🌌 Bab 40 : Mengakhiri hubungan

4.4K 382 16
                                    

Haiiii 👋

Kalau udah mampir jangan lupa tinggalin jejaknya, ya 😉

Instagram & Tik Tok :
wlnrmd15_stories
______________________________________

🔮 SELAMAT MEMBACA 🔮

“Tidak ada salahnya bukan mengakhiri hubungan dengan orang yang bisa membawa pengaruh buruk?”

~o•O•o~

WIZZY terduduk di sofa, kepalanya menunduk dan setetes demi setetes air mata terjatuh mengenai ponsel yang dia pegang di pangkuannya.

Seumur hidup, ini adalah pertama kalinya Wizzy menangis. Menangis sedih, menangis terluka hanya karena seorang lelaki.

Sebelumnya Darren bilang dia akan menemani Alma di rumah sakit karena papahnya tiba-tiba drop, tapi kenapa dari foto yang Revan kirimkan justru memperlihatkan Darren dan Alma sedang berada di kafe? Dan parahnya mereka saling berpegangan tangan.

Mungkinkah Darren berbohong padanya? Apa dia hanya menjadikan om Ghani sebagai alasan agar bisa menemui Alma dan berduaan dengannya? Tapi kenapa? Bukankah Darren menyayanginya?

Pintu apartemen tiba-tiba dibuka dari luar dan saat Darren masuk, di saat yang bersamaan Wizzy juga menatap ke arah pintu.

Jika Wizzy dibuat terkejut akan penampilan Darren yang berantakan serta luka-luka lebam di wajahnya, Darren justru dibuat mematung kala melihat air mata membasahi wajah Wizzy. Mungkinkah gadis itu menangis karena melihat foto yang dikirimkan Revan padanya?

"Kamu percaya, kan, sama aku?" tanya Darren. Nada bicaranya begitu lesu.

Bukannya menjawab, Wizzy malah menyeka air matanya. Dia lalu menaruh ponselnya di sofa, kemudian berjalan menghampiri Darren.

"Harusnya gue yang tanya, lo kenapa? Kenapa bisa luka-luka ka—"

"Jawab pertanyaan aku!" Darren tiba-tiba membentak, membuat langkah Wizzy seketika terhenti. "Kamu percaya sama aku atau sama dia, hah?!"

Wizzy benar-benar tidak mengerti. Bukankah seharusnya dia yang marah? Tapi kenapa malah Darren yang marah padanya?

"Nanti aja bahasnya, sekarang obatin dulu luka lo," balas Wizzy.

Dia kembali menghampiri Darren, tapi saat dia hendak meraih tangan lelaki itu, Darren malah menepisnya.

"Kamu lebih percaya sama dia, kan?" tanya Darren lagi.

Dia menatap Wizzy tepat di bola matanya, sedangkan Wizzy yang tidak tahu harus berkata apa hanya bisa menghela napas.

"Zy, Revan atau aku yang kamu per—"

"IYA! GUE PERCAYA SAMA LO! LO SUAMI GUE! GUE PERCAYA LO NGGAK BOHONG!" teriak Wizzy.

Dadanya naik turun akibat napasnya yang memburu dan seketika itu juga, tangis Wizzy kembali pecah.

Sejenak Darren terdiam. Entahlah Wizzy benar-benar memercayainya atau tidak, yang pasti Darren paling tidak bisa melihat Wizzy menangis seperti ini.

Dia lalu menarik Wizzy ke dalam dekapannya, mengecup beberapa kali kepala gadis itu, kemudian mengusap-usap punggungnya yang bergetar.

WIZZY & LAKI-LAKI DI DALAM MIMPI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang