"Saya adalah seorang pencemburu akut! Jadi jangan salahkan saya jika saya akan selalu protes ketika melihat kamu mendekat atau di dekati oleh orang lain, walaupun orang lain itu adalah anak-anak saya sendiri.."
-Revandio Elbert Galaxy-
***
Ini tenta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sepertinya Tuan Revandio Elbert galaxy bukan lah satu-satunya manusia yang jika sudah mencintai sesuatu, akan tidak suka jika sesuatu itu di sentuh maupun dilirik oleh siapa pun.
Ntah, karena sifatnya yang begitu posesif atau memang begitulah hukum alam yang terjadi, tapi tetap saja pria kelahiran 92 itu akan sangat cemburu dan juga marah, saat sesuatu yang sudah ia klaim menjadi miliknya diganggu oleh orang lain.
Tangan kanan nya terus meremat kuat, hingga urat yang menjalar diantara jari-jari tangan pria itu tampak terlihat jelas. Ia terus menatap tajam dua orang yang sedang tampak senang berkomunikasi disana, lalu tangan kirinya sibuk mencari ponselnya yang ada di kantung celana sebelah kiri.
Revan menekan nomor seseorang, kemudian ditempelkan nya benda pipih itu ke telinganya. "Cari siapa yang akan masuk ke kelas mahasiswi yang bernama Alexa Eqquina kelas hari ini, saya yang akan menggantikan dosen yang akan masuk disana!"
Setelahnya, Revan pergi. Ia sudah tak tahan lagi melihat dua manusia yang tampak serasi itu. "Saya pasti akan menghukum mu, Alexa!"
*** Alexa dan juga Vania berlari begitu kencang dari lantai satu, ketika grup kelas mereka telah ribut mencari mereka. Dengan nafasnya yang sudah ngos-ngosan, Alexa dan juga Vania mengetuk pintu ruangan kelas yang mereka masuki sekarang.
Alexa langsung mengintip, ketika seseorang menyuruh mereka untuk masuk. Dan betapa leganya mereka berdua, ketika di kursi milik dosen itu belum ada yang mengisi.
"Hufttt.. Hampir! Gue kira tadi udah masuk!" Ucapnya sedikit lega walaupun masih dengan nafas yang ngos-ngosan.
"Heh, Heru! Lo bohongin kita ya? Katanya dosen nya udah masuk, sekarang mana?" Tanya Vania berteriak ketika melihat Heru-si ketua kelas baru saja masuk ke dalam kelas.
Heru mendelik, anak kelas A ini memang selalu saja menaikkan emosinya. "Gue abis dari Prodi, katanya dosen hari ini bakal diganti sama dosen baru. Dan, dosen baru nya minta ga ada yang terlambat!"
"Lah, emang bisa gitu? Emang Pak Indra kemana?" Celetuk seorang gadis yang berada tak jauh dari tempat Alexa.
Heru memutar bola matanya malas, "anjingnya melahirkan kali!" Celetuknya asal. Kemudian, pria tinggi jangkung itu pun berjalan menuju kursinya.
