"Kan udah gue bilang, tu cowok mau putus dari lo." Kedatangan Hikaru secara tiba-tiba membuat Sungmin terkejut dan membuatnya tersentak dari dalam lamunan.
"Buktinya dia abai akan lo," ujar Hikaru menambahkan.
Sungmin memang tengah memikirkan kenyataan yang telah ia lihat barusan dalam lamunannya. Junwon sudah kembali ke sekolah, namun berlalu begitu saja tanpa menoleh ke arahnya. Keberadaan Sungmin seolah tidak dianggap padahal ia sengaja menunggu laki-laki itu di koridor kelas 10.
Berharap Junwon akan datang kepadanya sembari mengucapkan,"Aku kangen," sama seperti dulu saat hubungan mereka renggang satu hari.
Tapi kenapa sekarang, disaat keduanya tak saling bertemu selama seminggu lebih, hal yang seharusnya mereka lakukan ialah berpelukan erat bukan malah menjadi canggung seperti ini. Kenapa pesan memberi jarak dari Junwon terasa benar dimaksudkan untuk menyatakan putus secara tidak langsung?
Ditambah lagi argumen dari Hikaru yang seolah menjadi kompor bagi Sungmin. Membuat bibirnya bergetar hebat serasa ingin menangis namun untungnya langsung mendapatkan dekapan dari laki-laki di hadapannya.
"Gue nggak bisa Bang," rintih laki- laki mungil itu di dalam pelukan Hikaru.
Hikaru paham. Hong Sungmin terlalu mencintai Yu Junwon. Laki-laki Yu itu saja yang tidak sadar diri. Seharusnya ia bersyukur bisa memiliki pacar sebaik Hong Sungmin.
"Gue tau ini bodoh, tapi gue nggak bisa menghapus nama Bang Junwon di hati gue," cicitnya.
"Susul dia gih, minta kejelasan hubungan kalian," senyum Hikaru dengan tak lupa memberikan peringatan,"Tapi jangan pernah ngemis cinta. Lo punya harga diri, Hong Sungmin!"
Sama seperti Junwon yang tidak bisa menghapus nama sang ibu di hatinya meskipun ia kerap sekali dipukuli hanya karena nilainya sedikit merosot. Maka Sungmin pun demikian. Ia juga tidak bisa menggantikan Junwon sebagai pemilik hatinya. Makanya sesuai saran Hikaru tadi Sungmin sudah berada di kelas Junwon sekarang.
"Bang Junwon, aku mau ngomong," ungkapnya memasuki kelas yang hanya dihuni Junwon seorang itu. Murid lain mungkin belum datang. Maklum masih terlalu pagi.
Sungmin mengambil tempat duduk di bangku milik Santa, tepat di sebelah Junwon. Menggenggam punggung tangan laki-laki yang kini masih berstatus sebagai pacarnya itu meskipun tak mendapatkan feedback,"Kita masih lanjut kan Bang?"
Junwon hanya diam bak patung. Bahkan kedipan matanya pun hanya sesekali terlihat.
"Kita nggak beneren putus kan?" Takut-takut Sungmin mengeluarkan pertanyaan itu sampai bibirnya bergetar menahan tangis.
"Jadi kita benaran putus?" Tanyanya sekali lagi begitu Junwon hanya diam.
Secara perlahan Sungmin melepaskan genggaman tangan itu dan melangkah mundur meninggalkan area kelas 11 IPA A. Hatinya terluka bagai disayat sembilu. Hubungannya dengan Junwon resmi berakhir begitu saja dengan tidak elitnya.
Sungmin memukul dadanya sendiri menahan sesak. Air matanya berjatuhan membasahi kedua pipinya. Sungmin bahkan tidak peduli dengan para siswa yang memandangnya iba karena selama ini Sungmin memang menutup telinga terhadap penilaian orang lain. Itu makanya ia tenang-tenang saja menjalani hidup.
Karena menurut Sungmin, hidupnya ya miliknya. Jadi tidak perlu terlalu peduli terhadap penilaian orang lain. Jika orang itu suka kepada kita mau apapun yang kita lakukan ia tetap akan suka. Berbeda halnya dengan pembenci, mau sebaik apapun kita ia tetap tidak akan menyukai kita.
Begitu pun dengan sekarang. Meskipun mungkin ada yang berpikiran Sungmin terlalu bodoh akan percintaan atau lemah sebagai seorang laki-laki. Tapi Sungmin tak peduli dengan tetap melanjutkan tangisannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH- WONMIN- FANTASY BOYS
DiversosSemua orang di sekolahan tau jika Yu Junwon seorang introvert garis keras juga pemalu. Anak laki- laki yang hanya berteman dengan buku pelajaran. Namun yang membuat orang bertanya- tanya kenapa Yu Junwon bisa berteman dekat dengan adik kelas yang me...