BPH 40

2.8K 286 25
                                    

Happy reading guys🖤♥️




Nabila tidak berhenti menangis dalam pelukan Paul,sedangkan lelaki itu terus menenangkan istrinya itu. Kini mereka sudah ada di bandara untuk mengantar kepergian Nabila yang akan berkuliah di London, terlihat Abi,umma dan bunda ikut mengantar Nabila.

"Kenapa ya sedih banget, rasanya tuh beda kalo udah nikah gini"ucap nabila yang terus mengeluarkan air matanya.

Paul mengusap air matanya yang juga ikut keluar, jujur dia juga berat kalau harus berpisah sementara dengan Nabila.Tapi mau gimana lagi ini sudah menjadi keputusan gadisnya itu.

"Sayang kamu jaga diri disana ya, ingat harus kabarin Paul,sama abi dan umma juga"ucap umma memeluk putri kesayangan nya itu.Umma sedih harus ditinggal kedua putrinya kini dirinya hanya berdua dengan suaminya.

karena pesawat yang ditumpangi Nabila akan berangkat gadis itu segera pergi dari hadapan keluarganya, tak lupa memberi salam perpisahan kepada orangtua, suami, dan mertua nya.

*********
Hari ini Paul sudah bersiap untuk mengajar ke sekolah, tak lupa ia sarapan bersama bunda. Kebetulan Paul memang masih tinggal bareng bunda tapi nanti dia ada rencana membeli rumah untuknya dan Nabila jika gadis itu sudah lulus kuliah. Untung saja ada bi Surti art yang sengaja bunda pekerjakan agar ada yang menemani nya di rumah, mungkin karena bunda sibuk dengan kafe nya.

"Paul pamit ya Bun"lelaki itu mencium tangan sang bunda setelah selesai menghabiskan nasi goreng nya.

Bunda tersenyum"yaudah hati-hati,jadi servis mobilnya?"tanya bunda,anaknya itu cerita bahwa akan membawa mobil hari ini.

Paul mengangguk lalu keluar dari rumahnya untuk segera menjalankan mobilnya yang terparkir di garasi depan.

Saat sampai di parkiran sekolah pak Paul terlihat menggendong ranselnya yang berisi buku-buku dan laptopnya.
Lelaki itu mengunci pintu mobil nya dan berjalan ke arah ruangan guru, tahun ini pak Paul kebagian mengajar olahraga kelas 1.

"Selamat pagi pak Paul"sapa seorang murid perempuan bernama Dinda, muridnya yang masih duduk di kelas satu.

Paul tersenyum tipis saat muridnya itu menyalami tangan dirinya"hai dinda, kamu kenapa ada disini?"tanya pak Paul saat gadis itu berdiri sendiri di depan ruangan guru.

Gadis bernama Dinda itu tersenyum malu-malu kemudian menyodorkan sepucuk amplop berwarna merah muda"ini buat bapak nanti baca ya"ucapnya pelan lalu berlari kecil menjauh dari sana.

Paul hanya berdiam tak mengatakan apapun lalu membawa amplop itu ke dalam ruang guru, disana terlihat pak rekky asik dengan ponselnya yang ditemani segelas kopi.

"Wey baru dateng nih"sapa pak rekky mendekatkan kursinya ke meja pak Paul, lelaki itu menyimpan tas nya dan mengeluarkan laptop miliknya untuk menyelesaikan tugas laporan sebelum jam mengajarnya di mulai nanti.

"Gimana pak rasanya jadi pengantin baru"goda pak Paul mengulum senyumnya, lelaki itu sudah duduk dan menghadap ke laptopnya.

"Kalo saya cerita nanti bapak mau, nanti bapak pengen"tunjuk pak Rekky tepat ke arah wajah pak Paul sambil tersenyum menyeringai.

Pak Paul tertawa"ngapain saya mau, kan gampang tinggal minta ke Nabila"ucapnya polos, tak lama dia membekap mulutnya sendiri"maksudnya iya tinggal nanti nikah sama Nabila"perjelas lelaki itu sambil menarik nafas panjang dan memasang wajah serius, dia mulai fokus melihat ke layar laptop.

"Ah si bapak ada aja, iyalah nikahin dulu bahaya dong kalo belum sah"sahut pak rekky menepuk nepuk pundak rekannya itu.

Paul hanya tersenyum menanggapi ucapan pak Rekky lalu meneguk air minum yang dibawanya.

BOCIL PEMIKAT HATI (PAUL&NABILAH)-[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang