BPH 18

1.7K 218 34
                                    

Happy reading guys♥️🖤


"Semalam dianterin siapa? Abi cek tiba-tiba pintu kamar kamu sudah di kunci aja"tanya Abi yang melihat putrinya itu duduk di hadapan dirinya kini mereka berempat sedang sarapan bersama.Kak Salma melirik sekilas dan masih asik mengunyah nasi gorengnya.

"Diantar anggis"jawabnya berbohong kalo tau dirinya di antar pak Paul bisa bisa dia diberi beribu pertanyaan oleh orang tua nya itu.

Gadis itu mengambil beberapa sendok nasi goreng ke atas piringnya lalu melahapnya cepat.

"Dia buru-buru bi katanya papanya nelepon terus jadi gak sempet pamit"tambah Nabila sambil mengunyah makanannya.

"Lagian malem-malem pada nonton, Abi khawatir. Sekarang rawan begal juga"tekannya yang ikut menyuap nasi ke mulutnya.

"Udah bi lagian Nabila gapapa kan, dia juga udah besar bisa jaga diri."bela umma meraih lengan anaknya dan mengusapnya lembut.

Nabila mengangguk sambil tersenyum lalu menyantap makanannya sampai habis. Kemudian pamit bersama kak Salma untuk berangkat ke sekolah.

Sedangkan di rumah pak Paul, lelaki itu terlihat keluar kamar dengan memakai seragam gurunya. Hari ini dia mulai mengajar di jam kedua namun tetap saja harus tepat waktu datang ke sekolah. Hatinya hari ini sedang kacau akibat masalahnya dengan Raisa kemarin.Sampai detik ini kekasihnya itu enggan membalas dan menerima chat bahkan telepon darinya.

"Mau sarapan dulu? Bunda belum masak cuma ada roti sama susu aja" sahut bunda yang melihat putranya keluar dari kamarnya.

"Aku buru-buru Bun sarapan di sekolah aja ya"jawabnya lembut namun raut wajahnya tidak bisa berbohong dia tetap seperti ada beban.

Bunda berdiri ke hadapan putranya itu lalu memegang tanganya pelan" cerita ke bunda apa lagi ada masalah?"tanya nya penasaran.

Paul melihat manik mata sang bunda yang meminta kejelasan dari putra satu-satunya itu" Raisa putusin Paul Bun"ucapnya pelan dan penuh kecewa.

Sang bunda membulatkan matanya tak percaya"ko bisa dia putusin kamu, kamu bikin masalah sama dia?.

Paul mengangguk"Iyah Bun ini salah Paul" lelaki itu menunduk lalu beralih ke kursi ruang tamu dan duduk bersama, kemudian Paul menceritakan dengan jujur kejadian tadi malam.

"Kamu tertarik sama Nabila ya?"kini tiba-tiba sang bunda bertanya serius pada lelaki dihadapannya.

Paul menggeleng ragu"apaan sih bunda ko nanya gitu, mana mungkin Paul suka sama murid sendiri."tolaknya halus padahal hatinya abu-abu.

"Terus kenapa kamu peduli banget sama dia? Sampai tega loh anterin dulu nabila padahal kamu sedang bareng Raisa. Kalo Raisa tau dia pasti sakit hati banget itu"ucap sang bunda yang mencoba menasehati putranya itu.

Sebenarnya bunda benar, tak seharusnya dia berbuat seperti itu. Tapi entah kenapa hatinya tak bisa berbohong perasaan nya mulai aneh terhadap muridnya itu. Dari dulu Paul memang menyukai Raisa karena kasian sejak sekolah dia selalu baik pada Paul bahkan sang bunda, di tambah Raisa sudah tidak memiliki ibu dan ayahnya sudah menikah lagi dan meninggalkan dia bersama kakaknya di ibukota hanya berdua saja.

Kalo orang bertanya kenapa Paul bisa sejauh ini bersama gadis itu jawabannya dia ingin menghargai perasaan Raisa, tapi ternyata mereka sudah sejauh ini dan itu jalan yang salah malah menambah luka untuk gadisnya itu kalo dia tau perasaan sayang Paul hanya karena simpati saja.

"Sudah ya Bun,nanti aku coba ngomong sama dia. Aku mau minta maaf juga"ucapnya yang sudah sangat menyesal lalu pamit untuk segera berangkat ke sekolah.

**************

BOCIL PEMIKAT HATI (PAUL&NABILAH)-[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang