Erlina menanami suaminya yang sedang latihan basket bersama teman-temannya termasuk abang iparnya sendiri, bima. tidak biasanya erlina diajak bermain bersama teman-temannya suaminya, biasanya erlangga tidak mengajak dirinya.
Erlina menatap suaminya yang sudah selesai bermain, erlina menghampiri suaminya yang sedang mengobrol dengan abangnya, bima. "Udah selesai belum?" Tanya erlina sambil menyodorkan air mineral kehadapan bima dan suaminya, yang langsung mereka terima dan teguk sampai setengah.
"Makasih adik ipar" ucap bima tersenyum tipis.
Erlina hanya mengangguk pelan, dan tersenyum tipis, erlangga yang melihat istrinya senyum ke pria lain mendengus kesal.
"Jangan senyum gitu, aku enggak suka" kesal erlangga.
Erlina menatap erlangga. "Dia---"
"Aku bilang jangan, ya, jangan kamu jangan membantah gini. Bentak erlangga menatap tajam erlina. Suara erlangga yang meninggi menjadi pusat perhatian banyak orang termasuk teman-temannya.
Bima menatap adiknya. "Astaga lan, dia han---"
"Enggak usah ikut campur" potong erlangga, menarik tangan erlina keluar lapangan, erlina hanya diam ia tidak bisa berbuat apa-apa, ia tidak mau erlangga marah-marah di sini.
Erlangga Menganti bajunya di dalam mobil di depan erlina, untungnya kaca mobil erlangga tembus pandang, jadi tidak akan ada yang lihat. "Lain kali jangan senyum sama pria lain, mau itu keluarga kita sekalipun" ucap erlangga.
Erlina mengangguk pelan, ia tidak mau komentar lebih baik ia menurut saja. "Iya, mas, aku pengen jalan-jalan" pinta erlina menatap erlangga penuh harap.
Erlangga menoleh ia menatap wajah erlina, yang menatapnya dengan tatapan penuh harap. "Hm, tapi jangan lama-lama dan jangan jauh-jauh dari aku" pinta erlangga ia langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang, tangan kirinya ia mengusap pipi erlina "mau jalan-jalan kemana?" Tanya erlangga.
"Mal aja, aku mau beli baju boleh?"
Erlangga mengangguk. "Boleh dong, mau apa aja boleh, asalkan jangan jauh-jauh dari aku"
Setelah sampai di mal erlangga dan erlina masuk kedalam mal yang sangat ramai, erlangga menarik pinggang erlina posesif.
"Mau kem---"
"Mamah" teriak anak kecil berlari kearah erlina sambil merentangkan tangannya.
Erlina dan erlangga menatap anak kecil yang memeluk lutut erlina. "J-jingga" gumam erlina kaget.
"Mamah jingga rindu mamah" kata jingga.
Erlina dan erlangga saling berpandangan, erlangga berusaha mengingat anak kecil yang memeluk istrinya, seketika ingatannya kembali ke beberapa bulan yang lalu.
"Lepas, jangan sentuh istri saya" usir erlangga melepaskan pelukan jingga dari kaki erlina.
Mata jingga berkaca-kaca ia menatap erlangga. "Om jahat, om culik mamah aku, om jahattttt" teriak jingga.
Erlangga tidak menghiraukan ucapan anak kecil itu, ia menarik erlina yang langsung erlina tepis pelan. "Kenapa?, Kamu mau kembali sama anak kecil ini?" Marah erlangga, menjadi pusat perhatian banyak orang.
Erlina menatap erlangga. "Aku tidak tega melihat jingga menangis, kita cari pa---"
"Jingga" teriak angga berlari menuju mereka dengan tatapan khawatir. Ia langsung memeluk jingga erat. "Udah papah bilang jangan kemana-mana, papah cuman ke toilet" lirih angga, tanpa menyadari ada dua orang yang menatapnya.
"Papah, itu mamah" ucap jingga menunjuk erlina yang menatapnya.
Mendengar itu angga langsung melepaskan pelukannya ia menatap kaget erlina dan angga. "Sayang---"
"Hey, jangan panggil istri saya sayang kau bukan siapa-siapanya istri saya" marah erlangga.
Angga tidak menghiraukan ucapan erlangga ia menatap erlina yang menatapnya dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. "Apa kabar?, Udah lama kita tidak bertemu, soalnya aku baru pulang dari luar negeri, jadi aku tidak bisa berkunjung ke rumah kam---"
"Jaga ucapan anda atau saya bunuh kamu" ancam erlangga mencengkeram kerah baju angga.
Erlina berusaha memisahkan mereka yang malah semakin menjadi-jadi. Erlina menarik erlangga. "Stop! Jangan ribut lagi kita pulang" ajak erlina menatap erlangga yang terus menatap angga dengan tatapan tajam.
"Berani kau menunjukkan wajah kau di depan istri saya, maka kau siap-siap mati" bisik erlangga sebelum pergi menarik erlina keluar mal.
***
Erlangga menatap sinis erlina ia kesal dengan erlina yang tidak ada niatan untuk minta maaf atas kejadian di mal tadi sore, erlina malah asyik makan martabak manis di depan televisi. "Menyebalkan sekali sih kamu, enggak ada niatan buat minta maaf gitu?" Kesal erlangga.
Dari dulu erlina memang sangat tidak peka, kadang-kadang erlangga kesal pada istrinya yang terlalu polos dan menyebalkan seperti sekarang ini.
Erlina menoleh ia tersenyum tipis, ia duduk di pangkuan erlangga mengalungkan lengannya di leher erlangga. "Aku salah apa emangnya?, Aku enggak salah apa-apa ko" kata Erlina tangan kanannya kembali mengambil martabak melahapnya didepan erlangga.
"Ko kamu gitu sih, kamu yang buat salah, kamu juga yang tidak tahu salah kamu" kesal Erlangga memalingkan wajahnya ke sembarang arah.
"Aku enggak tau say---"
"KAMU UDAH TATAP WAJAH DUDA ANAK SATU ITU, MATA KAMU UDAH TERNODAI MELIHAT WAJAH PRIA ITU, AKU TIDAK SUKA, AKU TIDAK RELA, PUAS!"
Erlina menelan lebih dulu martabak, menatap wajah erlangga. "Lebyat dia---"
"Kamu hilang lebay?, Parah, kamu tidak menghargai suami kamu yang udah jujur kalau suami kamu cemburu, kamu tega, lin, pokonya aku tidak suka kamu tatap wajah pria lain, kamu hanya boleh tatap wajah aku, titik." Kesal erlangga.
Erlina mengangguk pasrah ia mengelus pipi erlangga. "iya, jangan marah-marah dong, memangnya kamu mau cepat tua terus aku nika---"
"Enggak! Enak aja" sentak erlangga semakin kesal
Erlina terkekeh gemes ia menyenderkan kepalanya di dada bidang besar erlangga. "Kamu tenang aja, aku enggak bakal selingkuh lagian mana bisa aku selingkuh coba, ponsel aku lebih sering di pegang sama kamu, aku enggak pernah keluar rumah selain sama kamu, gimana caranya aku selingkuh coba?" Heran erlina.
"Bisa aja kamu diam-diam selingkuh, terus kamu nik---"
"Ngaco!, Udah ah jangan mikirin yang tidak penting, mendingan kita mikirin mau dikasih nama apa anak kita, kalau cewek, dan cowok, kamu lebih suka cewek atau cowok?" Tanya erlina mendongak menatap Erlangga yang menatapnya datar.
"Cewek" jawab erlangga asal.
"Kenapa?, Karena dia bakal cantik seperti mamahnya?" Pede erlina.
Erlangga menggeleng. "tidak. Secantik-cantiknya anak kita nanti, kamu lebih cantik dari mereka, karena, cinta aku lebih besar dari mereka, aku mencintai kamu lebih dari aku mencintai diri aku sendiri"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
my protective CEO [TAMAT]
Teen Fiction"saya menjadikan kamu istri saya untuk menemani saya disetiap detik napas saya, bukan untuk jadi pelayan saya" -Erlangga Alfian- Terkadang sikap yang dimiliki ceo muda bernama Erlangga Alfian, membuat Erlina Adiba kesal, ruang gerak dan pertemananny...