BPH 14

1.7K 220 13
                                    

Happy reading guys♥️🖤


Pak Paul semakin mendekatkan wajahnya ke arah Nabila, tangannya meraba pipi mulusnya dan menyingkirkan sisa kotoran disana, pikirnya gimana kalo ada binatang ataupun lintah yang menempel disana.

Nabila tersadar dan buru-buru menyingkirkan tangan gurunya itu"maaf tadi ada kotoran banyak banget di pipi kamu"ucap pak Paul kembali duduk d kursinya,Nabila pun begitu kini pandangannya hanya ke arah depan.

Gadis itu mengulum senyumnya menahan salting dan memegang pipinya yang terasa panas.

Setelah selesai kegiatan menaiki Jeep semua murid bergegas membersihkan diri mereka dan mengganti pakaian yang basah setelah bermain air.Terutama Nabila dan anggis yang janjian mengganti pakaian bersama.

Dari tempat itu rombongan kali ini, mampir sebentar ke tempat oleh-oleh khas Yogjakarta sebelum mereka semua akan kembali bersenang senang ke pantai Parangtritis. Meskipun cuaca siang ini semakin panas tapi rasanya badan Nabila setelah main air tadi menjadi gak enak mungkin gadis itu masuk angin di tambah AC bus yang terus menyala.

"Gis, gue titip bakpia sama oleh-oleh lainnya yang paling best seller pokoknya, gue pusing banget nih kayanya masuk angin deh setelah main air tadi"ucap Nabila dengan nada lemas terlihat mukanya sedikit pucat.

"Yaudah lo tungguin disini biar gue turun, atau mau gue bilangin sama kak ayu supaya nunggu lo disini"tawar anggis karena khawatir terjadi apa-apa pada sahabatnya itu.

Nabila menggeleng cepat"ga usah lagian gue mau tidur aja ko,nih uangnya kalo kurang pake punya lo dulu ya"jawab gadis itu menyodorkan beberapa lembar uang dari dompetnya.

Anggis mengacungkan jempolnya dan keluar dari bus bersama Edo dan teman lainnya, sedangkan Nabila tertidur memakai bantal lehernya,dia juga oleskan sedikit minyak angin ke lehernya. Minyak angin dari Jemmy yang dia berikan padanya.

**********
Pak Paul dan pak Rekky sedang mengantri di kasir setelah memilih beberapa oleh-oleh yang akan ia bawa ke rumah. Terutama pak Paul dia sudah menenteng keranjang berisi bakpia dan beberapa makanan lain untuk sang bunda dan juga untuk Raisa karena itu makanan kesukaannya, bahkan kekasihnya itu dari jauh jauh hari selalu mengingatkan dirinya agar tidak lupa membawa oleh-oleh khas Jogja itu.

"Kenapa pak?"tanya pak Rekky yang melihat rekannya sedang mencari sesuatu di tas kecilnya.

"Dompet kayanya ketinggalan di bus deh, bapak ada uang lebih ga nanti saya ganti di bus"jawabnya sambil meraba raba saku celananya siapa tau dia lupa.

"Saya juga pas-pasan pak,saya malu tadi juga kasbon dulu ke bu Astuti"ucapnya nyengir.

"Coba cek aja sana ke bus kayanya di tas yang gede tadi saya lihat, biar ini saya jagain dulu lagian ngantrinya masih panjang"ucap pak Rekky yang membawa belanjaan pak Paul ke satu tangan nya yang lain.

Pak Paul mengangguk dan berlari keluar toko tersebut berjalan cepat ke arah parkiran bus satu berada. Setelah masuk ke bus terlihat hanya ada sopir yang sedang tertidur. Dan pak Paul di kagetkan dengan Nabila yang terlihat memejamkan matanya dengan wajah sedikit pucat.

"Apa dia sakit, pantas saja tadi tidak terlihat batang hidungnya di tempat oleh-oleh"monolognya sambil mengecek tas yang ia yakini keberadaan dompetnya itu.

Rasa mual langsung menghantam perut gadis itu tiba-tiba ia bangun dari tidurnya." Pak ada kantong plastik gak aku mau muntah kayanya"sahutnya lemas untung dia melihat pak Paul ada di depan kursinya.

Pak Paul panik segera mencari plastik di tas pak Rekky, untung ada banyak kantong plastik disana lalu duduk di sebelah gadis itu untuk membantu Nabila yang terlihat kesakitan.

BOCIL PEMIKAT HATI (PAUL&NABILAH)-[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang