2. Sweaters

8.8K 1K 116
                                    

Sweater biru miliknya ia kenakan setelah mengambilnya dari dalam loker, kemudian ia melangkah menuju ruang guru untuk mengambil jadwal latihan pemantapan untuk olimpiade yang akan ia ikuti beberapa bulan lagi.

Tadi pagi ia diberitau untuk mengambil jadwal itu sepulang sekolah, sekalian Renjun mengumpulkan soal yang dua hari lalu ia kerjakan.

Sebenarnya Renjun dan Jeno sangat sering bertemu satu sama lain tanpa mereka rencanakan, jadi rasa benci yang mereka miliki seolah diledek oleh semesta. Karena nyatanya langkah mereka hanya dibawa untuk saling bertemu.

Ruang guru itu kembali diisi suara 'petuah' untuk murid yang bisa disebut begitu sulit diatur itu, dapat Renjun lihat seragam alpha itu kotor di beberapa bagian, dan begitu Renjun masuk untuk menemui omega dewasa yang biasa membimbingnya ia menemukan ada luka lebam di wajah Jeno. Ah, alpha satu itu kali ini terlibat perkelahian?

"Tolong ya pasangkan dulu ini di papan pengumuman?"

Renjun mengangguk mengiyakan sambil mengambil lembar jadwal miliknya, juga lembar yang berisi daftar murid dari tingkat satu sampai tiga yang akan mengikuti olimpiade.

Jeno mendengus kesal mendengar guru di hadapannya mengomel dan melarangnya pulang sebelum melaksanakan hukuman darinya. Yang adalah menyapu lapangan.

"Kemana?" Tanya Jeno basa-basi saat melihat omega kecil itu keluar ruang guru lebih dulu darinya.

Omega dengan wangi lembut itu menoleh sebentar, kemudian kembali melanjutkan langkahnya tanpa menjawab pertanyaan Jeno. Renjun tau kalau itu bukan pertanyaan sungguhan dari Jeno.

"Kau tidak dengar?" Suara Jeno terdengar lebih lantang dari tadi.

Renjun tak mengubris itu dan segera mendekati papan pengumuman untuk menempel kertas tadi, kebetulan tepat di sampingnya adalah lorong menuju gudang. Dan Jeno hendak kesana untuk mengambil alat kebersihan.

"Dengar tidak tadi guru memintamu membantuku?"

Halis Renjun naik mendengar hal itu. "Tidak ada hal seperti itu, ini hanya karena kau malas melakukan hukumannya."

"Lagi pula kenapa hukumannya harus seperti ini, petugas kebersihan sekolah akan melakukannya nanti."

"Kenapa mengomel padaku?" Renjun mengerutkan dahinya sambil menatap Jeno sebal.

Jeno mengahan lengan Renjun saat omega itu hendak pergi. "Kalau aku belum pulang kau juga tidak boleh."

"Yang berbuat salah itu, kau alpha. Bukan aku. Jadi aku tidak usah diseret juga dalam hukumanmu."

Tak lama setelah mengatakan itu, Renjun dapat mencium aroma feromon Jeno yang menguat. Matanya langsung menyorot tajam saat sadar kalau Jeno hendak membuatnya benar diam disini menungguinya, dengan menjadikannya lemas karena feromon mengintimidasi dari Jeno.

Ia yang seorang omega jelas lebih mudah terpengaruh dengan feromon seorang alpha.

"Kau—curang." Renjun mencengkram lengan Jeno, saat ia semakin lemas dan mulai merasakan pusing.

"Disini sampai aku selesai." Kata Jeno sambil tersenyum melihat omega yang kerap menatapnya sinis itu terlihat lemah karenanya.

"Iya, jadi berhenti mengeluarkan feromon seperti ini!" Kalau tangannya masih memiliki tenaga, Renjun pasti akan mendorong tubuh Jeno sampai alpha itu tersungkur.

Jeno terkekeh sambil mengurangi feromon mengintimidasi miliknya, pegangan Renjun pada lengannya pun melonggar. Omega itu melepas cengkramannya, perlahan Jeno pun dapat mencium aroma feromon Renjun lebih banyak, anak itu benar mencoba mengembalikan kesadarannya secara utuh.

"Tidak bisakah kau memperlakukanku lebih baik? Jangan seenaknya mengancamku dengan feromonmu." Tegur Renjun begitu dirinya telah kembali sadar.

"Bersikap seperti bagaimana kau pada omega lain?" Kalau harus dikatakan, Renjun jelas iri pada omega lain yang mendapat perlakuan lebih baik dari Jeno. Tidak seperti padanya yang terkesan tak peduli, bahkan kadang bersikap buruk dan seenaknya padanya.

Jeno mengedikkan bahunya. "Kau tau sendiri jawabannya, tidak bisa. Kau itu sebuah pengecualian."

Renjun mendelik, kemudian menarik napasnya. "Tunggu sebentar, aku akan ke ruang kesehatan. Sebelum aku menungguimu, aku akan mengambil salep dulu untuk luka di wajahmu."

Halis Jeno naik, agak tak percaya dengan perhatian dari omega satu itu. Tapi satu tangannya yang sejak tadi menggenggam tangan Renjun kini melepasnya, mengizinkan anak itu pergi sebentar. "Okay." Kata Jeno pelan.

Setelah Jeno melepaskannya, Renjun berjalan menuju ruang kesehatan. Mengambil minum untuk sedikit memperbaiki kondisinya setelah mencium aroma alpha dominan tadi, mengambil napas dan menenangkan detak jantungnya. Kemudian berjalan menuju lemari tempat penyimpanan obat, mengambil plester luka dan salep untuk Jeno.

Selagi menunggu Renjun—walau ia sangsi anak itu akan kembali. Jeno mengambil beberapa alat kebersihan, bahkan ia menambah satu. Ia berencana meminta Renjun membantunya nanti.

"Duduk sebentar." Suara Renjun membuatnya menoleh.

Omega satu itu duduk di salah satu anak tangga, tangannya membawa beberapa barang. Jeno cukup tersentuh dengan niat anak itu, maka ia melangkah untuk mendekati Renjun dan duduk di sampingnya.

"Kemarikan tanganmu, aku tadi melihat ada luka di jarimu." Renjun tak tau pasti apa yang membuat Jeno terlibat perkelahian sampai tangannya pun terdapat luka gores yang sampai mengeluarkan darah.

Renjun hanya membersihkannya dengan singkat, kemudian menempel plester disana. Lalu ia beralih pada wajah Jeno, dan saat netra mereka saling bertemu dan saling tatap Renjun mendelik pada Jeno.

"Tutup matanya!" Bentak Renjun.

Jeno menurut, ia menutup matanya untuk menghindari menatap wajah omega yang ia benci itu. Kemudian ia dapat merasakan dingin yang menyentuh kulit wajahnya, Renjun mengoleskan salepnya. Baru saja Jeno merasakan satu usapan, gerakan jari Renjun tiba-tiba hilang. Lalu udara di sekitarnya terasa berbeda, tak ada feromon lembut milik Renjun yang ia cium.

"Obati sendiri!" Suara teriakan Renjun yang mulai menjauh terdengar oleh Jeno

Dan begitu Jeno membuka matanya, ia melihat Renjun yang berlari meninggalkannya. Anak itu kabur.








Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






___________

Maaf ya lama, juga dikit. Soalnya, beneran aku masih agak canggung sama 'dunia' omegaverse ini.


Autumn Morning ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang