HAY GUYS....KALIAN SEHAT KAN?
SEHATLAH JANGAN SAKIT SAKIT
TERIMA KASIH YANG SUDAH SEEETIIIAA MENUNGGU
HARI INI AKU DOUBLE CHAPTER YAH GUYS
YEEEEHHH
ENJOY AND HAPPY READING GUYS
JANGAN PELIT VOTE DAN BANYAKIN KOMENNYA YA GUYS
"Berhenti di sini saja, Pak."
Tak lama kemudian, motor scoopy menghentikan lajunya. Laras segera melangkah turun lalu menyodorkan selembar uang kepada bapak paruh baya itu. Dalam kelelahannya, gadis berparas cantik dan imut itu melangkah menuju gang, tempat kost-nya berada yang berjarak sekitar lima belas meter dari tempat pemberhentiannya tadi. Sebenarnya Laras bisa mengarahkan supir ojek untuk jalan memutar, tapi kemalasan sedang menggelayutinya. Ini semua karena Kiki tiba-tiba tidak enak badan sehingga harus absen dan ditambah lagi salah satu penduduk di gang tersebut sedang ada hajatan sehingga semua kendaraan tidak dapat memasukki gang itu.
Laras harus menempelkan tangannya ke dahinya untuk menghalangi sinar mentari yang menyilaukan mata.
"Permisi Mbak, apa Mbaknya punya uang dua puluh ribuan? Saya mau tukar lima puluhan," tangan dua pria memakai helm.
"Oh ada. Sebentar." Tanpa berpikir panjang, Laras segera mengaduk-ngaduk totebag-nya untuk mengambil dompet.
Setelah mendapatkan dompet, Laras segera membuka rosleting dompetnya, tapi ketika ia hendak menarik dua lembar dua puluh ribu tiba-tiba.....
PLAK!
Mendengar suara itu, Laras mendongakkan kepalanya dan melihat salah satu pria yang ada di hadapannya menyibas-ngibaskan tangannya.
"MAU NYOPET LOE, HAH?!"
Mendengar ucapan dengan nada marah di dekatnya membuat Laras menoleh. Ia membelalakkan matanya ketika melihat orang yang selama ini ingin ia hindari itu berdiri di dekatnya.
"Mereka cuma butuh tukar uang, No. Iih jahat banget." Laras menatap ke arah Noe dengan marah.
"Pergi kalian! Sebelum gue teriak nih, yang ada loe mampus dikeroyok warga."
Dua pria itu segera melaju pergi.
"Loe tuh nggak berubah ya, Yas. Selalu baik sama orang."
Laras terdiam dan tak ada keberanian untuk membalas tatapan Noe.
"Kenapa loe ke sini?"
"Iya kalau aku nggak ke sini, dompet loe sudah hilang, Ras. Terus loe nangis-nangis kek anak kecil." Noe tertawa.
Sebenarnya jika Laras tidak sedang dirundung masalah hati, ia sudah tertawa dan jadilah dua anak gadis tertawa berbahak-bahak di bawah senja.
"Terima kasih ya No. Loe juga nggak berubah," ujar Laras lalu segera melangkah menjauh dari Noe.
"Eh Yas, mau kemana? Kok malah pergi sih."
Dari suara gesekkan krikil, aspal dan langkah bersepatu, Laras tahu Noe akan mengikutinya.
"Sini, aku anterin ke kos-kosanmu."
Telinga Laras mendengar ucapan Noe itu, tapi ia tidak menghentikan langkahnya.
"Eh loe dengerin gue ngomong kan, Yas?" Noe menyekal tangan dan menarik sedikit tangan itu agar Laras menghadap ke arahnya.
"Gue denger."
"Terus kenapa nggak ditanggapi?"
"Iya maaf. Tapi gue nggak mau." Laras menyentak tangan Noe lalu lanjut jalan.
Laras harus melangkah sambil permisi minta jalan ke yang punya hajatan sebab ia harus mengganggu sebentar kegiatan persiapan acara tersebut yang akan dilangsungkan malam hari.
Kejadian lima belas menit yang lalu membuat Laras tak kuasa menahan memory tujuh tahun yang lalu dimana ia yang begitu polos dan baik sehingga dengan mudahnya mempercayai seorang siswi yang ingin meminta bantuannya untuk membersihkan gudang sekolah. Namun setelah Laras ke gudang tersebut, siswi itu tidak ada di sana dan malahan ia dikejutkan dengan lemparan tepung ke arahnya. Gelak tawa geng ratu bully membahana dan secara bergantian, mereka melempari Laras dengan bola tepung. Laras hanya bisa memejamkan mata untuk menyelamatkan matanya dari tepung. Namun, tak lama kemudian, gelak tawa itu berubah dari kemarahan.
Laras sedikit membuka mata dan di sana ia melihat wajah hingga seragam si ratu bully dipenuhi dengan tepung. Tentu saja si ratu bully itu tak terima atas perlakuan tersebut sehingga si ratu bully dengan dibantu oleh kedua antek-anteknya segera menyerang siswi berambut panjang dan tinggi itu. Kebingungan menyergap Laras. Ia ingin melerai, tapi tidak berani dan di sana Laras mengenali gadis yang secara tidak langsung menyelamatkannya itu, gadis itu benama Noe Firza Row, seangkatan dengannya tapi berbeda kelas. Keributan itu ternyata mengundang banyak siswa-siswi dan guru BK. Alhasil si ratu bully beserta kedua antek-anteknya, Noe dan Laras pun digiring ke ruang BK.
TERIMA KASIH SUDAH BACA, VOTE COMMENT DAN SUPPORT-NYA
BTW SUKA NGGAK PART INI?
MAAF PART INI PENDEK GUYS, MAKA AKU KASIH EKSTRA CHAPTER
YUK LANJUT!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Hati [Noe&Laras]
FanfictionWARNING! JANGAN SALAH LAPAK! Noe Firza Row, gadis tomboy yang memberanikan diri untuk mengubah penampilannya sesuai dengan jati diri dan kenyamanannya. Dengan penampilan manly-nya dan ditambah wajah yang tampan, kerap membuat orang salah pandang k...