🌌 Bab 22 : Marah sesaat

5K 399 2
                                    

Haiiii 👋

Kalau udah mampir jangan lupa tinggalin jejaknya, ya 😉

Instagram & Tik Tok :
wlnrmd15_stories
______________________________________

🔮 SELAMAT MEMBACA 🔮

"Masalah tidak akan menjadi besar, bila sesama pasangan mampu menurunkan ego masing-masing."

~o•O•o~

"DARREN! Pelan-pelan larinya!"

Entah untuk keberapa kalinya Wizzy berteriak, memanggil-manggil nama lelaki itu dan menyuruhnya untuk berlari lebih pelan, tapi sayangnya Darren tidak memedulikan satu pun teriakan Wizzy.

Dia terus berlari seolah tidak mendengar apa pun, membuat Wizzy mau tidak mau harus berlari mengejarnya kalau tidak mau tertinggal.

"Darren ... Darren tunggu!"

Wizzy kembali berteriak dan dia yang sudah begitu lelah perlahan menghentikan larinya. Tubuhnya agak membungkuk, keringatnya bercucuran dan napasnya pun terengah-engah. Dia juga menatap lurus pada Darren yang kian menjauh.

"Bener-bener, ya, tuh cowok!" geram Wizzy.

Dia tidak habis pikir dengan lelaki menyebalkan itu, karena bisa-bisanya Darren cemburu hanya karena dia menyebut lelaki lain tampan. Padahal dia hanya mengatakan kekagumannya tanpa maksud apa-apa.

Sekarang dia jadi bertanya-tanya, apakah semua laki-laki seperti Darren? Mudah cemburu hanya karena pasangannya memuji lelaki lain tanpa maksud merendahkan pasangan apalagi berselingkuh dengannya?

"TERUS AJA LARI SANA! GUE UDAH NGGAK PEDULI!"

Teriakan Wizzy lebih nyaring daripada sebelumnya, membuat dia seketika menjadi pusat perhatian orang-orang.

"GUE NGGAK MAU NGEJAR LO LAGI! GUE CAPEK!"

Setelah berteriak untuk yang terakhir kalinya, Wizzy tiba-tiba duduk bersila di aspal, tangannya dia lipat di dada dan sudah pasti aksinya semakin mengundang perhatian orang-orang di sekitarnya.

Mulanya Wizzy tidak melihat tanda-tanda jika Darren akan berhenti berlari apalagi menoleh dan hal itu pastinya membuat hati Wizzy kian dongkol.

Sampai akhirnya, dia melihat seorang ibu-ibu berbaju senam-kebetulan jaraknya dengan Darren tidak begitu jauh-mengejar lelaki itu kemudian menepuk pundaknya.

Darren spontan berhenti berlari lalu ditatapnya penuh tanya wanita paruh baya itu. Entahlah apa yang ibu-ibu itu katakan pada Darren, tapi sepertinya dia sedang membujuk atau mungkin menasihati lelaki itu.

Karena tak berapa lama, Darren tampak menoleh pada Wizzy, tapi dengan cepat Wizzy membuang muka. Dia tidak sudi bertatapan langsung dengan lelaki menyebalkan itu.

Meski begitu, Wizzy yang penasaran diam-diam melirik lelaki itu lagi dan setelah ibu-ibu tadi meninggalkannya, Darren terlihat berjalan menghampiri Wizzy.

Tak butuh waktu lama, kini Darren sudah berada di hadapan Wizzy. Kepalanya menunduk, menatap Wizzy yang masih duduk bersila di aspal.

WIZZY & LAKI-LAKI DI DALAM MIMPI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang