Sebelum masuk ke cerita aku mau promosi dulu, jangan lupa nonton The Moon ya.
...
Hanbin memijit pelipisnya merasakan sedikit pening di kepalanya. Semalam Hanbin harus mengurangi waktu tidur untuk menyelesaikan hasil laporan belajar siswanya tengah semester ini. Iya, seorang Lee Hanbin sudah menjadi guru SD di sebuah sekolah negeri Seoul sekarang. Ini baru tahun kedua ia mengajar disini sih.
Lee Hanbin mengajar sebagai wali kelas 3 yang mana isinya tentu anak-anak kecil semua. Hanbin pikir menjadi seorang guru itu gampang saja. Tinggal memberikan materi di depan kelas lalu menyuruh para murid mengerjakan tugas. Lagian anak kecil kan mudah di atur.
Tapi yang namanya anak-anak, ada saja tingkah mereka yang membuat Hanbin kewalahan. Bukan berarti kelakuan seperti di dalam drama-drama korea itu, pembullyan contohnya. Tidak, sekolah ini diawasi oleh kementerian pendidikan, jadi dapat dipastikan sistem keamanan disini itu cukup ketat.
Yang membuat Hanbin kewalahan, yaitu dimana disaat para siswanya sangat doyan menggodanya. Maksudnya ketika di dalam kelas itu mereka akan mengajak Hanbin bermain bersama.
Kemaren saja Hanbin yang baru masuk kelas sembari membawa buku paket matematika di tangannya tiba-tiba ditarik oleh beberapa siswanya ke meja belakang. Padahal niat awalnya Hanbin hendak memberikan tugas.
"Pak Hanbin, ini bagusnya warna apa?" tanya seorang anak dengan tinggi sepinggang Hanbin menariknya agar duduk di atas kursi sampingnya.
"Dengar ya anak-anak, sekarang waktunya jam matematika," ujar Hanbin memperingati. Kemudian memberikan titah," silahkan simpan buku gambar kalian dulu!"
Namun yang namanya anak usia 9 tahun mana mau mendengar. Malah mereka makin mendesak Hanbin agar memberitahu warna yang cocok untuk gambar tersebut.
Ngomong-ngomong mereka sedang menggambar seekor kura-kura kecil. Seharusnya sudah tau dong warna apa yang cocok untuk hewan tersebut. Hanya saja katanya kali ini ingin warna yang berbeda.
Entah apa maksudnya itu. Tapi maklum saja, masih kecil.
Hanbin masih setia berkutat dengan kertas hasil ujian siswanya yang sekarang sedang ia pindahkan ke dalam sebuah rapor. Gara-gara semalam ia harus menemani Hikaru mengadakan pertemuan dengan beberapa kepala BMKG negara lain, alhasil Hanbin harus menyelesaikan tugasnya pagi-pagi sekali di sekolah.
Sebenarnya Hanbin tidak seprotectiv itu juga hingga harus menemani Hikaru bekerja. Hanya saja, semalam mereka ada janjian dinner di restoran yang kebetulan tempat Hikaru mengadakan pertemuan. Jadi, daripada pulang duluan, menurut Hanbin lebih baik bareng Hikaru saja sekalian nanti.
"Pak Hanbin," terdengar suara panggilan seorang muridnya dari luar kelas.
"Loh? Kaedan?" kaget Hanbin terheran melihat arlojinya,"kok udah nyampe di sekolah? Ini masih pagi banget lho?"
Tampak anak itu cengengesan sebentar,"Kaedan lupa ngerjain pr matematikanya Pak, rencana mau nyontek sama Haeun, eh Pak Hanbin udah keburu di dalam kelas, jadi ketahuan deh," cicit si kecil bernama Kaedan tersebut tanpa raut bersalahnya.
Tidak. Maksudnya cemas karena kepergok guru hendak menyontek jawaban teman.
"Makanya Bapak bilang pas jam matematika itu jangan keasikan ngegambar juga," ledek Hanbin mengusak rambut muridnya itu lembut. Kaedan hanya membalas dengan cengengesan lagi. Mungkin agak malu bagaimana kemaren ia yang mendesak Hanbin memberitahu warna kura-kura itu.
Benar, murid yang menarik Hanbin ke meja belakang kemaren itu Kaedan. Sebut saja namanya Nam Kaedan. Guru dengan murid ini mempunyai hubungan yang cukup dekat sebenarnya. Karena kebetulan Kaedan merupakan anak dari dosen pembimbing Hanbin semasa berkuliah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH- WONMIN- FANTASY BOYS
RandomSemua orang di sekolahan tau jika Yu Junwon seorang introvert garis keras juga pemalu. Anak laki- laki yang hanya berteman dengan buku pelajaran. Namun yang membuat orang bertanya- tanya kenapa Yu Junwon bisa berteman dekat dengan adik kelas yang me...