1. First meet

39.4K 1.6K 255
                                    

Halooo!!!

INI CERITA BARU MAMI, SEMOGA RAME DAN SEMOGA KALIAN SUKA❤️

BANTU RAMAIKAN YAAA💖

SEBELUM MEMBACA, SILAHKAN VOTE TERLEBIH DULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy Reading❤

•••••

Seorang gadis dengan nafas memburu tengah berlari dengan sekuat tenaga. Dia tak memperdulikan keadaannya yang terlihat sangat berantakan, bajunya yang telah sobek dibagian bahu hingga menampakkan kulit putih mulusnya, rambutnya yang acak-acakan, dan kakinya yang dipenuhi darah tak membuatnya menghentikan langkah.

Sesekali dia menoleh ke belakang guna melihat sejauh mana jarak antara dirinya dengan ke-4 pria kekar yang tengah mengejarnya.

Keramaian kota Las Vegas tak membuat pria-pria itu berhenti mengejar gadis malang tersebut. Orang-orang di sana nampak tak peduli sama sekali. Wajar saja karena Las Vegas memiliki julukan sebagai kota penuh dosa karena banyak atraksi khusus dewasa yang ditawarkan. Tak hanya itu, banyak sekali industri perjudian, perbelanjaan, dan hiburan yang tersebar luas di sana, bahkan resor kasino dapat ditemukan dengan mudah.

Gadis malang itu bernama Alora Miciela, dia sama sekali tak menyangka bahwa kedatangannya ke kota ini akan menjadi malapetaka baginya. Dia hanya ingin bekerja agar dapat membiayai pengobatan ayahnya dan juga sekolah adiknya.

Awalnya Alora begitu senang saat temannya memberitahu bahwa ada sebuah pekerjaan yang bagus untuk dirinya. Alora yang saat itu sangat membutuhkan uang tanpa pikir panjang langsung menerima tawaran tersebut. Dia meninggalkan keluarganya yang berada di Rusia untuk bekerja di Las Vegas. 

Namun siapa sangka bahwa setibanya di Bandara dia langsung di sambut oleh orang-orang menyeramkan yang tengah mengejarnya sekarang. Mereka membawanya secara paksa karena ternyata dirinya telah dijual kepada seorang milyarder kaya.

Alora melarikan diri ketika mobil yang ditumpanginya berhenti untuk mengisi bahan bakar. Tanpa pikir panjang, dia pun mengambil langkah seribu keluar dari mobil tersebut. Alora bahkan meninggalkan kopernya di dalam sana. Tapi siapa peduli? Kali ini keselamatannya-lah yang paling penting.

Ingin rasanya Alora menangis kencang dan merutuki nasibnya yang begitu sial. Namun saat ini bukanlah waktu yang tepat. Dia harus segera menemukan tempat persembunyian karena kakinya yang dipenuhi darah sudah tak sanggup untuk berlari lagi.

Air mata yang mengenang membuat penglihatan Alora sedikit kabur. Kaki-kaki pendek Alora sudah tak sanggup lagi untuk berlari. Langkahnya semakin melambat membuat Alora panik luar biasa. Dia menoleh ke belakang dan jantungnya berdebar keras saat menyadari bahwa jarak antara dirinya dan orang-orang yang mengejarnya sudah cukup dekat.

Saking lamanya Alora melihat ke belakang sehingga membuatnya tak menyadari bahwa di depannya terdapat segerombolan orang-orang berbadan kekar dilengkapi dengan seragam hitamnya. Dan sialnya, Alora menabrak salah satu dari mereka.

"Arkgggghhh...."

Ringisan kecil itu terdengar dari Alora. Rasa sakit luar biasa menghantam tubuhnya karena dia baru saja terjerembab.

Baru saja Alora membuka mata, jantungnya terasa berhenti berdetak kala melihat pemandangan di sekitarnya.

Baru saja Alora membuka mata, jantungnya terasa berhenti berdetak kala melihat pemandangan di sekitarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Puluhan pistol tengah mengelilingi kepalanya. Nafas Alora tercekat, dia merasa udara di sekitarnya semakin menipis, Alora kesulitan bernafas.

"Who are you?"

Salah satu dari mereka bertanya dengan nada penuh ketegasan. Alora takut dibuatnya, dia ingin menjawab namun suaranya tak bisa keluar.

"ANSWER MY QUESTION OR I WILL SHOOT YOU!!"

Alora menelan ludah gugup. Baiklah, kali ini tak hanya pertanyaan biasa, namun orang itu mengancam akan menembaknya. Dengan suaranya yang sangat pelan Alora memberanikan diri untuk menjawabnya. "S-saya Alora Miciela."

Kedua mata Alora kembali terpejam. Dalam hati dia berdoa dengan penuh hikmat agar Tuhan dapat menolongnya.

Lama Alora merapalkan doa hingga suasana di sekitarnya terasa sepi. Alora meyakini bahwa orang-orang seram itu telah pergi meninggalkannya. Dia pun memberanikan diri untuk membuka mata. Dan detik itu juga Alora menjerit tertahan ketika wajah seorang pria tampan terpampang nyata di depannya.

 Dan detik itu juga Alora menjerit tertahan ketika wajah seorang pria tampan terpampang nyata di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu menatapnya dengan mata tajamnya. Alora menelan ludah gugup, dia tidak tahu harus bersyukur atau tidak. Namun yang pasti, pistol yang mengelilinginya sudah menghilang. Alora dapat melihat orang-orang yang baru saja menodongkan senjata api padanya kini telah mengelilingi dirinya dan pria di hadapannya. Alora merasa situasi kali ini lebih menyeramkan dari pada dikejar oleh ke-4 pria tadi.

"JALANG SIALAN!!! KEMARI KAU!!"

Teriakan menggema tersebut membuat pemikiran Alora teralihkan. Dia menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat ke-4 pria yang tadi mengejarnya sudah berada dekat dengannya. Tanpa pikir panjang Alora menggenggam tangan kekar pria di hadapannya.

"Tuan, bantu saya," pintanya lirih penuh ketakutan. Tanpa Alora sadari genggaman tangannya pada pria itu semakin menguat.

Alora tidak dapat menebak apapun dari pria di depannya. Tapi yang pasti pria itu memiliki tatapan tenang namun mematikan.

"Kau yakin meminta bantuanku?"

Suara berat pria itu mengalun indah menembus indra pendengar Alora.

"Iya, saya yakin. Saya mohon, tolong bantu saya. Saya tidak ingin dibawa pergi mereka," ujar Alora meyakinkan.

Elusan lembut pada pipinya membuat darah Alora berdesir. Alarm bahaya menggema di kepalanya, namun Alora memilih untuk mengabaikannya.

"Aku Corleon Valter D'onofrio, dan kau Alora Miciela meminta bantuanku?" Pria itu menggantungkan kalimat yang akan diucapkannya. Hembusan asap rokok menerpa wajah Alora. "Kau yakin?" sambungnya berdesis tajam.

Nafas Alora memburu, jantungnya terasa semakin berdenyut sakit. Alora merasakan sebentar lagi nasib malang akan menghampirinya. Dia yakin bahwa pria di depannya bukanlah pria biasa. Namun Alora tak memiliki pilihan lain, dia tidak ingin berakhir menjadi jalang.

Alora mengangguk cepat dengan air mata yang membasahi pipinya. "Bantu saya, Tuan," pintanya sekali lagi.

Tanpa Alora sadari, pria di depannya mulai tersenyum tipis. Dan beberapa detik setelahnya Alora merasakan sebuah pukulan keras mengenai bagian belakang tengkuk lehernya hingga membuat kesadarannya menghilang secara perlahan.

Sebelum benar-benar menutup mata, Alora dapat mendengar sebuah perintah yang menyeramkan.

"Habisi!"

Dan setelah itu, kesadaran Alora benar-benar menghilang.


****

To be continued

Semoga suka❤️

Bagaimana kesan pertama bertemu dengan Valter?👉

Ayo spam next👉

See u❤️

SEÑOR V [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang