BPH 12

1.8K 213 12
                                    

Happy reading guys♥️🖤

"Tolong aku takut"lirihnya panik.

Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka sorot cahaya dari flash hp menyorot dua orang yang sedang berpelukan,anggis syok melihat adegan di depan nya itu.

"Nab lo ngapain peluk pak Paul"sahut anggis yang masih menyodorkan hpnya ke arah dua orang itu,untung anggis membawa hpnya untuk mendengarkan musik jadi dia bisa mendapatkan sedikit cahaya dari flash hpnya.

Nabila melepaskan pelukannya menjauhkan diri dari gurunya itu,dan menetralisir degup jantungnya yang mulai tak karuan, sama halnya dengan pak Paul dia hanya membenarkan rambutnya yang sebenarnya tidak kusut ataupun ada sesuatu,dan lampu di ruangan itu pun mulai menyala kembali.

"Maaf pak saya beneran takut tadi jadi reflek peluk kaya gitu"ucap Nabila menyesal dirinya merasa ceroboh kali ini dia benar-benar malu.

Pak Paul mengangguk paham"iya gapapa saya ngerti, tadi kebetulan saya sedang lewat di depan kamar kalian terus lampu kan mati, jeritan kalian beneran bikin saya syok di tambah pintu kamar ini agak sedikit terbuka, saya masuk aja takutnya ada apa-apa kan."

"Pak lagi ngapain disini"tanya pak Rekky masuk dari balik pintu kamar Nabila.

"Ini tadi pas lampu mati mereka jerit-jerit kaya minta bantuan saya panik lah jadi ngecek ke dalam di tambah pintu kamar mereka gak tertutup juga."ucap pak Paul menjelaskan.

Pak Rekky mangut-mangut mendengar penuturan rekannya itu."iya katanya tadi ada sedikit gangguan listriknya gitu, sekarang aman ko. Kalian istirahat lagi ya besok kita kembali berpetualang."ucap pak Rekky pamit dari sana bersama pak Paul.

Nabila dan anggis mengangguk paham, kemudian mengunci pintu kamar mereka dari dalam sambil menunggu Rachel dan Tisa yang juga belum kembali ke hotel.

***************

Suara dengkuran cukup keras terdengar di samping tempat tidur pak Paul dan pak Rekky mereka cukup terganggu dari tidurnya karena suara itu terdengar semakin keras dari mulut pak Diman dan pak Anton yang saling bersautan.

"Pasti gak bisa tidur juga ya?"tanya Paul pada lelaki di sampingnya yang terlihat masih memainkan ponselnya.

Pak Rekky mengangguk dengan muka memelas"banget pak! pusing saya dengernya, pindah yuk ke kamar Nabila"cengir nya mengejek.

Pak Paul melotot tak percaya"wah parah pak Rekky nanti kita di sangka pedofil lagi"celetuknya sambil menahan tawa.

"Cantik gak pak?"tanya pak Rekky mengalihkan arah pembicaraan mereka kali ini lelaki itu menunjukan foto seorang wanita dengan pakaian tak senonoh.

Lagi-lagi pak Paul menatap tak percaya"siapa itu? Pak Rekky istighfar pak suka banget liat gituan."ucapnya menjauhkan hp itu dari pandangan nya.

"Jangan munafik gitu pak, laki-laki normal tau liat ginian"celetuknya sambil cengengesan.

Lagi-lagi pak Paul menggelengkan kepalanya, dia tak paham dengan cara berpikir pak Rekky yang terkesan vulgar. Lelaki itu mencari charger di tas kecilnya karena ponselnya lowbat. saat mengeluarkan isi tas kecilnya itu di atas kasur, pak Rekky membawa sepucuk kertas kecil yang tergeletak disana.

"Widih ada yang foto berdua nih"goda pak Rekky bersiul menyunggingkan senyum nya.

Pak Paul merebut foto itu dan memasukan nya kembali kedalam tas miliknya"oh ini,tadi nabila maksa minta foto berdua"sahutnya sambil sibuk men charger hpnya di sisi tempat tidurnya.

"Tapi mau kan?tapi seneng kan?"goda pak Rekky menyenggol lengan lelaki itu.

"Gak lah saya sudah punya pacar"jawabnya tanpa ekspresi.

BOCIL PEMIKAT HATI (PAUL&NABILAH)-[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang