Behind The Scene 9: Pemicu Baru

224 37 0
                                    

"Kok berasa ada yang aneh ya ...," gumam Risti dengan kening yang berkerut halus. Diperhatikannya layar laptop sambil meraup dagu.

Baru hari ini dia kembali aktif di Sweet Bites setelah seminggu kemarin fokus mengasuh Gavin. Urusan operasional dicek duluan sejak tadi pagi. Sedangkan semua pembukuan baru sempat disentuhnya menjelang sore hari.

Selama satu minggu, omsetnya tercatat menurun sekitar 10 - 15 %. Ada dua kali pembelanjaan bahan yang lumayan mahal seperti butter, cream cheese, dan glaze. Akan tetapi, secara fisik jumlah stoknya kurang sesuai. Malah cenderung tidak sejalan dengan angka pemasukan.

"Al, Mega mana ya?" panggil Risti pada salah satu karyawannya yang kebetulan lewat.

"Mega tadi ikut Bang Umar anter pesenan ke Bu Samsyudin, Bu. Sekarang belum pulang."

"Oh gitu. Nanti kalau udah pulang tolong minta datang ke saya ya. Makasih, Al."

"Oke, Bu. Sama-sama."

Pandangan Risti pun kembali menyapu layar laptop. Dibukanya file pembukuan lawas yang memuat data sejak awal tahun. Sekilas tidak ada keanehan, hingga Risti mengakses file rekening giro khusus toko. Setelah diteliti satu per satu sampai mata pedih, terdapat selisih antara omzet di pembukuan dan yang ditransfer ke rekening. Nominalnya relatif tidak besar, tapi cukup sering.

Na-Ri-Ta

Aku kok curiga kl keuangan Sweet Bites diotak-atik salah satu karyawan ya

Jeng Nadnad
Knp?

Ada bocor halus
ternyata udah lumayan lama
tp krn nominalnya kecil jadi gak kerasa

Jeng Nadnad
Taunya dari pembukuan?

Iya
Tapi ini baru kecurigaan sih
Belum ngobrol langsung sama orangnya

Jeng Nadnad
sidang aja

Bersamaan dengan balasan Nadia itu, pesan lain lalu masuk. Mega tiba-tiba mengirimkan sebuah foto. Tangkapannya fokus pada sebuah kios kecil yang berdiri malu-malu di antara deretan toko mentereng. Tampak depan kios hanya sekitar empat meter. Dindingnya sekarang berganti menjadi warna biru, tapi rolling door-nya masih dilapisi cat kuning.

Ingatan Risti pun sontak melayang pada masa-masa sekitar lima tahun lalu. Bisa dibilang Sweet Bites yang sekarang, sebelumnya bertumbuh di kios sepetak itu. Tempat hasil nego habis-habisan dengan si pemilik agar bisa menyewa satu tahun dulu.

Dengan sisa modal yang tak seberapa, Risti kemudian membeli perabotan bekas yang dipercantik lagi. Semua dia konsep dan kerjakan sendiri. Termasuk memulas dinding kios pakai warna kuning muda biar mencolok, meskipun lokasinya dihimpit toko-toko lain yg lebih besar.

Beberapa hari sebelum Sweet Bites resmi buka, Risti lalu kedatangan karyawan baru yang begitu lugu. Mega, lulusan SMA, berasal dari salah satu daerah di Kabupaten Bogor.

Setelahnya, semua urusan toko benar-benar dikerjakan berdua secara bahu-membahu. Bahkan karena rumah Mega jauh, mereka jadi sering menginap di kios kalau sedang banyak pesanan.

Bapak yang jual onde-onde masih ada ternyata. Aku udah beliin buat Mbak.

Begitu pesan Mega kemudian, disusul oleh gambar sekantong onde-onde yang dibungkus pakai kantong kertas.

Dulu, mereka memang sering jajan onde-onde yang suka mangkal sebentar di depan kios. Rasanya otentik dengan isian kacang hijau yang melimpah.

Berbagai ingatan itu sontak membuat Risti menggeleng samar. Dia setengah tidak yakin kalau Mega mengotak-atik pembukuan Sweet Bites untuk keperluannya pribadi.

Behind Happily Ever After [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang