanya erlina.
Erlangga menggeleng pelan. "Belum, enggak napsu makan soalnya enggak ada kamu" jawab erlangga mencium bibir erlina singkat, mengambil alih fayra. "Nih bayi ikut-ikutan aja" gemes erlangga menatap anaknya yang menatapnya polos.
"Kebetulan aku bawakan makanan buat kamu, makan dulu biar kerjanya semangat" suruh erlina menyiapkan makanan untuk suaminya.
Erlangga Tersenyum manis. "Suapin, aku enggak bisa makan sendiri ada fayra" kata erlangga.
Erlina geleng-geleng kepala. Menyuapi suaminya dengan telaten. "Tadi aku ketemu riska katanya minggu depan kamu sibuk meeting ke beberapa wilayah, ya?" Tanya erlina.
Erlangga mengangguk sedih. "Ya. Waktu aku pasti sedikit buat kamu, gini aja kamu ikut ak---"
"Enggak!. Aku sama fayra enggak mau ikut kamu, kita nunggu di rumah aja" potong erlina cepat.
"Kenapa?, Sekalian kita jalan-jalan" tanya erlangga dengan nada kecewanya.
Erlina menyodorkan air minum yang langsung diminum erlangga. "Supaya kamu lebih fokus sama kerjaan kamu, supaya kamu cepat pulang." Jawab erlina tersenyum tipis.
"Aku khawatir kamu kenapa-kenapa" lirih erlangga.
Erlina mengelus rambut erlangga. "Selamat kamu kerja aku nginep di rumah mamah, nanti kalau kamu pulang kamu bisa jemput aku sama fayra" kaga erlina.
Erlangga terpaksa mengangguk lemah, sepertinya ia tidak akan fokus kerja jika seperti ini. Kekuatannya ada pada erlina.
***
Dan benar saja erlangga benar-benar sibuk kerja, dan erlina saat ini ada di rumah kedua orangtuanya. Selama dua hari erlangga tidak menghubunginya erlina maklum karena erlangga pasti sibuk ia juga tidak boleh egois.
Ridwan menghampiri erlina yang duduk melamun di teras rumah. "Kenapa dek?, Nomor erlan masih belum aktif?" Tanya ridwann menatap adiknya yang terlihat sedih.
Erlina mengangguk. "Ya. Perasaan aku juga tidak enak aku takut mas erlan kenapa-kenapa" jawab erlina.
Ridwan menarik adiknya kedalam dekapannya. "Jangan gitu, kamu berdoa saja semoga suami kamu tidak kenapa-kenapa, dia pria yang kuat walaupun nyebelin" kata ridwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
my protective CEO [TAMAT]
Novela Juvenil"saya menjadikan kamu istri saya untuk menemani saya disetiap detik napas saya, bukan untuk jadi pelayan saya" -Erlangga Alfian- Terkadang sikap yang dimiliki ceo muda bernama Erlangga Alfian, membuat Erlina Adiba kesal, ruang gerak dan pertemananny...