🌌 Bab 44 : Pertengkaran hebat

4.6K 403 16
                                    

Haiiii 👋

Kalau udah mampir jangan lupa tinggalin jejaknya, ya 😉

Instagram & Tik Tok :
wlnrmd15_stories
______________________________________

🔮 SELAMAT MEMBACA 🔮

“Kemarahan tidak akan pernah menyelesaikan masalah.”

~o•O•o~

SAAT Darren membuka pintu kamar hal pertama yang dia lihat adalah Wizzy yang tengah tertidur menghadap dirinya, lengkap dengan gaun yang masih dia pakai.

Sekarang Darren mengerti kenapa Wizzy menyuruhnya untuk tidak pulang terlambat dan apalagi alasannya kalau bukan karena dia sudah menyiapkan kejutan ulang tahun untuknya.

Bahkan Wizzy sampai mau memakai gaun dan berdandan, tapi lihatlah apa yang dia lakukan? Dia malah pulang di jam satu malam lebih dan menggagalkan acara kejutan yang telah istrinya buat.

Menyesal? Sudah pasti. Merasa bersalah? Apalagi. Bahkan rasanya permintaan maaf saja tidak akan cukup untuk menebus apa yang sudah Darren lakukan pada Wizzy.

Terdengar embusan napas berat dari mulut Darren. Lalu dengan langkah gontai dia berjalan menghampiri Wizzy, dia duduk di tepi tempat tidur, kemudian mengusap lembut kepala istrinya.

"Maafin aku, Zy. Aku tau aku salah, tapi aku punya alasan kenapa aku pulang terlambat," ujar Darren.

Dia tidak peduli jika Wizzy tidak mendengarnya, yang pasti saat Wizzy bangun besok pagi, dia akan menjelaskan semuanya dan menebus apa yang sudah dia lakukan.

Sebuah kecupan mendarat tepat di kepala Wizzy dan sebelum Darren benar-benar mengangkat kepalanya, mata Wizzy tiba-tiba terbuka.

Sadar siapa yang berada di dekatnya saat ini, Wizzy pun bangun dari posisinya dan bergerak menjauh dari Darren, membuat lelaki itu terkejut bukan main.

"Zy—"

"Ke luar!" Wizzy tiba-tiba berteriak. Dia juga menunjuk pintu, sebuah isyarat agar Darren pergi.

"Aku bisa jelasin semuanya."

"Nggak! Gue nggak mau denger penjelasan apa pun!" teriak Wizzy.

Lalu dia turun dari tempat tidur, kemudian menarik tangan Darren agar lelaki itu ke luar dari kamar.

"Zy, please jangan kayak gini!" Darren berusaha melepaskan tangan Wizzy yang terus menarik tangannya.

"Ke luar lo! Gue mau sendirian!"

Air mata Wizzy kembali mengalir, dia juga terus menarik tangan Darren dan memaksa lelaki itu untuk ke luar dari kamar. Sayangnya, Darren justru berhasil melepaskan tangan Wizzy, tapi sebagai gantinya Wizzy malah memukul dan mendorong Darren.

Daripada sakit karena dipukuli, Darren jauh lebih sakit hati saat melihat Wizzy menangis sesenggukan seperti ini. Dia juga tidak berniat menghentikan apalagi membalas perlakuan Wizzy.

Dia hanya diam dan menerima semuanya, hingga pukulan Wizzy makin lama makin melemah dan dia yang kelelahan pun lantas terduduk di tepi tempat tidur, kepalanya menunduk dalam, sedangkan bahunya tampak bergetar.

WIZZY & LAKI-LAKI DI DALAM MIMPI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang