#7

789 72 7
                                    


HAY GUYS.....KALIAN SEHAT KAN?

SEHATLAH, JANGAN CAKIT-CAKIT

MANA NIH YANG NUNGGUIN CERITA SERU NOE LARAS?

MAAF YA AKU BUAT KALIAN MENUNGGU XIXIXI 


CUMA MENGINGATKAN, JANGAN LUPA KLIK VOTE DAN BANYAKIN KOMEN-NYA 



ENJOY AND HAPPY READING........









Laras bersama teman-teman jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia harus menahan panas terik mentari di siang bolong dan asap kendaraan yang membuat batuk itu sembari membagi-bagikan makanan ke pengemis dan gelandangan. Seperti biasa, pada hari Jumat, kampus Laras mengadakan acara Jumat berbagi. Di setiap jurusan wajib menyumbang banyak makanan untuk dibagikan ke orang-orang yang tak mampu dan disetiap jurusan itu dibagi-bagi jalan mana saja yang akan mereka tuju.

Kedua tangan Laras masing-masing membawa kantong plastic yang berisi makanan berat dan kantong plastic berisi minuman. Kedua matanya menatap ke sekelilingnya untuk mencari target. Saat Laras melewati bawah jembatan layang, ia melihat seorang ibu paruh baya, rambutnya dikuncir acak-acakan, baju kusam dan lecek sedangkan anaknya balita tidur beralaskan karton kardus di sebelah ibunya. Laras segera mendekati ibu itu.

"Siang Bu, ehm..ini ada sedikit makanan untuk ibu." Laras tersenyum sembari memberikan makanan ke ibu itu.

"Terima kasih ya, Nak." Ibu itu tersenyum.

Laras segera pergi untuk mencari target selanjutnya. Sejujurnya ia merasa bersalah saat melihat balita-balita yang tidak terjangkau karena kelasnya membagi-bagikan makanan yang tidak bisa dikonsumsi oleh balita.

"Eh gimana, sudah habis belum?" Tanya Laras kepada Kiki.

"Masih sepuluh kayaknya tuh. Danar, makanannya masih berapa tuh?" Kiki sambil mengusap peluh yang ada di keningnya dengan punggung tangan.

"Sepuluh," jawab Damar sambil menenteng keranjang yang berisi makanan.

"Eh Ki, kayaknya jumat berbagi selanjutnya kita harus mikir mateng-mateng deh."

"Memangnya kenapa, Ras?" Kiki mengerutkan keningnya.

"Kita tadi kan banyak melihat ibu-ibu yang gendong balita gitu kan? Sedangkan kita hanya bisa ngasih ke ibunya saja." Laras mengeluarkan unek-uneknya.

"Nah setuju gue," sahut Nike.

"Iya sudah berarti kita nambah harga untuk iuran kelas supaya bisa belikan makanan-makanan untuk balita," ujar Raki.

"Kalau itu sudah pastilah, gong," ujar Damar yang berhasil membuat Raki merajuk.

Laras, Kiki, Damar dan Nike pun tertawa berbahak-bahak. 'Gong' asal dari kata 'bagong' karena tubuh Raki gendut dan memiliki pantatnya yang semok.

Salah Hati [Noe&Laras]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang