32. Autumn Morning

10.8K 645 310
                                    

"Pagi yang buruk. Kenapa aku harus bertemu denganmu." Ucapan ketus Jeno diikuti feromon menyengat yang membuat Renjun merasakan sakit pada dadanya.

"Berhenti mengeluarkan feromonmu yang seperti ini." Renjun mengerutkan dahinya menahan sakit yang ia terima dari alpha di hadapannya itu.

Musim gugur tiga tahun yang lalu Renjun masih mendapat semua sikap menyebalkan Jeno, alpha itu kerap menatapnya benci saat bertemu.

Dan musim gugur pagi ini jauh berbeda dari apa yang sebelumnya terjadi antara mereka.

"Minumlah." Jeno menyodorkan satu cangkir minum hangat untuk Renjun, kemudian menuntun langkah omeganya agar duduk di sofa. Mengangkat kakinya agar berselonjor dengan nyaman.

"Istirahat selagi kau memiliki waktu untuk itu." Jeno mengatakannya sambil membenahi beberapa bantal kecil di sekitarnya, sengaja membuat seluruh tubuhnya ada diantara bantal dan sofa.

Setelah memastikan Renjun nyaman dengan posisinya, Jeno mengecup bibir kemerahan Renjun. Melumatnya perlahan, dan mulai membawa ciumannya lebih dalam.

"Kau tak usah pergi kuliah hari ini, tubuhmu masih perlu penyesuaian setelah semua hal liar yang kau lakukan saat heat." Ujar Jeno sambil menghapus sisa saliva dari ciuman mereka dengan tatapan usil pada omeganya.

"Aku tadinya juga tak mau pergi." Pagi ini Jeno memang perlu pergi setelah beberapa hari kemarin hanya saling menyalurkan nafsu dengan omeganya.

Tangan Jeno selesai mengusap bibir menggoda Renjun, kini ia membawa telunjuknya turun perlahan pada dagu omega itu kemudian jatuh pada dadanya yang terhalang baju tipisnya terus turun pada perut Renjun dan berhenti pada bagian pinggang celana omeganya.

Jeno memberikan senyum tipis dengan tatapan penuh arti pada Renjun. "Setelah menemani heatmu kemarin, aku menyadari kalau saat heat kau itu—sangat merepotkan." Ujarnya seolah tak suka.

Dan Renjun mendengus mendengarnya, alpha itu barusan mengatakan hal seperti itu setelah melumat bibirnya habis-habisan!

"Kalau gairahmu seperti omega heat setiap hari, itu akan sangat menyenangkan." Jeno pun memberi kecupan hangat pada pipi Renjun setelah puas menggoda omega itu.

"Mama akan mengirim alamatnya padamu, kau tinggal datang kesana." Jeno beranjak untuk segera pergi.

Mengenai mama Jeno, memang Jeno tadi memberitaunya saat mereka tengah sarapan bahwa mama Lee ingin bertemu di cafe siang nanti. Mengingat mereka memang belum sempat bertemu sejak ia menjadi mate Jeno.

Ah iya, tadi pagi Renjun mendapati banyak pesan yang mamanya kirimkan, yang menanyakan keadaannya. Sementara Renjun bahkan baru sempat mengecek ponselnya pagi ini, kemarin ia hanya tidur dalam pelukan Jeno. Benar-benar hanya tidur, setelah beberapa hari terlewat dengan semua kegiatan panas di masa heatnya.

"Sampai jumpa nanti." Ujar Jeno lalu menghilang di balik pintu.

Manis. Semua sikap Jeno padanya manis. Walaupun alpha itu kadang mengatakan hal yang cukup menyebalkan, juga banyak menggodanya dengan usil. Tapi Renjun tak bisa mengelak rasa hangat saat mendapat seluruh perhatian Jeno.

Alpha yang ia rindukan dua tahun belakangan ini, sekarang ia dapatkan. Menjadikan musim gugur kali ini terasa lebih menyenangkan dengan Jeno yang menjadi alphanya.

Mata Renjun menatap tangannya yang menggenggam cangkir dengan air hangat yang Jeno berikan padanya, alpha itu mengatakan nanti ia akan menyusul kalau sempat saat Renjun menemui mamanya.

Senyum geli Renjun terulas mengingat alasan Jeno memberinya minum air hangat, dan menyuruhnya tiduran saja dan bangun saat hendak menemui mama Lee saja. Ini adalah salah satu perhatian Jeno padanya setelah ia melewati masa heat dengan bercinta tanpa henti bersama alpha itu.

Autumn Morning ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang