Renjun mengalami bersin sejak masih di ruangan tempat ia mengikuti les, dan begitu pelajarannya selesai Renjun segera menuju mini market untuk membeli air mineral juga beberapa minuman yang mengandung vitamin c. Renjun tak bisa membiasakan tubuhnya untuk jatuh sakit, maka sebelum gejala flu yang ia alami sekarang bertambah banyak Renjun lebih dulu membeli banyak minum untuk pencegahan.
Kalau mamanya tau ia sakit, mungkin nanti ia akan langsung diperiksa dan mamanya akan bersikap berlebihan dengan menyuruhnya banyak makan. Sementara Renjun kadang tak suka dengan sikap mamanya itu, meskipun tau alasan sang mama agar Renjun tak jatuh sakit. Tapi pikiran Renjun kerap mengatakan bahwa ini bukan perhatian yang sesungguhnya, ini hanya demi semua kegiatan Renjun tak terhambat dan tetap bisa menjalani hari semuanya sesuai kemauan orangtuanya.
"Apa aku harus menyapamu?"
Renjun tersentak kaget saat mendengar pertanyaan itu, dan saat menoleh ia menemukan alpha menyebalkan yang sering berulah.
"Tidak usah, cukup berpura-pura tak melihatku lalu pergi." Jawab Renjun, kemudian segera mengambil yogurt yang hendak ia ambil tadi.
"Kita kan saling kenal?" Jeno jadi ikut melihat-lihat minuman yang terpajang di depannya, padahal tadi ia masuk kemari bukan untuk membeli apapun.
Mendengar ucapan Jeno, Renjun mengernyit. "Aku masih ingat semua sapaan tak menyenangkan darimu, jadi kalau kau bertanya soal harus tidaknya kau menyapaku, tidak usah. Pergi saja." Usir Renjun.
Jeno tak peduli dengan pengusiran itu, ia melirik penampilan Renjun. Sudah tak mengenakan seragam sekolah, tapi membawa tas. Omega itu baru saja pulang les?
"Kau membawa tas. Dari mana?" Tanya Jeno, ia masih penasaran soal segila apa jadwal belajar Renjun.
Omega dengan wajah dingin itu tak langsung menjawab pertanyaan yang tertuju padanya, ia berjalan meninggalkan rak minuman itu. Berniat menghindari alpha yang memang kerap mengganggunya itu, saat menyadari Jeno yang justru mengikutinya.
"Kau bisa ada disini, kenapa?" Renjun bertanya balik.
Jeno mengambil dua kaleng soda. "Kenapa kau ingin tau?" Jawaban Jeno ini membuat Renjun menghentikan langkahnya untuk menunjuk diri Jeno.
"Kau juga?! Kenapa ingin tau?"
Yaaa karena Jeno jadi penasaran kehidupan Renjun itu semencekik apa.
"Aku baru bertemu dengan mamaku." Jeno menjawab pertanyaan Renjun, sedikit berharap Renjun pun mau menjawab rasa penasarannya.
Renjun mengerutkan dahinya, bertemu? Bukankah setiap hari juga Jeno pasti akan bertemu dengan mamanya, karena satu rumah. Renjun ingin menanyakan itu, tapi ia urungkan bahkan saat pertanyaan itu sudah di ujung lidahnya.
"Lalu tujuanmu masuk kemari apa?" Karena sejak tadi Jeno hanya mengikuti langkahnya setelah hanya mengambil dua kaleng soda di tangannya.
"Aku melihatmu dari luar, dan memutuskan menyapamu." Jeno tak bohong soal ini.
Setelah beberapa waktu ia hanya menghindari omega itu karena mengingatkannya pada kejadian yang membuatnya jatuh kasihan pada Renjun. Sekarang Jeno memutuskan untuk bersikap biasa saja, dan mungkin sedikit mengobrol dengannya untuk menghabiskan rasa penasarannya mengenai kehidupan omega itu.
Sementara Renjun yang barusan mendengar jawaban Jeno soal alasan alpha itu disini, reflek mundur waspada. Jujur ia agak takut dengan kesengajaan yang Jeno sebut barusan, alpha itu sengaja menghampirinya?
"Bertemu denganmu sudah jadi kesialanku, kau tidak perlu mengusiliku lagi dengan cara apapun. Aku sudah cukup tersiksa hanya dengan bertemu denganmu." Ujar Renjun, kemudian segera menuju kasir untuk membayar belanjaannya.