BPH 37

2.5K 261 24
                                    

Happy reading guys♥️🖤
WARNING!!!!
dilarang sedih membaca part ini!!!😝





Lelaki itu terlihat menyalami Abi dan umma yang sedang bersantai di ruangan tv, Nabila izin sebentar ke kamarnya untuk ganti baju, sedangkan pak Paul memutuskan untuk menunggu di ruang tamu saja,meskipun tadinya Abi ingin lelaki itu ikut gabung bersama dirinya untuk ngobrol seputar motor,tapi sepertinya mood nya benar-benar sedang kurang baik.

Tak lama Nabila keluar kamarnya yang langsung menghadap keruangan tv disana Abi sedang tidur di sofa, dan umma muncul dari dapur sambil membawa minuman, pasti untuk pak Paul"Biar aku aja umma"sahut Nabila mengambil alih nampan dari tangan umma.

Umma tersenyum tipis"yaudah cepat sana!! kasian tuh,kamu lagian lama banget mandi juga"gerutu wanita itu namun tetap mengusap lembut bahu putri kesayangannya itu.

Pak Paul masih terlihat sibuk melihat layar ponselnya saat Nabila datang bersama nampan di tangannya."nih minum dulu kak, barusan umma bikinin kopi"ucap Nabila lembut sambil menyimpan kopi itu di atas meja, Nabila memutuskan duduk di sofa panjang di samping kekasihnya itu.

Pak Paul menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas, lalu menatap lekat gadis dihadapannya itu."coba sekarang kamu jujur sama saya, tadi udah dari mana sama Edo?"tanya lelaki itu dengan wajah yang terlihat badmood.

Nabila menggaruk kepalanya yang tak gatal, niat hati ingin menyembunyikan masalah ini, namun apa lah daya resiko punya pacar guru sendiri ya gini ujungnya kalau berbuat nakal pasti akan ketahuan.

"Ko gak dijawab?mau main rahasia-rahasia an sekarang?"Paul terus menatap wajah Nabila secara intens.

Nabila menggeleng menundukkan kepalanya sambil memainkan kuku-kukunya."maaf"lirih Nabila.

"Iyah makannya cerita, udah dari mana tadi sama Edo? Biasanya juga selalu antusias cerita apapun sama saya kan?"sahut pak paul yang terlihat sangat kesal dengan sikap gadisnya itu.

"Takut kakak marah"Nabila masih menunduk tak berani menatap sorot mata lelaki itu.

"Kenapa mesti marah, berarti kamu lakuin kesalahan kan?"tanya nya terus mengintimidasi.

Nabila terus menunduk seperti orang ketakutan, tak terduga air matanya berjatuhan ke celana cargo panjang yang ia gunakan, lelaki dihadapannya terlihat khawatir, lalu menarik lembut tangan nabila dan mengusapnya.

"Kenapa nangis?hey lihat kakak"pak Paul memegang wajah gadis itu lalu menghapus air matanya lembut.

"Maafin aku ya, tadi main sama Edo sama anggis gak bilang sama kak Paul"jawab Nabila sesenggukan karena tangisannya.

"Udah ya jangan nangis, malu saya sama orangtua kamu nanti dikira kenapa lagi"ucap lelaki itu lembut lalu membawa tisu untuk menghapus air matanya yang terus mengalir.untung saja batas antara ruang tamu dan ruang tv pakai tembok dan ada pintunya jadi tak terlalu kedengaran bila ada obrolan disini.

"Tapi Nabila lakuin hal yang dilarang sekolah, tadinya cuman penasaran pengen nyoba moment itu bareng teman satu angkatan"ucap Nabila menjelaskan hidungnya terlihat memerah efek menangis barusan.

Pak Paul celingukan melihat ke arah pintu yang terhubung ke arah ruang tv, lalu menarik tubuh Nabila ke dalam pelukannya"udah ya jangan nangis, udah gapapa asal janji gak boleh gitu lagi. Kalo mau kemana pun harus bilang sama kakak"pak Paul mengusap lembut punggung gadis itu untuk menenangkan nya.

Nabila merasa nyaman dipeluk oleh kekasihnya itu"syukur deh ternyata gak salah akting nangis berhasil buat kak Paul luluh"ucap Nabila dalam batin sambil tersenyum penuh kemenangan.

Mereka saling melepaskan pelukannya, kalo ada Abi dan umma masuk ke ruang tamu bisa gawat, mereka pasti bakal segera menikahkan kedua manusia itu.

*********************

BOCIL PEMIKAT HATI (PAUL&NABILAH)-[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang