BPH 43

3K 293 27
                                    

Happy reading guys♥️🖤


Nabila dan Salma telah sampai ke rumah, sedangkan Abi membawa umma ke kamar untuk segera beristirahat.Kata dokter usia kandungan umma sudah memasuki minggu ke 10.

"Kak serius kita bakalan punya adik?"tanya Nabila yang duduk bersebelahan dengan sang kakak di ruangan tv.

Salma mengangguk ragu"masih gak percaya aku nab."

"Bukan aku gamau yah kak, kasian aja umma kalo harus punya bayi lagi, terus umurnya jauh banget lagi sama kita"ucap Nabila merinding membayangkan bakal ada anak kecil lagi dirumah nya ini sebagai adik kandungnya, meskipun dia tau umma masih terbilang cukup muda karena dulu umma menikah dengan Abi saat masih berumur 18 tahun.

"Aku juga kasian nab, tapi insya Allah lah kalo kakak udah lulus terus kerja, kakak bakal biayain adik kita sampai dia sekolah nanti"jawab kak salma tersenyum tipis ke arah Nabila yang terlihat masih bengong.

Nabila mengangguk setuju dengan ucapan kakaknya itu"kalo itu sih aku juga pasti bakal bantuin kak,lagian kasian juga umma harus rawat bayinya sendiri, harusnya dia sudah menikmati masa tua nya bareng Abi."

"Udahlah emang rezeki aja di kasih lagi,nanti kamu hubungin mpok Sumi aja biar besok langsung kerja disini, kasian umma harus banyak istirahat."ucap Salma.

Nabila mengangguk"lusa aku harus udah balik ke London kak,kakak enak masih lama dua mingguan lagi"keluh Nabila memasang wajah sedih.

"Udah kamu fokus aja kuliahnya, umma bakalan baik-baik aja kok"Salma merangkul adiknya itu sambil tersenyum lebar.

Nabila melirik jam di ponselnya sebentar lagi kak Paul akan segera menjemput nya kesini, tapi dia akan putuskan untuk menginap disini saja karena khawatir dengan keadaan umma.

Sesuai jadwal hari Senin ini Nabila harus segera terbang ke London untuk menyelesaikan study nya,dia di antar Paul ke bandara,untung saja sekolah mengijinkan Paul libur sehari.

"Nanti gimana kamu beneran mau izin lagi saat kak Salma nikah?"tanya Paul serius, keduanya duduk sambil menunggu jadwal penerbangan Nabila yang akan berlangsung setengah jam lagi.

Nabila mengangguk semangat"mau lah,masa ia kakak sendiri nikah aku gak hadir, gapapa ya sayang aku bulak balik terus,uang kamu gak habis kan"tanya nabila memelas memegang erat lengan lelaki itu.

Paul tersenyum merekah melihat tingkah manja Nabila"nggk tau kenapa saat uang aku dipakai sama kamu tuh malah nambah gak habis-habis loh."

"Masa sih, kan emang kamu sering nyenengin aku yang, jadi rezeki suami tuh malah nambah"kekeh Nabila.

"Tapi aku belum sepenuhnya bikin kamu seneng yang, nanti kalo kamu lulus cari kerja disini aja yah?nanti aku belikan rumah buat kita"Paul menatap serius wajah Nabila sambil mengelus tangan istrinya itu.

Nabila mengangguk penuh semangat lalu memeluk erat tubuh Paul, dia meneteskan air matanya entah kenapa setelah menikah rasanya berat harus berpisah seperti saat ini.

Paul melepaskan pelukan Nabila"kamu gak boleh nangis lah, aku suka ikut sedih yang"lelaki itu menghapus lembut air matanya.

Nabila dan Paul sama-sama memeluk lebih erat saat Nabila sudah akan meninggalkan suaminya itu.Lalu Nabila melepaskan pelukannya itu dan memberi salam perpisahan terakhirnya.

"Kalo udah sampai jangan lupa kabarin ya sayang"ucap Paul lembut menangkup gemas wajah gadis itu.

Nabila mengangguk dengan senyum merekah lalu meninggalkan lelaki itu sambil melambaikan tangannya.

BOCIL PEMIKAT HATI (PAUL&NABILAH)-[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang