40. quiero gritarle al mundo todo lo que siento

292 41 19
                                    

Yoongi terkejut ketika datang ke rumah sakit dan ternyata ibunya sudah sadar sejak pagi tapi tak seorangpun mengabarinya. Estelle pergi bersamanya—tapi setelah mendengar ibunya ternyata sadar, ia meminta gadis itu untuk menunggu sebentar. Anehnya lagi, ayah tirinya ada disana setelah sejak mendarat ini ia belum melihatnya ada di rumah sakit, pun, begitu di hari-hari sebelumnya. Well, bukan hal baru jika pria tua sepertinya genit dan punya simpanan.

"I-ibu kenapa tidak mengabariku jika sudah sadar?" tanya Yoongi mendekati ranjang pasien di kamar inap naratama itu dengan canggung karena ibunya menatapnya dengan sinis sejak ia melangkah masuk.

"Seperti kau mengabari ibu saja saat kau tertusuk di Barcelona, Yoongi."

Matanya mengerjap tak bisa menjawab pernyataan ibunya yang tiba-tiba. Kemudian ayah tirinya yang entah sedang mengais citra siapa itu menengahi, "Sesange, Yeobo, Yoongi-ga Seoul-e wasseoyo, Dangsin-i gokjjonghalkkabwa kare jjilrin sasireul malhaji anasseulkkoeyo. Geurochyo?¹"

¹Ya Tuhan, Istriku, Yoongi datang ke Seoul untuk menemuimu, dia tidak memberitahumu tentang penusukan itu karena dia tidak ingin kau khawatir. Benar, kan?

Sementara Estelle menunggu di luar dengan iseng. Awalnya ia tidak ingin ikut, tapi kemudian Yoongi mengajaknya, mungkin karena pria itu pikir ibunya masih tidak sadar, jadi tidak secara langsung Estelle bisa dikenalkan. Tapi tiba-tiba ibunya ternyata sudah sadar, jadi panik pria itu meminta Estelle menunggu di luar. Estelle tiba-tiba merasa tidak percaya diri, baru hari ketiga mereka menjalin hubungan, memang seharusnya tidak perlu sampai bertemu orang tua terlebih dulu, kan? Tidak ada yang Estelle bisa banggakan juga, entah pekerjaan atau keahlian mengurus rumah tangga. Well, sangat buruk untuk umurnya yang hampir menginjak 30 tahun beberapa bulan lagi. Tapi kemudian, setelah diam di luar selama 10 menit, Yoongi keluar dari kamar inap ibunya,

"Hey, ayo masuk, aku ingin memperkenalkanmu pada ibuku."

"Dios mío, ¿ahora?²"

²ya Tuhan, sekarang?

Yoongi terkekeh melihatnya tiba-tiba merapikan diri. "Tidak apa-apa, kau cantik, kok." Lalu merangkul pinggangnya dan menemaninya masuk ke dalam kamar inap.

Ketika melangkah masuk, pun, yang paling bersemangat adalah ayah tirinya. Yoongi bingung harus mencurigai Tuan Kim atau fokus membantu Estelle bicara dengan ibunya, menjadi penerjemah. Ibunya yang terbaring lemah di ranjang pasien, sebelumnya merajuk padanya karena banyak hal mulai dari berita penusukan itu sampai pertunangannya dengan Seungwan yang batal, tiba-tiba tak bisa menahan senyumnya ketika bertemu dengan Estelle.

"A-aigo, neomu yeppeuda..."

Estelle menggigit bibirnya lalu dengan malu-malu membungkukkan tubuh seperti yang diajarkan Yoongi sebelumnya. "Annyeonghaseyo..." ucapnya dengan percaya diri.

"Annyeonghaseyo~" Ibu dan ayah tiri Yoongi tertawa, menyambutnya dengan sumringah. Ibunya berpikir akhirnya ia akan mempunyai menantu, ayahnya berpikir akhirnya dia akan semakin kaya.

Yoongi meremas pinggul puannya, sebelum membantu Elle menaruh buket bunga untuk sang ibu di meja. "Ini Estelle, Bu, perempuan yang ada di postingan sosial mediaku kemarin." Kembali merangkul puannya, seolah memberikan isyarat jika tak seorangpun punya hak untuk melarangnya menjalin hubungan dengan sang puan. "Kekasihku."

Yoongi sudah memperingati ayah dan ibunya sebelum mengajak Estelle masuk. Jika, "Sekarang perempuan itu bersamaku, menunggu di luar. Maka jika Ibu tidak ingin bertemu dengannya, katakan padaku sekarang, supaya aku bisa mengantarnya kembali ke apartemen, dan aku akan menyampaikan padanya jika kondisi Ibu belum terlalu baik," jelas Yoongi dengan sangat lembut dan perhatian mengingat kondisi ibunya saat ini memang belum terlalu baik; dan meski isi ucapannya adalah menekan ibunya untuk mengambil pilihan dengan cepat.

Diablo [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang