Flashback
Siang hari sebelum kejadian
Setelah menghitung dan menyadari bahwa ia terlambat menstruasi.
"Apakah aku harus melakukan test sekarang?"
"Nanti saja. besok atau lusa kalau masih belum datang juga aku akan melakukan test" monolognya.
Tetapi rasa penasarannya malah semakin menjadi-jadi setelah mengingat-ingat betapa Junghyun sangat mencintainya. Setelah melihat video pengakuan Junghyun waktu itu, Ella sudah menghilangkan jauh-jauh pikirannya untuk menunda atau lebih tepatnya mencegah dirinya agar tidak hamil, malahan yang ada dipikirannya saat ini ingin memiliki anak yang banyak bersama Junghyun.
"Baby!" Seru Junghyub dari balik pintu sedikit khawatir karena tidak terdengar percikan air lagi namun Ella tak kunjung keluar.
Sedangkan saat ini Ella sedang gemetar di dalam sana, wajahnya merah merona.
Berdiri mematung di depan kaca sembari tersenyum, dengan keras Ella berusaha agar air mata harunya tidak keluar. Ella sangat bahagia, namun ia memilih untuk tidak memberi tahu Junghyun saat itu juga. Ia simpan dengan rapat strip test kemalian itu, kemudian keluar dari kamar mandi setelah beberapa kali menoleh pada kaca untuk memastikan bahwa raut wajahnya tidak mencurigakan.Flashback end
.
.
.
.
Di rumah sakit.Sekitar tiga puluh menit berlalu, dokter keluar dari ruangan dan Junghyun pun segera menghampirinya.
"Bagaimana keadaan istriku?"
"Syukurlah luka tusuk yang dialami oleh istri anda tidak terlalu dalam, sehingga tidak mengenai organ-organ vital yang ada di dalam tubuhnya dan tadi kami hanya perlu melakukan operasi kecil"
Junghyun sedikit lega setelah mendengar sedikit penjelasan itu.
"Namun" Dokter itu menambahkan.
"Kenapa dokter?"
"Sayang sekali janin yang ada didalam kandungannya tidak dapat diselamatkan. Usianya masih terlalu muda, hal itu terjadi karena pasien terlalu terpukul dengan kejadian yang menimpanya. Kami turut berduka Tuan."
Air mata Junghyun kembali menetes, namun yang menjadi prioritasnya saat ini adalah Ella. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa ia juga merasa sedih karena kehilangan calon bayi yang selama ini ia impikan.
Vic yang ada dibelakangnya segera memberikan usapan pada bahu sang sahabat, usapan sebagai tanda bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Tak lama kemudian, Ella pun dipindahkan ke ruang rawat inap dengan Junghyun yang setia menemaninya, saat ini vic telah pergi dari sana. Ia harus segera memastikan bahwa pelakunya dapat segera ditemukan.
.
.
.
.
"Shit!! Mereka mengejarku?" Gumam Jena sembari melihat ke arah spion dan ke arah belakang sembari melajukan mobilnya. Melihat mobil polisi yang semakin dekat, Jena tidak tinggal diam ia pun segera menambah kecepatan hingga kejar-kejaran dengan polisi dis epanjang jalan. Jena hanya melajukan kendaraannya ke sembarang arah, baginya saat ini yang terpenting polisi tidak dapat menyentuhnya."Junghyun sialan!!!" Teriaknya dari dalam mobil. "Pasti saat ini wanita itu sudah mati kan, jika aku tidak bisa memilikimu begitu pun dengan dia" ocehnya, sembari tertawa dan sesekali ia juga menangis.
Tadi, Saat Jimmy menelpon dan menanyakan keberadaannya, sebenarnya Jena telah berada di sekitaran lokasi tempat Junghyun akan mengajak Ella untuk makan malam, sekaligus acara privat untuk melamar pujaan hatinya. Tentu saja Jena tidak akan membiarkan itu semua terjadi. Buntu. Akalnya saat ini benar-benar sudah buntu tidak ada lagi hal yang dapat ia lakukan untuk mendapatkan Junghyun kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Obsession (Jk)
Fanfiction-Sudah terbit Novel- Follow dulu sebelum membaca. Kehidupan seorang gadis cantik yang bernama Marcella Park, berubah drastis saat dia memilih untuk meninggalkan kampung halamannya. Kehidupan di kota yang sangat keras mempertemukan Ella dengan seora...