🌌 Bab 48 : Mengubah takdir?

5.4K 399 10
                                    

Haiiii 👋

Kalau udah mampir jangan lupa tinggalin jejaknya, ya 😉

Instagram & Tik Tok :
wlnrmd15_stories
______________________________________

🔮 SELAMAT MEMBACA 🔮

“Ada dua macam takdir di dunia ini, yaitu takdir yang bisa diubah dan takdir yang tidak dapat diubah.”

~o•O•o~

"ZIZZY bisa makan sendiri, Mah. Nggak perlu sampe disuapin kayak gini," ujar Wizzy.

"Udah, kamu nurut aja sama Mamah," balas Hasna. "Nih, satu suap lagi. Abis itu kamu minum obat, terus istirahat."

Wizzy menghela napasnya, tapi tak urung dia tetap menerima suapan terakhir dari Hasna. Dia juga hanya bisa menurut saat wanita itu menyuruhnya untuk minum obat.

Jelas perlakuan Hasna sekarang dengan dirinya sebelum koma sangatlah berbeda. Jika dulu saat Wizzy sakit Hasna hanya menyuruhnya untuk minum obat, istirahat dan mengompresinya jika demam, lain halnya dengan sekarang.

Selain lebih protektif, Hasna juga cenderung memanjakannya. Bahkan Wizzy dilarang ke luar dari kamar dan jika dia membutuhkan sesuatu, Wizzy cukup berteriak dan Hasna akan datang.

"Sekarang istirahat, ya," ujar Hasna yang langsung diangguki oleh Wizzy.

Setelah memberi kecupan singkat di kening putrinya, Hasna lantas berdiri seraya membawa nampan berisi piring kotor dan gelas, kemudian dia berjalan menuju pintu dan ke luar dari kamar.

Sekali lagi Wizzy menghela napasnya, lalu dia mengedarkan pandangannya ke seisi kamar yang sama sekali tidak berubah. Jujur dia senang bisa kembali, tak hanya kembali ke tubuh aslinya, tapi juga kembali ke rumahnya.

Namun, entah kenapa Wizzy merasakan ada sesuatu yang kurang, sesuatu yang kosong, hampa atau apa pun itu namanya. Dia juga merasa tidak bersemangat dan merasa begitu kesepian sekalipun Hasna dan Barra selalu ada untuknya.

"Apa ini ada hubungannya sama Darren, ya?" tanya Wizzy, tapi sesaat kemudian dia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Nggak-nggak, masa gara-gara dia, sih?"

Meski Wizzy menyangkal hal itu, tapi pada kenyataannya apa yang dia rasakan memang ada hubungannya dengan Darren.

Dia yang sudah terbiasa akan kehadiran lelaki itu, terbiasa berjumpa dengannya setiap hari, berbincang bahkan berdebat dengannya, tentu merasakan adanya perbedaan besar ketika Darren tidak lagi di sisinya.

Di tengah perasaan Wizzy yang tidak karuan, pintu kamarnya tiba-tiba dibuka dari luar. Keterkejutan pun dirasakan gadis itu saat ketiga temannya yang masih memakai seragam sekolah masuk ke kamar sambil berteriak heboh. Mereka juga langsung berlari menghampiri Wizzy kemudian memeluknya.

"Gila! Gue nggak lagi mimpi, kan? Ini beneran lo, Zy?!" tanya Fidelya. Kentara sekali betapa bahagia dan tidak percayanya dia kala melihat gadis itu.

"Sumpah, gue kangen banget sama lo!" kata Indira. Dia memeluk Wizzy begitu eratnya.

"Gue pikir lo nggak bakal bangun lagi tau." Kali ini Retha yang berbicara dan matanya tampak berkaca-kaca.

WIZZY & LAKI-LAKI DI DALAM MIMPI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang