BAGIAN 67 |

4.6K 472 85
                                    

Selamat membaca 💓














Tangan kanan christy terus menggenggam erat tangan chika, dan tangan kirinya ia buat untuk mengusap lembut rambut chika.

Ia terus mengajak chika untuk bercerita cerita, agar chika tidak terlalu cemas dan ketakutan.

Sampai akhirnya dokter datang dengan beberapa suster, mereka mulai menutup sebagian tubuh chika.

Agar chika tidak bisa melihat dokter yang akan membantunya untuk melahirkan anak nya.

Perasaan chika kembali gelisah, ketakutan kembali menyerangnya. "Hey, jangan terlalu cemas, kakak harus rileks".

"Biar prosesnya gak akan nyakitin kakak".

"Benar apa kata adiknya, kalo kamu terlalu cemas, justru akan menghambat proses nya". Timpal dokter itu

"Tapi saya takut dok". Jawabnya pelan

"Jangan takut, disini ada aku, kakak boleh tarik atau jambak aku".

"Asal jangan takut okey, kakak gak boleh stres". Lanjut christy

Chika pun menatap sendu mata christy. "Kalo kakak kenapa napa gimana? apa kamu mau jagain anak kakak?". Ujar chika tiba tiba

"Ngomong apa sih, gak usah aneh aneh deh kalo ngomong, pamali". Tegur christy

"Kakak takut". Cicitnya

Dengan cepat christy menciumi seluruh wajah chika. "Udah dicium, jangan takut lagi, pokoknya harus rileks, biar dedeknya cepet keluar". Ujarnya tersenyum manis

Mendapat perlakuan manis adiknya, chika pun tersenyum. "Makasih ya, kamu paling bisa kalo bikin kakak gak jadi takut". Ujarnya tersenyum

"Ya harus dong, pokoknya kakak harus seneng terus, jangan stress".

Karna pembukaan chika sedikit susah, dokter menyarankan chika untuk berjalan mengelilingi ruang persalinan nya.

Christy terus memegangi tangan chika untuk memutari ruangan persalinan nya, agar pembukaan nya lebih cepat.

Walaupun perutnya terasa sakit, ia selalu berusaha menahan nya, walaupun sesekali ia mencubiti pinggang christy.

Dirasa sudah siap semuanya, dan beberapa saat kemudian, tiba tiba perut chika sudah mulai merasakan sakit yang teramat sakit.

Dengan cepat dokter dan suster membantu chika agar kembali ke bangsalnya, lagi lagi pembukaan

Kali ini pembukaan terakhir sudah chika lewati, punggung dan perutnya terasa sakit dalam waktu bersamaan.

Bahkan sedari tadi air matanya sudah menetes. "Kak, pegang tangan aku kuat kuat okey?".

"Kalo gak kuat, nangis aja gapapa, jangan ditahan".

Christy semakin mempererat genggaman tangannya. "Sakit dek, ini sakit banget". Tangisnya

"Kakak gak kuat, seluruh tubuh kakak sakit banget". Kali ini badannya tangisnya semakin mengeras bahkan tangan chika menarik kasar kemeja christy, hingga membuat kancing atas kemeja christy copot

"Nangis aja gapapa, jangan ditahan, biar gak makin sakit".

"Sakit, kakak gak kuat, ini sakit banget". Tangisnya

"Ayo sekarang sudah saatnya untuk mengejan, ayo lebih keras dorongan nya". Titah dokter itu

Chika merasakan pinggulnya terasa sangat sakit, kali ini sakitnya sangat menyiksa, air mata chika terus mengalir dengan deras.

PELIPUR LARA CH2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang