BPH 29

2.1K 262 19
                                    

Happy reading guys♥️🖤

Paul memarkirkan motornya di depan rumahnya, terlihat ada satu motor lain disana, dengan cepat lelaki itu berlari ke dalam rumah yang tak dikunci bahkan pintu nya pun terbuka lebar.

Bunda terlihat menangis sesenggukan sambil duduk di sofa, sedangkan seorang lelaki paruh baya yang Paul amat sangat kenal sedang berlutut di depan bunda dan terlihat matanya memerah.

"Bun ini sebenarnya ada apa? Om Tio kenapa ada disini? Kalian kenapa?"beribu pertanyaan dilontarkan lelaki itu saat berjalan pelan ke arah sang bunda.

Tiba-tiba orang yang dipanggil om Tio oleh Paul menahan kaki Paul sambil berlutut"Paul ampuni kesalahan om ya?"ucapnya getir, Paul masih dengan mode tidak mengerti.

"Maksud om kenapa? Plis jangan berlutut gini coba sekarang jelasin ke Paul, sebenarnya ini ada apa om?"ucapnya sangat penasaran, Paul ikut berjongkok menatap serius pria itu.

"Om.. salah,maafin om,sebenernya yang nabrak papah kamu itu om"pria paruh baya itu terus memegang kaki Paul tangannya bergetar hebat dan tangisnya pecah.

Sedangkan Paul tak bisa menerima kenyataan dengan ucapan om Tio, tiba-tiba tangannya mengepal menahan emosi yang mulai memuncak.Tubuh om Tio di dorong hingga tersungkur.

"KENAPA BARU SEKARANG OM KESINI? KEMANA WAKTU ITU DISAAT PAPAH TERGELETAK DI JALANAN SENDIRIAN HAH?"dada Paul naik turun, emosinya semakin memuncak.

Bunda berlari ke arah putranya itu"udah kamu sabar dulu"sahut bunda menarik tangan sang putra takut jikalau putranya itu melakukan hal yang tak di inginkan.

"NGGK BUN DIA JAHAT,KALO SAJA DIA BERTANGGUNG JAWAB MUNGKIN PAPAH MASIH BERSAMA KITA SEKARANG"teriak Paul matanya menyorot tajam kearah om Tio.

"Paul om benar-benar menyesal,kamu boleh bawa om ke kantor polisi, kamu boleh bunuh om disini kalo perlu"mohon om Tio yang masih berjongkok di hadapan Paul dan bunda Sri.

Paul mencoba menarik nafas kasar"KALO PUN PAUL BUNUH OM SEKARANG, TAK AKAN PERNAH BISA BUAT PAPAH KEMBALI, PAUL MOHON OM PERGI DARI RUMAH PAUL, DAN SATU HAL LAGI PAUL SUDAH TIDAK ADA HUBUNGAN LAGI DENGAN ANAK OM, DAN BAHKAN SAMPAI KAPANPUN TIDAK AKAN PERNAH"Paul mengusir om Tio secara paksa lalu membanting pintu rumahnya cukup kencang.

Paul dan bunda saling berpelukan di sofa, sebisa mungkin bunda Sri menenangkan putranya itu yang masih menangis dan menahan emosinya.

"Kamu yang sabar ya sayang, bunda yakin papa sudah sangat tenang disana. Kamu harus ikhlas"bunda Sri terus mengusap punggung putranya itu dengan lembut.

"Paul bukan gak ikhlas Bun, Paul hanya kecewa sama orang yang sudah sangat Paul percaya ternyata khianati kita."ucap Paul mengurai pelukan sang bunda, di hapusnya air mata dari pipinya itu.

"Udah yang penting kita sudah tau siapa yang menabrak papa kamu dulu, bunda juga sebenarnya mau marah tapi apa boleh buat kalo untuk saat ini mau dipidana kan pun untuk apa, kejadian nya pun sudah sangat lama"bunda menatap kosong ke arah foto keluarga yang di pajang di tembok rumahnya.Disana ada Paul yang masih SD sedang di gendong papa nya.

"Yasudah, Paul ke kamar dulu ya bun mau bersih-bersih, mau langsung istirahat juga"pamit lelaki itu yang di beri anggukan oleh sang bunda.

*******

Sementara itu, Nabila masih berbaring lemah di atas ranjang di salah satu klinik yang tak jauh dari rumahnya, seluruh tubuhnya terasa sakit apalagi bagian siku tangan nya luka-luka, di tambah pergelangan kakinya sedikit terkilir akibat tertimpa motornya sendiri.

"Umma aku pengen pulang aja"rengek Nabila mencoba mendudukkan dirinya di atas ranjang, umma membantu putrinya itu agar bisa bersandar.

"Nanti ya tunggu dokter nya dulu,katanya kaki kamu terkilir, sabar ya dokter mau ngasih dulu resep obatnya"umma mengusap lembut kepala putrinya itu, dirinya sudah berganti jilbab bergo yang dibawa umma dari rumah.

BOCIL PEMIKAT HATI (PAUL&NABILAH)-[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang