"Saya adalah seorang pencemburu akut! Jadi jangan salahkan saya jika saya akan selalu protes ketika melihat kamu mendekat atau di dekati oleh orang lain, walaupun orang lain itu adalah anak-anak saya sendiri.."
-Revandio Elbert Galaxy-
***
Ini tenta...
Jangan marah yaa, karena aku lama banget update hihihi..
Jadi untuk nembus itu semua aku bakal double update okay? Tapi Syarat nya komen dulu sampai tembus 60 yaaa, setelah nya baru aku update
Yaudah, bye~ bye ~
Ingat! Follow instagram aku! @ atap_collection. Dan jangan lupa follow instagram anak² ku yang lain nya.
Dada calon mantu ku wkwk
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ketika seseorang merasa kecewa, maka hal baik apapun akan terlihat buruk oleh orang yang telah dikecewakan"
-Revandio Elbert Galaxy
***
Dengan tangan yang begitu lihai, Alexa mulai memoles wajahnya kembali dengan beberapa sentuhan make up. Secara terpaksa ia harus melakukan nya di meja yang tengah ia tempati sekarang, bukan karena keinginan nya melainkan karena suruhan dari kekasihnya.
"Ishh, jangan liatin aku segitunya! Aku malu tau!" Protes nya ketika Revan menatap wajahnya intens dari samping.
Revan yang tengah berpangku dagu itu lantas menggeleng pelan, "saya tidak punya alasan untuk berpaling darimu, Exaa.."
Alexa menghembuskan nafasnya pasrah, ia tak lagi memprotes, karena ia merasa akan sia-sia jika terus melakukan hal itu.
Alexa mengakhiri polesan nya di bibir, lalu disimpan nya semua alat make up nya itu kedalam tas selempang yang tengah di letakkan nya di atas meja.
"Ck, udah ih, jangan liatin aku mulu!"
Revan terkekeh renyah ketika melihat semburat merah tiba-tiba saja terlihat di kedua pipi sedikit chubby itu. Mendadak ia mendekatkan wajahnya hingga jarak diantara keduanya hanya tertinggal tiga atau dua senti lagi.
Alexa pun tertegun di tempatnya. Kali ini ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali. Walaupun hanya sekedar memundurkan kepalanya. Sebab kedua tangan Revan sudah menyelinap dan merengkuh pinggangnya.
"Jika saat wajah ini sudah menua, dan kecantikan yang terukir di wajahmu mulai luntur. Maka disaat itulah aku membuat wajah ini menjadi indah, dengan cintaku.." Revan mengatakan itu dengan intonasi yang begitu lembut namun penuh keyakinan.
Tatapan nya yang teduh, sengaja ia adu pada mata gadis yang telah mengambil hatinya. Kedua nya saling terpaku dan hanyut dalam tatapan hangat yang keduanya ciptakan.
"Hmmm.. Maaf?"
Mendengar suara seseorang yang menyapa mereka, Alexa langsung terlonjak kaget dan mengalihkan tatapan nya secepat kilat. Tapi tidak dengan Revan, pria itu bukan nya beralih malah mengambil kesempatan dalam kesempitan dengan cara mencium pipi Alexa dengan waktu yang begitu singkat.
