BPH 03

2.3K 228 9
                                    

Happy reading guys🖤♥️


Nabila memainkan kuku- kukunya sambil menunduk malu sekaligus takut.Pasalnya diruang guru ini suasana sangat menegangkan.Pak Diman sebagai hakim, Pak Paul sebagai korban, Nabila sebagai tersangka,Kak Salma sebagai pengacara nabila, Daniel dan juga Roy sebagai saksi mata. Harusnya ada Azis tapi dia malah kabur lewat pagar sekolah dihalaman belakang.

"Pak maafin saya atas kecerobohan Nabila ya?Terutama kepada pak Paul."Mohon Salma merasa bersalah dan tidak enak.

Yang lain hanya bisa bergeming,takutnya jika disalahkan dan sampai kepada panggilan orang tua mereka. Apalagi ini menyangkut pada nyawa seseorang. Bagaimana kalau pak Paul kelaparan, pingsan, atau di kerumuni pasukan kecoa dan tikus di gudang bilamana tidak ada orang yang mendengar teriakan nya.

"Bagaimana pak Paul? Saya sih terserah anda kasus ini mau berlanjut atau berdamai"Ucap pak Diman menengahi.

"Tapi karena kebetulan saya wali kelas nabila, saya akan memberi pengurangan poin bintang nilai kedisiplinan nya"Tambah pak diman tegas.

Mata Nabila membulat tak percaya karena bintang itu sangat penting disaat nilai dia selalu paling buruk saat ulangan nanti.

"Baiklah karena mungkin dia juga tak sengaja dan ada kesalahpahaman saya cuman minta kamu Nabila,selama seminggu secara tertulis berjanji bahwa tak akan mengulangi perbuatan kamu lagi, Tulis di lembaran kertas polio,Tiap hari kamu laporan sama saya untuk acc"Ucap pak Paul tegas.

Nabila mengangguk setuju"Baik pak maaf saya salah."

Salma bernafas lega takutnya kalo orang tua mereka tau mereka bakal marah dan khawatir.Semua kembali ke kelas masing- masing termasuk Nabila yang terlihat lesu dan malu,dia segera membawa tas nya ke kelas karena bel pulang telah berbunyi.

*************
Nabila memakai helm yang dia simpan di kaca spion motornya, hari ini dia pulang sendiri karena kak Salma diajak pulang bareng ka rony sekalian membeli buku untuk keperluan tugas di sekolah.

Motor yang dia nyalakan melaju dengan kecepatan kencang saat menyebrang menuju ke arah rumahnya.Ketika melewati perempatan jalan dekat lampu merah dia tidak bisa mengendalikan rem motornya.

Brukkkkk...

Motor trail yang berada didepan nya oleng tertabrak motor Nabila.Orang itu terjatuh namun tak terlalu kencang hanya oleng ke pinggir jalan.

Nabila menghentikan laju motornya. Buru-buru ia turun dan berjalan membantu orang itu dengan hati panik dan takut.

"Maafin aku ya beneran ga sengaja,rem motornya tiba-tiba blong"Ucap Nabila khawatir,padahal bohong dirinya memang sedang ngantuk berat tak sadar ada motor didepan saat lampu merah.

Orang itu membuka helm nya dan membenarkan posisinya yang terjatuh kemudian bangkit dan mengangkat motornya kembali yang terjungkal.

Nabila membekap mulutnya, membulatkan matanya tak percaya"Pak Paul?"Ucapnya kaget,iya benar orang yang Nabila tabrak adalah gurunya sendiri yang baru saja tadi di sekolah ia kunci di gudang.

"Tuhannnn,masalah apa lagi ini"Batinnya gugup.

Paul pun kaget ternyata anak itu lagi yang membuat masalah dirinya terjatuh dari motor"Kamu lagi Nabila Taqiyyah"Ucap pak Paul menahan marah.

Nabila mematung menunjukan deretan gigi rapinya dan senyum pada matanya"Maaf ya pak Paul yang baik hati,beneran aku ga sengaja suerr"Ucapnya mengacungkan dua jarinya tanda damai.

Paul lagi-lagi menghela nafas panjang mengontrol emosinya saat ini,bukan karena apa.Tapi motor yang ia kendarai baru cicilan ke 2 bagaimana kalo rusak parah.

BOCIL PEMIKAT HATI (PAUL&NABILAH)-[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang