BAGIAN 70 |

4.5K 428 5
                                    

Selamat membaca 💓















Malam ini christy berdiri didepan cermin kamar mandi nya, ia menatap sendu matanya, tangan nya mulai mengusap cairan yang sudah mengalir dari hidungnya.

Perlahan air mata christy mulai berjatuhan, disusul dengan rasa sakit dari dada nya, mengingat penyakitnya yang semakin parah.

Ia juga memikirkan bagaimana keadaan chika nanti, ketika ia harus benar benar pergi meninggalkan nya.

Isakan demi isakan mulai terdengar dalam ruangan itu, mulut yang sedari tadi terbungkam, seketika mulai bergetar pelan, akibat tangisannya yang sudah tak bisa ia tahan.

Tangan nya mulai menyalahkan kran air wastafel nya, agar tangisannya tidak terdengar oleh orang lain.

Dadanya terasa sangat sesak, bukan hanya karna penyakitnya yang sedang kambuh, namun kali ini sesak nya sudah melebihi rasa itu.

Sesak kali ini sangat menyiksanya, pikiran terus bertolak belakang dengan hati nya, sebenarnya ia ingin sekali berbicara jujur pada chika.

Namun bayangan gelap selalu berputar di memori otaknya. "Sebenarnya aku ini kenapa? Kenapa aku selalu kalah sama pikiran ku sendiri?".

"Apa ini karna penyakit ku, yang sudah mulai menyebar pada otakku sendiri?".

"Kenapa setiap aku ingin berkata jujur dari dalam hati ku, otak dan mulutku selalu menolak nya?".

"Apa memang Tuhan tidak mengizinkan aku berbicara jujur sama kakak?".

"Apa kakak harus tau jika aku sudah meninggalkan nya?".

"Aku hanya ingin membuat kenangan yang indah bersama dia Tuhan, tolong jangan persulit langkah ku".

"Berikan aku kemampuan untuk berkata jujur padanya, jangan biarkan aku mati dengan keadaan hati yang masih mengganjal".

Tangan nya mulai membasuh wajahnya dengan air mengalir itu, darah kering yang ada pada bawa hidungnya, sudah mulai menghilang.

Christy mulai berjalan ke arah pintu kamar mandinya, ketika ia membuka pintu itu, terlihat jelas shani yang sedang berdiri dihadapan nya.

Perlahan shani membawa christy ke dalam pelukannya. "Jangan pernah takut untuk cerita sama mama sayang".

"Mama pasti selalu mendengar semua cerita kamu nak, asal jangan pendam semua ini sendirian". Lanjut shani yang sudah menangis dalam pelukannya

"Aku gak kuat ma, mimpi itu selalu datang".

"Kalo Tuhan emang mau ambil aku sekarang, aku pasti terima ma, asal jangan berikan aku mimpi seburuk itu terus menerus". Tangisnya dalam pelukan shani

"Mimpi apa sayang, cerita sama mama nak". Ujarnya sembari melepaskan pelukannya

"Mimpi itu terlalu sakit untuk aku ceritakan ma, mungkin hanya aku yang akan paham sama mimpi itu". Jawabnya sesegukan

"Apa ini tentang kakak kamu?". Tanyanya diangguki christy

"Kamu mimpi apa sayang? kamu cerita aja sama mama, jangan dipendam sendiri".

PELIPUR LARA CH2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang