BPH 44 [end]

3.7K 261 32
                                    

Happy reading guys♥️🖤


Nabila berjalan santai menuju tempat suaminya menunggu dirinya yang pergi ke toilet sebentar.Nabila memicingkan matanya tak kala melihat seorang perempuan duduk berhadapan dengan Paul,dia merasa familiar dengan wajah orang itu.

Dengan berani Nabila menghampiri kedua orang itu.Paul dan perempuan itu kaget saat Nabila sudah berdiri di dekat meja mereka duduk.

"Aku bisa jelasin yang"Paul ikut berdiri memegang lembut lengan Nabila.

Nabila memasang wajah jutek"bukannya kamu Raisa mantan kak Paul"tunjuk Nabila tepat ke wajah perempuan itu.

Raisa ikut berdiri satu tangannya dia sembunyikan,sebenarnya dia minder sudah tidak memiliki beberapa jari tangan akibat kecelakaan yang merenggut dirinya di jepang beberapa tahun lalu.

"Iyah saya Raisa, jadi kamu yang namanya Nabila"sahut Raisa tanpa ekspresi dia melihat intens Nabila dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Paul menarik lengan Nabila agar lebih dekat berada di sampingnya"udah yuk kita pulang aja"ajak lelaki itu sepertinya dia tidak ingin terjadi perang dingin disini.

Nabila terlihat menahan emosinya, dia menepis pegangan tangan Paul"kamu ngapain ganggu suami orang"ucap Nabila dengan penuh penekanan.

Raisa tertawa dengan pernyataan Nabila"oh jadi kalian udah nikah,tapi kamu yakin Paul udah cinta sepenuhnya sama kamu?Kamu yakin dia bisa move on segampang itu dari mantannya yang udah dia jalani hampir 7 tahun bahkan dari kecil kita aja udah deket loh."Raisa tersenyum menyeringai.

"Raisa stop cukup!!!aku minta kamu pergi aja dari hadapan aku dan Nabila"usir Paul yang juga tersulut emosi

Raisa menggeleng matanya berkaca-kaca"kamu tega kasar sama aku,dulu aku kira saat kamu tau aku berpura-pura menikah dengan orang lain kamu bakal peduli atau susulin aku tapi aku salah kamu malah dengan gampang mencari cinta lain, kamu malah menikah dengan murid kamu sendiri"tunjuk Raisa tepat ke wajah Nabila.

Raisa duduk air matanya terus keluar dia menutupi dengan satu tangannya"saat kak Ratih bilang ternyata aku kecelakaan dan harus di amputasi,kamu juga sama sekali gak peduli sama aku,segampang itu perasaan kamu berubah Paul"ucap Raisa menahan tangisnya.

Nabila masih berdiri dia juga menangis menahan sesak di dada nya, sedangkan Paul masih membisu seribu bahasa entah harus bagaimana dia menanggapi ucapan Raisa saat ini.

"Maafin saya ca,tapi yang perlu kamu tau saya benar-benar kecewa dengan ayah kamu yang ternyata dalang tabrak lari papah aku hingga dia meninggal,dan itu kamu rahasiakan dari aku."ucap Paul lirih dia sedang menahan emosi bila menyangkut kematian papah nya.

Raisa melongo mendengar ucapan Paul"jadi kamu sudah ta...tau"Raisa terbata-bata dengan penuturan Paul suaranya bergetar menahan isak.

"Iyah aku sudah tau dan itu buat aku dan bunda kecewa dengan keluarga kamu ca!!!"Paul menarik tangan Nabila paksa dan pergi dari hadapan perempuan itu.

*********

Nabila masih tidak menggubris ucapan Paul saat mereka sudah sampai di rumah,untung saja mood gadis itu terbantu dengan kelucuan adiknya Arhan yang sudah mulai pintar berbicara, bahkan adiknya itu sudah bisa memanggil Nabila dengan sebutan"kak nabiya".

Nabila masih tidur di kasurnya dan sibuk dengan ponsel,tadinya dia ingin main lagi dengan Arhan karena lagi bete pada suaminya itu namun Arhan malah sedang tidur siang.

"Udahan dong yang marahnya"Paul ikut duduk di pinggir ranjang Nabila.

Nabila pura-pura tuli dia terus sibuk dengan ponselnya tanpa menggubris ucapan suaminya itu.

BOCIL PEMIKAT HATI (PAUL&NABILAH)-[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang