#14

778 84 8
                                    


HAY GUYS....KALIAN SEHATLAH

SEHATLAH, JANGAN SAKIT-SAKIT

AKU MAU NGASIH INFO NIH BUAT KALIAN YANG MUNGKIN RADAK NGGAK MENYENANGKAN HEHEHE JADI BEGINI CERITA INI TUH BELUM MENCAPAI FINISH GUYS, AKU MASIH DI BAB 20 DAN SELESAINYA ITU ENTAH DI BAB BERAPA DAN TAULAH NGARANG ITU NGGAK SEMUDAH COPY PASTE KAN YA. JADI MOHON MAKLUM BILA UP-NYA AGAK LAMA HEHEHE

MO INGETIN NIH BUAT VOTE DAN KOMENNYA JANGAN LUPA GUYS. 

JIKA BISA JANGAN JADI SILENT READER DONG HEHEHE






ENJOY AND HAPPY READING












"Terima kasih, Pak." Laras memberikan sejumlah uang dan helm kepada ojek online.

Dengan langkah ringan, gadis dengan tinggi 150 cm itu masuk ke dalam rumah yang pintunya tak terkunci.

"Tumben sudah pulang satu jam dari biasanya?" Tanya wanita yang telah melahirkan Laras itu.

"Iya kan sekolah lagi masa ujian, maka dipulangkan lebih awal. Oh iya, Ter sudah masak ya?"

"Wah kelaparan nih anak," sindir Teri.

"Nggak. Eh...iya sih sedikit. Tapi maksudku nanti malam aku mau ajak Noe makan di luar, jadi Teri masak untuk Ayah saja."

"Oh begitu, baiklah." Teri tersenyum.

"Aku ke kamar dulu." Laras bergegas menuju kamarnya.

Setibanya di kamar, putri tunggal Ayah Alle segera melepaskan ransel yang membuat kedua bahunya pegal itu. Tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu, Laras segera mengacak-acak lemari pakaiannya untuk ia kenakan di acara makan berdua dengan sahabat specialnya. Walaupun waktu perjanjiaan mereka masih tiga jam, tapi bagi Laras itu waktu yang tak lama apalagi ia butuh dandan yang membutuhkan waktu lumayan lama.

Sebenarnya tidak ada yang istimewa makan berdua dengan Noe sebab mereka sudah sering melakukannya. Namun, entah mengapa kali ini terasa berbeda di hati Laras sampai-sampai ia tak sabar menanti saatnya tiba.

"Mungkin karena restorannya baru viral kali ya jadi gue nggak sabar untuk ke sana. Noe pasti menyukai suasananya juga." Batin Laras seolah-olah menjawab apa yang ia rasakan di hatinya.

Tangannya bergantian mengeluarkan pakaian untuk perginya dengan berbagai macam warna dan model dari dalam lemari. Di depan cermin yang tertempel di salah satu pintu lemari, Laras mematut dirinya dengan menempelkan berbagai pakaian yang ia ambil ke badan dan tempat tidurnya secara otomatis menjadi pembuangan bagi pakaian yang menurutnya tidak cocok ia pakai.

Salah Hati [Noe&Laras]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang