#4

914 77 6
                                    


HAY GUYS, KELEN SEHAT KAAAN?

SEHATLAH, JANGAN SAKIT-SAKIT

SIAPA YANG SUDAH NGGAK SABAR NUNGGUIN CERITA NOE LARAS? COMMENT DONG

JUJUR AKU SUKA KALAU KALIAN (READERS) KEK DESAK AKU UNTUK UP TERUS GITU, JADI AKUNYA LEBIH SEMANGAT UNTUK NYELESAIIN NASKAHNYA HEHEHE

JANGAN MALAS UNTUK NGASIH VOTING DAN COMMENT YA GUYS. LEBIH BANYAK KOMEN AKU SUKA ITU TERUTAMA YANG NGASIH AKU SARAN PADA PENULISAN YANG SALAH


SORRY AKU TERLALU BANYAK ENTERMESO

YA SUDAH ENJOY AND HAPPY READING GUYS....







Di pantulan kaca cermin full body, Noe mematut dirinya. Kemeja putih sudah membalut tubuhnya begitupun dengan celana panjang bahan yang terlihat pas menutupi kaki jenjangnya. Ia mengambil jas hitamnya yang tergelatak di tempat tidurnya lalu mengenakannya. Kembali Noe menatap pantulannya di cermin dan setelah rapi, ia tak lupa mengabadikan pantulan dirinya di cermin itu dengan kamera ponsel.

"Yeee nggak nyadar, kalau style loe dan gesture loe aja cowok banget gimana mereka nggak salah kira kalau loe tuh cewek."

Noe teringat dengan ucapan Laras waktu itu sambil meperlihatkan hasil fotonya. Namun, ia menyukai dengan style-nya yang sekarang, simple apalagi ia pun punya gaya tomboy jadi kesannya cocok saja.

"Dengan style bagaimana pun, cewek itu tetap cantik. Terlebih-lebih kecantikan itu bisa dilihat dari dalam hatinya. Bener nggak, No?" Noe berbicara dengan dirinya sendiri.

Noe mengambil tas ranselnya lalu melangkah keluar kamar. Saat menutup pintu kamarnya, Noe melihat sahabatnya, Laras keluar dari kamarnya juga dengan jas almaternya yang sudah melekat di tubuhnya serta menenter tas ransel.

"Widiih yang sudah siap PPL(Program Pengalaman Lapangan) nih." Ujar Noe sambil menghampiri Laras.

"Widiih yang sudah siap kerja nih," sahut Laras.

Mereka pun tertawa. Namun, Noe merasa sedikit aneh pada Laras karena ia merasa Laras berpura-pura tertawa lalu melangkah duluan.

"Ada apa sih? Aneh." Noe melihat punggung Laras menjauh.

Noe pun menyusul Laras ke ruang makan dan di sana sudah tersedia sayur kangkung dengan udang sebagai pelengkapnya, sepiring ayam goreng, sebakul nasi dan seteko air putih.

"Wah sekarang Noe jadi pegawai kantor," ujar Om Ale.

"Wah hahaha senangnya." Noe menanggapi dengan jenaka. Membuat seisi ruang makan itu berderai tawa.

"No,apa pegawai lainnya nggak salah lihat dirimu?" Tanya Om Alle.

Noe bergeming. Ia bingung apa maksud dari ayahnya Laras. Noe menunduk dan melihat ke pakaiannya sendiri.

"Jujur sih Om, mereka mengira aku tuh cowok. Tapi nggak masalah sih Om. itu terserah mereka mau lihat dan anggap Noe seperti apa. Yang penting kan Noe nggak buat orang lain menderita." Noe tersenyum.

Salah Hati [Noe&Laras]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang