BAGIAN 86 |

4.2K 485 127
                                    

Selamat membaca 💓


















Ketika chika membuka pintu rumah nya, ia mulai mengedarkan pandangannya pada setiap sisi ruangan.

Langkah nya mulai mendekat pada kamar favorit nya, ya benar itu adalah kamar christy.

Pintu kamar christy sudah mulai terbuka, pandangan nya tertuju pada tempat tidur kamar christy.

Tempat tidur itu tampak sangat lusuh, dan berantakan, detak jantungnya terasa lebih cepat dari biasanya.

Dan ketika langkahnya mulai masuk ke dalam kamar itu, tak sengaja kaki nya menginjak boneka ikan kecil.

Boneka itu tampak sangat kotor, dengan beberapa bercakan tanah basah, yang sudah mengering.

Tangan nya mulai menggapai boneka itu, lagi lagi air matanya tak dapat ia tahan. "Tenang sayang, kamu mau tetap masuk?". Tanya gracio diangguki chika

Langkah chika mulai berhenti di depan meja belajar milik adiknya, yang sudah sangat berantakan.

Ia melihat beberapa gambaran tak berbentuk yang ada dimeja itu, ia juga tak sengaja melihat gitar pemberian nya yang masih terpampang utuh.

Perlahan ia mulai menyadari jika selama ini benar benar hanya halusinasi nya saja, walaupun hati nya masih belum bisa menerimanya.

Chika mulai duduk diujung bangsal milik adiknya, tangan nya mengusap lembut bantal kesayangan christy yang sudah sangat kotor.

Air mata nya kembali menetes, ketika merasa sakit yang teramat dari pada hatinya. "Aku cuma mimpi kan pa?". Tanyanya dengan air mata yang terus mengalir

Mendengar pertanyaan putri sulungnya, gracio pun langsung menjatuhkan tubuhnya dihadapan chika.

Kini gracio sudah berlutut di hadapan putri sulungnya, tangan nya mulai menggenggam kedua tangan chika. "Kamu sudah melihat semuanya kan sayang? Apa semua ini masih belum cukup? Untuk meyakinkan kamu?". Tanya gracio selembut mungkin

"Enggak pa, tolong bilang sama aku, kalo semua ini cuma mimpi". Ujar chika diiringi dengan tangisannya

"Sebelum pulang, apa janji kamu sama papa hm?".

"Kamu bilang sama papa, akan berusaha menerima semuanya kan?". Lanjut gracio dengan tangan yang masih menggenggam erat kedua tangan chika

"Berat pa, sakit". Ujar chika sesegukan

"Tolong belajar menerima kak, jangan mau kalah sama perasaan kamu sendiri". Ujar gracio

"Susah pa, ini terlalu menyiksa". Jawab chika yang sudah menundukkan kepalanya

"Pelan pelan, papa yakin kamu bisa".

"Apa aku boleh minta sesuatu sama papa?".

"Boleh, kamu mau minta apa?".

"Tolong tinggalin aku disini, aku pengen tenangin diri aku sendiri".

"Kalau untuk itu, gak".

"Aku mohon pa, izinkan aku untuk menenangkan pikiran ku sendirian".

"Papa izinkan kamu sendirian, asal bukan dikamar ini".

"Tolong pa, aku hanya ingin tenang".

"Enggak sayang, papa gak mau ada apa apa lagi sama kamu".

"Aku janji, aku gak akan pernah aneh aneh, aku cuma mau mengenang semua nya sendiri, tolong jangan halangi aku".

"Aku mohon". Lanjut chika yang sudah sangat memohon

PELIPUR LARA CH2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang