⚠️⚠️⚠️
Napas Renjun memburu, matanya terpejam erat merasakan Jeno yang kembali mengisinya dengan penuh. Wajah alpha itu ada di ceruk lehernya, masih sama terengah sepertinya. Sekejap Renjun melirik tumpukan bantal di kepala ranjang, karena posisinya sekarang berbaring di samping tumpukan bantal itu.
Renjun yang mulai merasakan heatnya semakin membuat tubuhnya panas karena gairah, tangannya kini meraih bahu Jeno mendorong tubuh alphanya agar bersandar pada tumpukan bantal. Membuat ia yang tadinya berada di bawah kukungan panas Jeno, kini duduk mengakangi alphanya. Kejantanan Jeno masih di dalam tubuhnya, Renjun sengaja mengetatkannya membuat Jeno menggeram tertahan sambil menelusupkan kepalanya pada perpotongan lehernya. Renjun menekan kepala Jeno saat merasakan bibir alphanya menciumi lehernya, lidah Jeno menjilatnya panas.
Omega itu melenguh nikmat, tangannya meraih tangan Jeno yang tengah meremas bokongnya. Membawanya untuk menyentuh puncak dadanya, sementara tangan Jeno yang lain kini memainkan tubuh Renjun yang menegang.
Setelah menjilati kulit leher Renjun, Jeno kembali mencium bibir menggoda Renjun mencari lidah omega itu. Dan setelah bertemu lidah keduanya saling bergerak liar, kemudian saling melumat bibir satu sama lain dengan sama bernafsunya. Jeno meremas paha Renjun kemudian menariknya agar tubuh omeganya semakin menempel dengannya, tanpa jarak. Kejantanan Jeno kembali mengeras di dalam lubang omeganya.
Merasakan tubuh alphanya kembali membuatnya sesak, Renjun menggerakkan pinggulnya, sekali. Sengaja menggoda alphanya. Ciuman panas mereka terlepas, bibir merah dan mengkilap mereka terbuka untuk sama-sama mendesah nikmat karena gerakan yang Renjun buat.
Mata Jeno menatap omeganya yang menatapnya sayu, saat jemari Renjun menyentuh rahangnya. Jeno yang tadinya hendak menghentak pinggulnya memutuskan menikmati pemandangan panas wajah omeganya yang tengah menggodanya, membiarkan tubuh mereka menyatu tanpa ada gerakan.
Tangan Renjun yang lainnya memilin puncak dadanya sendiri, memperlihatkan pada Jeno bagaimana lekuk tubuh itu tersentak kecil atas sentuhan tangannya sendiri. Lalu Renjun mendorong tengkuk Jeno agar bibirnya menyentuh puncak dadanya, meminta Jeno menghisapnya.
Alpha itu dengan senang hati mengulum dan menghisapnya bergantian, dan mulailah ia merasakan Renjun yang menggerakkan pinggulnya membuat tubuh panas mereka kembali dalam kegiatan itu.
Setelah merasakan puncak dadanya membengkak karena ulah Jeno yang begitu tak tanggung-tanggung dalam mencicipinya, Renjun menjauhkan kepala alpha itu darinya. Omega itu fokus mengejar puncaknya dengan bergerak di atas pangkuan alphanya, tangannya berpegangan pada bahu Jeno. Tapi beberapa detik kemudian Jeno kembali membuatnya berbaring terlentang, insting rutnya tak bisa dibantah, ingin menguasai omeganya. Jeno menghentak kejantanannya lebih keras dan cepat, penuh rasa tak sabaran.
Renjun mengerang saat Jeno tak membiarkannya mengambil alih permainan, omega itu cukup kecewa karena kemauannya bukanlah seperti ini. Tapi ia tak bisa menolak sentuhan Jeno, karena Renjun juga menikmati bagaimana hentakan Jeno membawanya pada desahan-desahan penuh rasa nikmat. Penyatuannya dengan Jeno sangatlah luar biasa, tubuhnya menerima rasa puas dari percintaannya dengan sang alpha.
Desahan panjang keduanya menjadi tanda puncak itu telah mereka dapat. Kini tubuh keduanya terbaring dengan dada yang naik turun dengan cepat, Jeno melirik Renjun yang terkulai lemas. Setelah melepas kejantanannya dari tubuh Renjun, tangan Jeno meraih cepat tisu yang ada di atas meja dekat ranjang, untuk membersihkan sisa cairannya yang mengotori tubuh Renjun.
Untuk sekarang Jeno memilih tak dulu membersihkan tubuh Renjun dengan benar, karena rutnya bahkan baru datang. Ia yakin tubuh Renjun hanya akan kembali kotor dalam beberapa waktu setelah ia membersihkannya.