Big Problem

139 22 13
                                    

Kayaknya aku lagi dimabuk tangan junwon di pinggang sungmin deh.

Plis gamau gila sendirian, kalian juga harus ikut!!

....

Sudah semenjak kemaren lusa Taeseon tidak mengajaknya berbicara. Bahkan sampai hari ini dimana acara OSIS akan dilangsungkan. Hyunbin pikir itu hanya karena Taeseon terlalu sibuk dengan tugasnya. Menyambut para tamu yang berdatangan.

Hyunbin terlalu memberikan pengertian sehingga ia tidak bertanya alasan Taeseon mendiamkannya. Memang benar sih semua orang sedang fokus terhadap acara OSIS sekarang tapi setidaknya mereka masih bisa saling berbicara. Bahkan Junwon pun bisa membagi waktunya untuk Sungmin di tengah kesibukan laki- laki itu dalam tim basket.

Jadi kata- kata terlalu sibuk itu sebenarnya tidak ada hanya sejauh mana kamu dia jadikan sebagai prioritas saja.

Jangankan berbicara, menatap kepadanya saja Taeseon seakan enggan. Hyunbin jadi bertanya- tanya apa dia melakukan kesalahan? Atau Taeseon merasa kurang puas dengannya malam saat di apartemen itu?

"Bang Hyunbin, minuman buat pemain udah jadi lo pesan kan?" Pertanyaan dari Kim Wooseok yang membuatnya Hyunbin sedikit terkejut.

Ngomong- ngomong Wooseok masuk tim basket menggantikan Seo Sangwo karena kemaren anak laki- laki itu kecelakaan yang membuat kakinya harus memakai gips.

"Udah," jawab Hyunbin dengan mata yang masih sibuk melihat Taeseon di tengah lapangan sana. Pacarnya itu tengah berbicara dengan seseorang entah siapa namanya. Kalau tidak salah Taeseon pernah mengenalkan laki- laki itu dulu kepadanya.

Seingat Hyunbin dia sepupu jauh Taeseon. Orang asli Cina tapi sudah lama menetap di Korea. Sepengetahuan Hyunbin keluarga laki- laki tersebut juga tokoh penting politik di negara tirai bambu sana.

Kalau ditelaah semua garis keturunan Taeseon itu orang penting dalam bidang politik. Mau dimanapun mereka berada selalu jadi tokoh yang dihormati masyarakat.

Jika disini Hyunbin berpikiran Taeseon seakan sengaja menghindarinya. Maka disana Taeseon sedang berpikir keras bagaimana caranya ia menjelaskan kepada Hyunbin bahwa ia akan dikirim ke Harvard.

Taeseon tidak mau nanti Hyunbin berpikiran macam-macam dan menuduhnya,"Kamu udah nggak cinta sama aku? Makanya mau kabur ke Harvard?"

Siapa juga yang mau kabur ke Harvard sana, Hyunbin sama sekali tidak menginginkannya. Ia bahkan sudah menyiapkan semua berkas pendaftaran yang diperlukan untuk mendaftar di Universitas Hanyang nanti. Tapi orangtuanya berkata lain. Taeseon harus mengambil jurusan bisnis di negeri orang sana.

Diamnya Taeseon menandakan ia tidak tau harus mengatakan apa. Sejak pagi itu ia dimarahi otaknya sudah berpikir keras tapi tak ada sebersit ide apapun yang terlintas di benaknya.

Taeseon membanting barang- barang di kamarnya semalam frustasi. Bahayanya lagi sang papa mengetahui kebohongannya selama ini tentang dirinya yang masih berpura-pura menjadi ketua OSIS. Apalagi disaat tau alasan Taeseon melepaskan jabatan itu demi seorang laki-laki.

Papanya sempat mengancam jika ia akan membawa Hyunbin berada dalam bahaya jika Taeseon tetap bersikeras menolak melanjutkan pendidikan di Harvard. Jadi apa boleh buat selain pasrah dan menurut.

Kata- kata terakhir yang Taeseon ucapkan sebelum membanting pintu kamarnya semalam,"Kalian terlalu malas buat ngurusin anak tak berguna ini, tapi masih suka ikut campur sama kehidupannya."

Tak lupa ia memberikan salam cinta kepada sepasang suami istri itu sebelum memasuki kamarnya,"Persetan tentang nama baik keluarga. Aku nurut sama kalian hanya demi Moon Hyunbin."

CRUSH- WONMIN- FANTASY BOYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang