#44

201 13 1
                                    


HALO GUYS, KALIAN SEHAT KAN?

SEHATLAH, JANGAN SAKIT-SAKIT

YANG NUNGGUIN CERITA INI MASIH BANYAK KAN?

TAKUTNYA NGE-DOWN GITU HEHEHE




YUK AAH SEBELUM / SESUDAH BACA JANGAN LUPA APA GUYS?

COMMENT DAN VOTE NYA YAAAAAH



ENJOY AND HAPPY READING







Duduk di kursi dengan kedua tangan pertumpu pada meja rias sedangkan tatapan terpaku pada sebuah cincin berwarna silver sederhana yang sedang dimainkan oleh kedua jarinya.

"Aku telah lama menunggumu, aku telah memelihara cinta ini delapan tahun dan rasa itu tidak berubah, justru semakin menggebu-gebu ketika kamu menyambut cinta ini, Laras. Jadi aku rasa ini tidak cepat untukku. Telah lama aku ingin mewujudkannya tapi baru sekarang bisa terealisasikan."

Ucapan Rasyid menggema di hatinya membuat Laras menghela napas. Ia tak mempersalahkan laki-laki itu, memang beginilah seharusnya, pacaran untuk menjalin hubungan yang lebih serius yaitu pernikahan. Hatinyalah yang salah, memang dari awal pun sudah salah.

JEKLEK!

Spontan Laras meletakkan cincin itu ke meja dan menutupinya dengan tangan.

"Ketuk dulu kek? Main nyelonong aje loe." Laras menatap kesal ke arah Noe.

"Halah biasanya juga nggak." Noe melangkah masuk ke kamar Laras dengan santai seolah-olah kamarnya sendiri lalu segera membuka kedua pintu lemari pakaian Laras.

"Nape lu?" Laras menatap ke arah Noe dengan mengerutkan kening.

"Gue pinjem baju loe, Yas. Loe kan punya banyak baju-baju yang untuk party-party gitu kan?" Tanya Noe tanpa menoleh ke arah Laras.

Laras terdiam, benak sibuk mencari sesuatu yang terluka.

"Bajumu yang untuk pergi-pergi atau berpesta kok haram semua sih, Ras? Nggak ada baju yang lebih sopan kah, Ras?" Noe sibuk memilih-milih pakaian yang tergantung di hanger.

"Nggak usah ngejuge deh. Dah sana-sana. Nggak cocok sama loe pakaiannya." Laras mendorong Noe menjauh dari lemari pakaiannya lalu segera menutup kedua pintu lemari itu.

"Eh iya-iya, maaf aku, Laras yang cantik. Aku nggak bermaksud seperti itu." Noe segera menggenggam tangan Laras, tersenyum tapi justru yang keluar adalah meringis sedangkan tangan sebelahnya memeluk bahu Laras.

Laras berusaha menyembunyikan senyuman dan hati berbunga-bunga dari Noe. Ia memanipulasi ekspresinya dengan berpura-pura merajuk.

"Sekarang loe mau apa sih, hm?" Laras melepaskan tangan Noe bahunya dan menatap tajam ke arah Noe.

Salah Hati [Noe&Laras]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang