Sedikit Kebenaran

147 23 6
                                    

Kapal otok- otok belakangan ini udah rajin ngasi momen ya

....

Junwon sudah mempersiapkan dirinya begitu sampai di rumah akan dipukul lagi nantinya. Makanya ketika sang ibu menanyakan tentang pelajarannya hari ini Junwon langsung menyerahkan kertas kuis begitu saja.

"80? Kamu yakin gurunya nggak salah ngasih nilai?" Sorot mata wanita itu seakan tidak percaya dengan angka yang tertera pada selembar kertas itu.

"Junwon salah jawab 1 soal Bu," jawab anak itu.

Tau apa yang Junwon dapatkan? Benar, sebuah tamparan keras.

"Nggak berguna kamu jadi anak! Mau kamu bawa kemana nilai sekecil ini?!" Teriak Ibu Junwon.

Tamparan yang keras itu membuat wajah Junwon tertoleh ke samping. Laki- laki itu mengusap pipinya yang terasa perih kemudian kembali berdiri tegak- dengan sedikit menunduk.

"Maaf Bu." Memangnya apa lagi yang bisa Junwon katakan selain satu kata ini. Membantah pun juga percuma.

"Masuk kamar nggak ada makan malam ataupun cemilan malam ini!" Perintah ibunya tegas yang langsung dituruti oleh Junwon.

Junwon membuka surat izin pengajuan kemah yang tadi ia dapatkan sebelum keluar ruangan OSIS di atas meja belajar. Sekarang Junwon berpikir bagaimana ia bisa mendapatkan izin ibunya agar diperbolehkan mengikuti acara ke puncak Minggu depan. Ibu Junwon sedang marah besar.

Bunyi gagang pintu yang berdecit membuat Junwon buru- buru menyimpan kertas itu di balik laci kemudian berpura- pura serius mengerjakan soal matematika di buku pelatihan olimpiade.

Junwon melirik sebentar ke arah Ibunya yang meletakkan segelas jus brokoli di atas meja sampingnya.

"Kenapa?" Tanyanya begitu sadar diperhatikan.

Junwon menggeleng lalu mengambil gelas itu dan menghabiskan dalam beberapa kali teguk. Barulah setelah itu ibunya keluar kamar.

Anak laki- laki itu kembali mengeluarkan kertas yang semula ia simpan dalam laci. Entah dapat keberanian darimana Junwon nekad melakukan hal ini.

....

Kelas 10 IPA A sudah bersiap di lapangan basket sejak 10 menit bel berbunyi. Tapi guru olahraga mereka belum juga kunjung datang.

Tiba- tiba keadaan hening itu dihebohkan oleh kedatangan Hayato yang membawa sebuah pengumuman," Guru lagi rapat jadi kita disuruh ambil nilai sama anak kelas 11."

"Bang Siryu kapten basket maksud lo?" tanya Kim Beomjun yang kebetulan juga masuk ekstrakurikuler basket.

"Anak basket inti lagi latihan di gor kampus Hanyang," jawab Hayato.

"Trus siapa?"

"Yang jago basket tapi nggak masuk tim lah," jawab Sungmin enteng namun begitu sadar dengan ucapannya langsung menutup mulut tak percaya.

Kim Wooseok yang paham dengan ucapan Sungmin pun mendekat," Bang Junwon sama Bang Hikaru maksud lo?"

"Kelas 11 yang dikenal sebagai jenius basket tapi nggak join tim emang mereka bukan sih?" Terdengar murid lain mulai ikut bersuara.

Tak berselang lama sesuai dugaan Hikaru disusul Junwon masuk lapangan basket. Jangan lupakan dengan wajah saling tak bersahabat di antara mereka.

Tanpa banyak kata Junwon langsung membuka buku nilai yang diberikan Pak Seungyoon kemudian melemparkan sebuah bola basket ke tengah kerumunan siswa kelas 10 IPA A.

"Stop dulu ngerumpinya, lakukan uji coba berdasarkan absen!" titahnya.

"Absen pertama sampai menengah bagian gue!" Hikaru memanggil semua siswa dari absen pertama sampai lima belas. Tentu saja Sungmin masuk di dalamnya karena ia berada di nomor urut tujuh.

CRUSH- WONMIN- FANTASY BOYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang