#3

1K 92 8
                                    



HAY GUYS....KELEN SEHAT KAN?

SEHATLAH, JANGAN SAKIT-SAKIT 

MARKIJUT GEEESS 

MARI KITA LANJUUUUT 

JANGAN PELIT VOTE DAN COMMENT GUYS



ENJOY and HAPPY READING.....







Tangan satunya menutup mulutnya yang sedang menguap lebar sembari melangkah gontai menuju ruang tamu. Noe ingin memanfaatkan tiga hari terakhir jadi pengangguran di rumah sahabatnya Laras Gartiana. Namun, saat melihat pintu kamar Laras setengah terbuka dan melalui celah-celah pintu terbuka, Noe melihat Teri yang sedang memegang dahi Laras yang sedang berbaring di tempat tidur dengan selimut yang menutupi hingga dada membuatnya mengalihkan tujuan. Ia melangkah masuk ke kamar Laras.

"Ayas kenapa, Ter?"

"Demam."

Noe menjatuhkan pandangannya ke arah sahabatnya, di sana Laras terlihat begitu pucat dan lemah. Ia segera duduk di tepi tempat tidur—dekat kaki Laras.

"Iya sudah, Teri mau buat bubur dulu ya."

Noe mengangguk dan Teri melangkah keluar dari kamar Laras. Noe beringsut maju dan duduk di tepi tempat tidur. Ia menjulurkan tangannya dan menyentuh dahi Laras. Benar saja, dahi Laras terasa panas.

"Pasti maasuk angin gara-gara bajumu basah kemarin, iya kan?"

"Apaan sih?! Sok tahu loe. Ah sana-sana, gangguin aja loe. Aduuuh pusing No. Tolong dong matiin lampunya, No." ujar Laras dengan suara parau sambil kedua tangannya memijat-mijat kepalanya lalu perlahan-lahan Laras memiringkan tubuhnya sehingga memunggungi Noe.

Noe hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Laras. Orang sakit masih aja galak, itulah Ayas alias Laras. Noe pun beranjak berdiri—membiarkan Laras tidur lagi.

"No..." mendengar panggilan Laras yang lirih itu otamatis Noe mengurung langkahnya.

"Apa?"

"Tolong dong chat temen gue namanya Kiki dan bilang, Ki tolong izinkan gue ke Bu Karti dan Bu Milan. Gue hari ini sakit."

Noe segera mengambil ponsel Laras yang terletak di atas nakas samping tempat tidur. Ia segera menyelakan ponsel itu lalu segera membuka ikon chat.

"Kiki yang ini?" Noe menjukkan nama Kiki yang tertera di ponsel ke Laras.

"Iya."

Noe segera menekan-nekan touch merangkai kalimat sesuai dengan yang diucapkan oleh Laras tadi.

"Begini?" Noe kembali menunjukkan layar ponsel itu ke Laras.

"He'em." Laras mengangguk.

Noe segera men-sent chat itu lalu meletakkan kembali ponsel Laras ke atas nakas.

"Terima kasih ya, No."

Noe hanya mengangguk lalu melangkah menuju pintu kamar. Namun, ketika hendak membuka pintu, ia terkejut dengan dorongan pintu dari luar. Ternyata itu Teri yang hendak kembali masuk ke kamar Laras untuk memberikan semangkok bubur, segelas air putih, dua jenis obat berbentuk tablet dan sebotol termos mini.

Salah Hati [Noe&Laras]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang