Belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa: mengangkat kaki setelah berhubungan intim bisa meningkatkan peluang hamil. Hanya saja asumsi itu sudah tersebar dari mulut ke mulut sehingga diyakini kebenarannya. Nadia termasuk di golongan yang percaya.
"Pegel, gak?" Ariya yang baru selesai dari kamar mandi merebahkan tubuh tepat di samping Nadia. Posisi mereka berlawanan sehingga bagian kepala saja yang bersisian. Titik-titik air turun dari helaian rambut tebalnya yang jatuh berantakan menutupi dahi.
"Lumayan."
"Nanti udahnya aku pijetin."
"Hmmm."
"Emang posisi begitu berapa lama?"
"Enggak ada aturan pakemnya, sih. Tapi dari yang aku baca-baca sekitar sepuluh menitan."
"Harus ya selama itu?"
"Namanya juga usaha."
Ada jeda hening selama sekian detik. Ariya memandangi lampu tidur yang ditanam di dinding. Pendarnya memandikan sebagian ruangan dengan cahaya temaram. Sementara itu, Nadia malah terfokus pada kakinya sendiri. Sebentar kemudian, bibirnya lantas merengut.
"Liat kaki aku, Ya. Telat waxing dikit bulu-bulunya tuh cepet banget panjang. Sebel banget, deh. Padahal biasanya kan kaki cewek gak berbulu."
Ariya menoleh. Bibirnya menyunggingkan senyum jahil. "You're still looking incredibly hot, no matter what."
"Hei, are you flirting with me?" Nadia menggeleng-geleng tapi tak ayal jadi ikut tersenyum.
"Flirting ke istri sendiri emang gak boleh?" balas Ariya sambil merapikan selimut Nadia yang tersingkap sedikit di bagian paha.
"Sure, but that's just silly."
"Udah mau lima taun nikah lho kita ini, Sayang. Masih aja malu-malu."
"Apaan, sih? Enggak jelas banget kamu." Nadia menepis pelan tangan Ariya dan tertawa. Pandangannya lalu tertumbuk ke langit-langit kamar.
Pada saat itu kata lima tahun justru berderet di sana, bersinar terang, seperti memberi peringatan.
Survey mencatat, mayoritas istri berhasil hamil di tahun pertama pernikahan. Faktor usia yang masih muda, stamina masih terjaga, keharmonisan yang sedang hangat-hangatnya pastilah jadi faktor pendukung penting. Sedangkan kalau lima tahun ... cenderung dianggap sudah terlalu lama. Biasanya yang akan disorot duluan adalah pihak perempuan. Jangan-jangan istrinya mandul, jangan-jangan istrinya punya kelainan, jangan-jangan istrinya kecapekan karena terlalu fokus pada karir, dan masih banyak lagi jangan-jangan yang lain ....
Sampai ke pemikiran tersebut, Nadia tiba-tiba merinding.
"Ya ...," panggil Nadia sambil menoleh. Ditatapnya sang suami lekat-lekat. "Apa kita coba ke dokter buat program ya? Sekalian lepas IUD."
"Kalau itu yang kamu mau, aku setuju-setuju aja. Tapi dengan kondisi aku ini ...." Ariya menjeda dengan helaan napas ragu. "Are you sure?"
"You've asked that so many times already." Nadia memiringkan tubuh ke arah Ariya. Sebelah tangannya memegang tepian selimut yang menutupi bagian dada. "Kondisi kamu itu udah sangat sangat membaik. Dr. Reni bahkan udah berani ngelepas obat dari tahun lalu dan tinggal lanjut konsul, kan? Itu pun cuma sebulan sekali. Bahkan terakhir kemarin katanya kamu boleh datang hanya jika ada keluhan. Artinya semua oke."
Ariya terdiam sebentar. Kerutan halus di dahinya menunjukkan kalau dia sedang menimang-nimang. "Alright, just set it up. Aku nanti menyesuaikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Happily Ever After [✓]
ChickLitTiga sahabat. Tiga masalah. Tiga rahasia. Apa yang dibagi belum tentu selalu merupakan apa yang terjadi. Melalui sebuah kejadian di luar nalar, mereka diizinkan mencicipi mimpi yang tidak pernah dimiliki. __________ Start: 22 Feb 2023 End: 10 Okt 20...