BPH 32

2.2K 271 34
                                    

Happy reading guys🖤♥️
WARNING!!!
DILARANG SENYUM SENDIRI MEMBACA PART INI :)







Nabila menutup kembali pintu jok depan lalu memanggil pelan lelaki yang sudah berjalan ke arah pintu kemudi mobilnya"pak sini bentar"teriak Nabila sedikit berbisik tangannya melambai memberi kode pak Paul agar menghampirinya.

"Kenapa nab?"tanya pak Paul.

"Bapak gak salah ngajak saya ke dufan bareng mereka?"gadis itu menunjukan wajah kekecewaannya.

"Kamu gak suka ya pak rekky sama Bu Astuti ikut?mereka cuman nebeng aja nanti disana kita pisah ko"pak Paul menjelaskan tujuan rekannya itu ikut.

"Berarti mulut aku berbisa deh,masa ia pak rekky beneran jadi sama Bu astuti"ucap Nabila tak percaya mulutnya dibekap oleh tangannya sendiri.

Pak Paul menahan tawanya melihat ekspresi gadis itu, ingin sekali dia menangkup pipinya yang gemas, namun dia urungkan karena apa nanti kata orang.

"Kalo berbisa, harusnya bicara yang baik-baik aja biar jadi kenyataan"lelaki itu menunduk menatap wajah Nabila dari jarak dekat.

"Maksudnya aku sama bapak jodoh ya"goda Nabila padahal dalam hatinya ia sangat malu dan salting di tatap begitu lekat oleh lelaki itu.

"Udah yuk berangkat kasian nanti mereka jenuh di mobil"ajak lelaki itu lalu mengusap lembut kepala Nabila.

Nabila mencoba menahan senyum nya, pipinya mulai memanas, gadis itu kembali membuka pintu jok depan lalu duduk disana.

"Lama banget nab, ngobrolin apaan sih? Pasti ngobrolin saya sama janda ini kan?"tunjuk pak rekky ke arah wanita yang duduk disebelahnya.

Sedangkan pak Paul tersenyum lebar mendengar obrolan mereka bertiga sambil menjalankan mesin mobilnya.

Bu Astuti menabok pelan tangan pak Rekky"pak apaan sih kualat panggil janda segala, makannya cepetan jangan jadiin saya janda lagi"ucap Bu Astuti dengan wajah kesalnya.

Nabila tertawa melihat kedua gurunya itu. Sedangkan pak Rekky terlihat tertekan, meminta ampun kepada wanita itu.

"Cepetan Bu minta di nikahin sama pak Rekky"goda Nabila sambil cengengesan.

"Nab awas ya, kamu ngaco nih kalo ngomong"tunjuk pak rekky yang tak terima ejekan Nabila.

"Mana mau dia nab, anak saya banyak banget yang belum nikah aja masih 7, cucu saya udah 2"kekeh Bu Astuti melirik sekilas ke arah pak Rekky yang terlihat cemberut.

"Tuh pak kode pak"sindir pak Paul yang serius mengemudikan mobilnya.

Pak Rekky hanya tersenyum malu, sebenarnya sebelum Nabila ngata ngatain dia dengan Bu Astuti, pak Rekky memang sedikit kagum dengan perjuangan wanita itu dia harus sendirian bersama semua anaknya.

Namun kalau pun dia menikah dengan Bu Astuti, pak Rekky gak munafik kalo ingin juga punya keturunan dari dia sendiri tapi di satu sisi juga kasian kalo Bu Astuti harus punya anak lagi, apalagi Rani, dia masih sangat membutuhkan kasih sayang lebih ibunya, belum lagi dari keluarga pak rekky yang selalu protes kalau punya calon istri tuh sebisa mungkin harus yang masih gadis.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang karena jalanan agak macet, pak Paul sudah memarkirkan mobilnya di kawasan Ancol.

Kini pak Rekky dan Bu Astuti sudah berjalan untuk memesan tiket masuk Dufan.Mereka sengaja memesan tiket Fast Track agar bebas mengantri saat menaiki wahana, semua tiket ditanggung oleh pak Paul yang kebetulan memang sedang banyak uang dari neneknya.

Setelah mereka berempat diberi gelang tanda masuk dan cap stiker di tangan.Pak Paul dan Nabila jalan beriringan, di susul oleh pak Rekky dan Bu Astuti dari belakang.

BOCIL PEMIKAT HATI (PAUL&NABILAH)-[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang